Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Ailando Siregar 2008 yang menunjukkan bahwa potensi kebangkrutan yang dihitung dengan model Z-Score
metode Altman dapat mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Selain itu penelitian ini juga dilakukan oleh Haryadi Sarjono 2006. Dosen Universitas Bunda Mulia tersebut menggunakan metode Altman dengan model Z-
Score sebagai alat analisis penelitiannya. Beliau meneliti sepuluh perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya sangat akurat
dan menghasilkan beberapa perusahaan yang dapat tergolong perusahaan yang sehat, rawan bangkrut maupun bangkrut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian secara spesifik lagi mengenai tingkat kesehatan perusahaan dan peneliti memilih
beberapa perusahaan industri makanan dan minuman yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Maka peneliti menuangkannya dalam skripsi dengan judul
“Analisis Rasio Keuangan dengan Menggunakan Metode Altman untuk Mengukur Kesehatan Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
B. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti mencoba merumuskan masalah yaitu “Apakah analisis rasio keuangan model Z-Score metode Altman yaitu perbandingan
working capital terhadap total assets, perbandingan retairned earnings terhadap total assets, perbandingan earning before interest and taxes terhadap total assets,
perbandingan book value of equity terhadap book value of total debt,
Universitas Sumatera Utara
perbandingan sales terhadap total assets memiliki hubungan dan berpengaruh secara parsial dan simultan untuk mengukur kesehatan perusahaan serta mampu
memprediksi kebangkrutan pada perusahaan manufaktur industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui dan mengukur kesehatan perusahaan manufaktur pada umumnya dan
industri makanan dan minuman pada khususnya, yang diukur dengan menggunakan model Z-Score dari metode Altman.
2. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi yang akurat dan relevan yang dapat digunakan oleh :
a. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk mengukur
kesehatan perusahaan, dan merupakan media pembanding antara teori yang telah diperoleh dari literatur dan perkuliahan dengan aplikasinya pada
perusahaan tempat diadakan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
b. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik-topik
yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini. c.
Sebagai bahan pertimbangan dan referensi bagi berbagai pihak dan sebagai bahan masukan bagi peneliti sejenis untuk menyempurnakan penelitian
berikutnya dan pengembangan lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Analisis laporan keuangan
Laporan keuangan merupakan dasar menyediakan banyak informasi yang diperlukan para pemakai untuk membuat keputusan ekonomis sehubungan dengan
kegiatan usaha. Laporan keuangan bermaksud memberikan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan hanya dijadikan
“alat penguji” dari pekerjaan seorang pembukuan dalam suatu perusahaan. Tetapi pada saat ini, laporan keuangan bukan hanya sebagai alat penguji melainkan
sebagai bahan untuk dapat menentukan dan menilai posisi keuangan perusahaan, di mana hasil analisanya menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Salah satu tugas penting dari manajeman dan para investor setelah akhir
tahun adalah menganalisis laporan keuangan yang sudah disusun dan telah diyakini tingkat kewajarannya, yang mana tingkat kewajaran tersebut didapat dari
pendapat akuntan publik atas hasil pemeriksaannya terhadap laporan keuangan perusahaan.
