Selisih allowance dan waktu non produktif yang bernilai positif menunjukkan bahwa karyawan menggunakan waktunya untuk hal yang tidak produktif lebih
besar dari allowance yang diberikan.
6.3 Analisis Hubungan Beban Kerja NASA-TLX dan Work Sampling
Hasil pengolahan NASA-TLX dan work sampling secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 6.3.
Tabel 6.3. Hasil Pengolahan Data NASA-TLX dan Work Sampling
No Nama
Rata- rata
WWL Indikator
NASA-TLX yang Paling
Berpengaruh Waktu
Produktif Hasil
Work Sampling
Allowance Waktu
Produktif Seharusnya
1 Junior
Engineer SCADA
83,34 Mental
Demand MD
89,3 13
87
2 Assistant
Engineer SCADA
81,34 Temporal
Demand TD 88,6
12 88
3 Supervisor
SCADA 81,67
Effort EF 89,1
12 88
4 Supervisor
Fasilitas Telekomunikasi
79 Effort EF
84,7 15
85
5 Junior Officer
Fasilitas Telekomunikasi
81,34 Temporal
Demand TD 84,5
15 85
6 Assistant
Officer Fasilitas Telekomunikasi
76,67 Temporal
Demand TD 84,1
15 85
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 6.3. dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan antara hasil pengamatan work sampling dan beban kerja mental menurut NASA-TLX. Hal ini
disebabkan karena karyawan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menghadapi setiap pekerjaan dan juga membutuhkan konsentrasi yang tinggi
dalam menyelesaikan pekerjaannya pada saat-saat tertentu. Beban mental di lingkungan kerja dipengaruhi oleh tuntutan tugas, faktor
lingkungan luar dan pengalaman masa kerja. Tuntutan tugas karyawan SCADA dan fasilitas telekomunikasi mengharuskan mereka bekerja dengan tingkat
konsentrasi yang tinggi, tekanan waktu penyelesaian dan melakukan aktifitas kerja yang monoton.
Beban kerja mental dan waktu produktif yang paling tinggi terdapat pada junior engineer SCADA dan supervisor SCADA. Ini menunjukkan bahwa dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya, junior engineer SCADA dan supervisor SCADA sudah mempergunakan waktu yang diberikan oleh perusahaan dengan seoptimal
mungkin. Beban kerja yang tinggi tersebut dapat diakibatkan karena besarnya tuntutan dalam penyelesaian tugas-tugas yang menjadi tanggungjawab mereka.
Banyaknya aktivitas mental seperti berfikir, menganalisa, dan juga usaha yang cukup besar yang harus mereka keluarkan dalam penyelesaian tugas-tugas
tersebut dapat menjadi faktor yang menyebabkan tingginya beban kerja mental pada junior engineer SCADA dan supervisor SCADA.
Nilai beban kerja mental yang sama ditunjukkan oleh assistant engineer SCADA dan junior officer fasilitas telekomunikasi. Namun, waktu produktif
diantara keduanya berbeda. Assistant engineer SCADA sudah memanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
waktu produktifnya dengan baik, sedangkan junior officer fasilitas telekomunikasi belum memanfaatkan waktu produktifnya dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari
masih adanya waktu yang dipergunakan untuk melakukan hal-hal tidak produktif diluar allowance yang sudah diberikan. Hal ini jugalah yang menjadi faktor yang
menyebabkan beban kerja junior officer fasilitas telekomunikasi dirasa tinggi temporal demand, karena waktu yang diberikan dirasa tidak cukup untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya. Pada assistant engineer SCADA, junior officer dan assistant officer
fasilitas telekomunikasi, indikator yang paling berpengaruh adalah temporal demand, padahal untuk waktu produktif, junior officer dan assistant officer
fasilitas telekomunikasi termasuk yang paling rendah dalam memanfaatkan waktu produktifnya. Temporal demand merupakan indikator beban mental yang
berkaitan dengan tuntutan waktu dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Junior officer dan assistant officer fasilitas telekomunikasi menganggap bahwa waktu
yang diberikan perusahaan tidak cukup dalam penyelesaian tugas-tugas Hal tersebut terjadi karena mereka belum memanfaatkan waktu produktifnya dengan
baik dengan masih dilakukannya kegiatan non produktif diluar allowance yang
sudah diberikan.