Analisis terhadap laporan keuangan merupakan tindakan yang sangat penting untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan, terutama
bagi para manajer untuk mengambil keputusan dalam aktivitas perusahaan. Informasi hasil dari analisis tersebut dijadikan sebagai alat dalam memutuskan
kebijakan disamping alat-alat financial lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Ardios dalam kamus Akuntansinya 2010 analisis laporan keuangan adalah suatu metode analisa ekonomi yang memasukkan pergerakan kas
yang positif aliran kas masuk dan pergerakan kas yang negatif aliran kas keluar yang disebabkan oleh aktivitas untuk menentukan kebutuhan relatif dari
aktivitas tersebut. Analisis laporan keuangan dapat digunakan untuk membandingkan pos-pos
keuangan pada laporan tahunan berjalan dengan pos-pos terkait pada periode sebelumnya. Analisis laporan keuangan juga digunakan secara luas untuk
memeriksa keterkaitan dalam laporan keuangan. Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Harahap 2010 tentang pengertian analisis laporan
keuangan dapat disimpulkan sebagai sebuah uraian tentang pos-pos dalam laporan keuangan secara lebih detail. Uraian ini berguna untuk melihat hubungan yang
signifikan antara satu pos dengan pos lainnya. Dari uraian itu diharapkan dapat diambil kesimpulan kondisi keuangan perusahaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif. Analisis laporan keuangan yang dilakukan dimaksudkan untuk menambah
informasi yang ada dalam suatu laporan keuangan. Laporan keuangan bisa saja menyembunyikan sesuatu informasi yang salah tetapi hasil analisa dari laporan
keuangan tersebut tidak akan mungkin menyembunyikan informasi yang salah. Hal ini juga membuktikan bahwa akuntansi memiliki disiplin ilmu tersendiri yang
sifatnya objektif dan ilmiah. Hasil dari analisis laporan keuangan akan bisa membuka kesalahan-
kesalahan yang terdapat dalam laporan keuangan seperti:
Universitas Sumatera Utara
a. Kesalahan proses akuntansi seperti : kesalahan pencatatan, kesalahan
pembukuan, kesalahan jumlah, kesalahan perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal.
b. Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya tidak mencatat, pencatatan harga
yang tidak wajar, menghilangkan data, income smoothing, dan lain sebagainya.
Hasil analisis laporan keuangan juga dapat menghilangkan situasi menduga- duga, ketidakpastian, intuisi, pertimbangan pribadi, dan lain sebagainya. Maka
dari itu, analisis laporan keuangan dapat memperkuat keyakinan kita pada informasi yang ada sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam
menjalankan aktivitas usaha. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut : a.
Dapat diberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
b. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata explicit
dari suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan implicit.
c. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
d. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi
yang diperoleh dari luar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk
prediksi, peningkatan rating.
2. Analisis rasio keuangan
Jika analis hanya menganalisis item atau akun yang ada dalam laporan keuangan, maka analis kesulitan untuk menilai seberapa baik perusahaan
beroperasi. Untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan, analis keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan. Untuk mempermudah dalam menganalisis, alat bantu yang digunakan adalah analisis rasio. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Sama halnya dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lukman 2009
analisa laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio- rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan
kemungkinannya di masa depan. Perhitungan rasio tersebut diperjelas lagi oleh pendapat Darsono dan Ashari 2005 yang dapat disimpulkan bahwa dalam
analisis rasio ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal.
Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama, sedangkan
perbandingan eksternal yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio keuangan perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industri pada
titik yang sama
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, pada intinya perbandingan-perbandingan berupa rasio tersebut dapat digunakan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan sehingga dapat diketahui kesehatan perusahaan tersebut, baik pada masa lalu, saat ini, dan masa yang akan datang.
Terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar dalam suatu perusahaan.
Analisis rasio keuangan ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Lebih mudah dibaca dan ditafsirkan karena rasio merupakan angka-angka
atau ikhtisar statistik b.
Informasi yang sangat sederhana dibandingkan dengan informasi yang disajikan laporan keuangan yang rinci dan rumit
c. Dapat mengetahui kondisi keuangan di tengah industri lain
d. Sebagai bahan yang bermanfaat untuk mengisi model-model pengambilan
keputusan bagi aktivitas perusahaan e.
Lebih mudah membandingkan perkembangan perusahaan dengan perusahaan lain secara periodik
f. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa
yang akan datang. Di samping keunggulan yang dimiliki, analisis rasio juga memiliki beberapa
keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio tersebut
adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat, yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya b.
Keterbatasan yang dimiliki oleh akuntansi atau laporan keuangan c.
Kesulitan dalam menghitung rasio jika data yang diperlukan untuk menghitung rasio tidak tersedia
d. Kesulitan juga terjadi apabila data yang dibutuhkan tidak sinkron
e. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karena itu, apabila dilakukan perbandingan dapat menimbulkan kesalahan.