Jika ditinjau dari allowance yang diberikan kepada karyawan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah dan keterlambatan
yang tak terhindarkan, untuk karyawan SCADA tidak terdapat lagi waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan non produktif sedangkan untuk karyawan
fasilitas telekomunikasi, masih terdapat waktu yang digunakan untuk kegiatan non
Universitas Sumatera Utara
produktif. Dari hasil pengamatan, kegiatan non produktif yang dilakukan karyawan pada jam kerja berupa tiba di kantor tidak tepat waktu, menggunakan
alat komunikasi untuk kepentingan pribadi, pulang lebih awal dan sebagainya. Indikator beban mental NASA-TLX yang paling berpengaruh pada
karyawan adalah mental demand, temporal demand dan effort. Indikator mental demand mempengaruhi pekerjaan karyawan karena mereka dituntut untuk selalu
berkonsentrasi dalam hal mengamati seluruh sistem gardu induk yang tersebar di Sumatera Utara dan Aceh yang saling terkoneksi yang umumnya sering
mengalami gangguan. Pemecahan masalah terhadap satu gangguan harus dapat segera diatasi sebelum masalah yang lain muncul. Seringnya terjadi gangguan
ditiap-tiap sistem gardu induk menyebabkan karyawan kurang memiliki waktu untuk sekedar menghilangkan rasa jenuh atau bosan dalam menghadapi
pekerjaanya. Maka untuk penelitian selanjutnya sebaiknya pemberian allowance untuk karyawan yang bersangkutan lebih diperhatikan lagi mengingat besarnya
tanggung jawab dan tingkat konsentrasi yang dibutuhkan dalam pekerjaannya. Indikator temporal demand berpengaruh karena setiap pekerjaan yang
diberikan memiliki deadline setiap harinya. Jadi karyawan dituntut untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut sebelum waktu yang telah ditentukan. Untuk
subbagian SCADA, karyawan memanfaatkan waktu kerjanya dengan efektif, hal ini terlihat dari tidak adanya waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan
non produktif. Sedangkan untuk karyawan fasilitas telekomunikasi, masih terdapat waktu untuk kegiatan non produktif sehingga hasil pengamatan work
sampling menunjukkan karyawan tidak efisien dalam memanfaatkan waktu
Universitas Sumatera Utara
kerjanya. Untuk itu para karyawan sebaiknya diberi arahan untuk lebih memanfaatkan waktu kerja dalam melakukan kegiatan produktif.
Indikator effort memiliki pengaruh dalam pekerjaan disebabkan karyawan memiliki lebih banyak tanggung jawab dalam pekerjaanya. Dari hasil work
sampling menunjukkan waktu kerja sepenuhnya digunakan karyawan SCADA untuk bekerja dan untuk karyawan fasilitas telekomunikasi masih terdapat waktu
yang digunakan untuk melakukan kegiatan non produktif. Beban kerja mental yang cukup tinggi, jika dibiarkan secara terus menerus
tanpa adanya langkah perbaikan, dapat menyebabkan gangguan-gangguan kesehatan seperti kelelahan fisik, penurunan stamina, sakit kepala, reaksi-reaksi
emosional seperti kebingungan, frustasi, kegelisahan, malas bekerja, sulit tidur dan mudah marah. Gangguan-gangguan kesehatan ini, jika tetap dibiarkan tanpa
adanya suatu tindakan pemulihan, akan menyebabkan stress yang kemudian akan berdampak pada penurunan performansi, efisiensi dan produktivitas kerja yang
bersangkutan. Sehingga perlu dilakukan suatu perbaikan untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan kesehatan akibat beban kerja mental yang cukup
tinggi. Perbaikan tersebut dapat berupa pemberian waktu istirahat tambahan di sela-sela jam kerja, rotasi karyawan dan penambahan jumlah karyawan.
6.4 Analisis Pemetaan Kompetensi