3. Kesehatan perusahaan
Kesehatan perusahaan menggambarkan kondisi dan kinerja suatu perusahaan baik masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang. Pemegang saham,
kreditor, manajemen perusahaan menggunakan tingkat kesehatan perusahaan dalam proses pengambilan keputusan.
Bagi pemegang saham, tingkat kesehatan perusahaan yang baik dapat memberi semacam jaminan kepada pengembalian dividen bagi pemilik saham.
Bagi kreditor, tingkat kesehatan perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam pembayaran kembali kredit yang dipinjam, dan bagi
manajemen perusahaan sendiri, kondisi kesehatan perusahaan menunjukkan kinerja perusahaan dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan atau
kebijakan sebuah perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa jika kondisi perusahaan sehat maka perusahaan
tersebut dapat menjalankan aktivitasnya dan pihak eksternal perusahaan pun dapat
Universitas Sumatera Utara
mempercayai investasinya pada perusahaan tersebut. Sebaliknya, jika kondisi perusahaan dalam keadaan tidak sehat maka perusahaan terancam akan
mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, sangat diperlukan analisis terhadap laporan keuangan
perusahaan karena laporan keuangan merupakan sumber informasi bagi pihak- pihak yang menggunakannya yaitu pihak internal dan pihak eksternal perusahaan.
Tujuan dari dilakukannya analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut yaitu untuk mengukur kesehatan perusahaan tersebut.
4. Metode Altman
Berdasarkan formulasi dari Dr. Edward I. Altman, pada jurnalnya tahun 1968, untuk melihat kemungkinan perusahaan mengalami kegagalan usaha atau
disebut kebangkrutan, dapat digunakan analisis diskriminan. Altman menemukan lima rasio dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang sehat
dan yang bangkrut. Prediksi yang diformulasikan oleh Altman 1968 dalam bentuk persamaan yang kemudian dikenal dengan formula Z-Score:
Z= W
1
X
1
+ W
2
X
2
+ W
3
X
3
+ W
4
X
4
+ W
5
X
5
Fungsi Z yang ditemukan adalah:
Z = 0,012X
1
+ 0,014X
2
+ 0,033X
3
+ 0,006X
4
+ 0,999X
5
Dengan kriteria penilaian : a.
Jika nilai Z 1,81 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b.
Jika nilai 1,81 Z 2,99 tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupuan mengalami kebangkrutan.
c. Jika nilai Z 2,99 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Universitas Sumatera Utara
Rasio-rasio tersebut merupakan rasio yang mendeteksi kondisi keuangan perusahan yang berkaitan dengan likuiditas, profitabilitas, dan aktivitas
perusahaan.
Rasio-rasio prediksi kebangkrutan perusahaan
Rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kebangkrutan perusahaan ada lima yaitu:
a. Perbandingan working capital terhadap total assets X
1
Modal kerja di sini dimaksud adalah selisih antara aktiva lancar current assets dengan hutang lancar current liabilities. Sedangkan current assets pada
perusahaan terdiri dari cash on hand and banks, placement in other banks, notes and securities, loan and investment. Current liabilities terdiri dari demand
deposit, time deposit, dan saving deposit. Sedangkan total assets adalah semua assets yang ada di dalam perusahaan tersebut. Rasio ini pada dasarnya merupakan
salah satu rasio likuiditas yang mengatur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
b. Perbandingan retained earning terhadap total assets X
2
Rasio ini merupakan rasio profitabilitas yang mendeteksi atau mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam periode tertentu.
Retained earnings di sini adalah laba ditahan. Perbandingan retained earning terhadap total assets merupakan rasio profitabilitas yang dapat mendeteksi
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, yang ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dibandingkan dengan kecepatan
perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha.
Universitas Sumatera Utara
c. Perbandingan earning before interest and tax terhadap total assets X
3
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio Earning Before Interest and
Tax di sini adalah operating income. Rasio ini merupakan kontributor terbesar dari model tersebut.
d. Perbandingan market value equity terhadap book value of debt X
4
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. Rasio
market value equity di sini adalah closing price tahunan dikali dengan total share tahunan. Modal yang dimaksud di sini adalah gabungan nilai pasar dari modal
biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang.
e. Perbandingan sales terhadap total assets X
5
Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode
tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Sales yang dipakai pada perusahaan adalah
revenue. Sejak 1968, Edward Altman telah menguji Z-Score yang model untuk
beberapa perusahaan dan selama waktu ia mencoba untuk meningkatkan skor-z. Pada tahun 1983, model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu
revisi. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan
Universitas Sumatera Utara
manufaktur yang go publik melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan- perusahaan di sektor swasta. Model yang lama mengalami perubahan pada salah
satu variabel yang digunakan. Altman mengubah pembilang market value of equity pada X
4
menjadi book value of equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk ekuitasnya.
Z’= 0,717 X
1
+ 0,847 X
2
+ 3,107 X
3
+ 0,420 X
4
+ 0,988X
5
Z’ = bankrupcy index
X1 = working capital total asset X2 = retained earnings total asset
X3 = earning before interest and taxestotal asset X4 = book value of equity book value of total debt
X5 = sales total asset Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-
Score model Altman 1983, yaitu: a.
Jika nilai Z’ 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b.
Jika nilai 1,23 Z’ 2,9 maka termasuk grey area tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupuan mengalami kebangkrutan.
c. Jika nilai Z’ 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Altman modifikasi formula tersebut seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Altman kemudian memodifikasi
modelnya supaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang
emerging market. Dalam Z-Score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable
Universitas Sumatera Utara
X
5
perbandingan sales terhadap total assets karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aktiva yang berbeda-beda. Berikut persamaan Z-
Score yang dimodifikasi Altman dkk 1995:
Z” = 6,56 X
1
+ 3,26 X
2
+ 6,72 X
3
+ 1,05 X
4
Keterangan: Z” = bankrupcy index
X
1
= working capital total asset X
2
= retained earnings total asset X
3
= earning before interest and taxes total asset X
4
= book value of equity book value of total debt Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-
Score model Altman Modifikasi yaitu: a.
Jika nilai Z” 1,1 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b.
Jika nilai 1,1 Z” 2,6 maka termasuk grey area tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan.
c. Jika nilai Z” 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Jadi, karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang khususnya pada industri makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini, menggunakan formula Altman yaitu:
Z = 0,717X
1
+ 0,847X
2
+ 3,107X
3
+ 0,420X
4
+ 0,998X
5
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Di bawah ini terdapat tiga buah hasil penelitian terdahulu yang menjadi panduan peneliti untuk membuat skripsi ini. Penelitian-penelitian tersebut yaitu :
Tabel 2.1 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Judul
Penelitian Variabel
Hasil Penelitian
Ailando Siregar
2008 Pengaruh Potensi
Kebangkrutan Altman Terhadap
Pergerakan Harga Saham Manufaktur
Terbuka di Bursa Efek Indonesia
Dependen = Harga saham.
Independen = model Z-Score
Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa pergerakan harga saham
perusahaan manufaktur di BEI dipengaruhi oleh potensi
kebangkrutan Altman, meskipun pengaruh yang diberikan relatif
kecil.
Haryadi Sarjono,
ST, MM Analisis Laporan
Keuangan sebagai Alat Prediksi
Kemungkinan Kebangkrutan
dengan Model Diskriminan
Altman pada Sepuluh
Perusahaan Properti di Bursa
Efek Jakarta Dependen =
Prediksi kemungkinan
kebangkrutan. Independen =
model diskriminan
Altman Dari hasil penelitian menggunakan
model diskriminan Altman maka dari sepuluh perusahaan properti
yang terdapat di BEJ yang menjadi sampel penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut: 1.
Terdapat enam perusahaan yang mengalami ancaman
kebangkrutan serius.
2. Terdapat satu perusahaan yang
berada dalam daerah abu-abu. 3.
Terdapat tiga perusahaan yang berada dalam keadaan sehat
Josep Hasiholan
Sianturi 2010
Analisis Kebangkrutan
Perusahaan dengan Menggunakan
Metode Altman Z- Score pada
Perusahaan Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Dependen = Prediksi
Kebangkrutan Perusahaan
kebangkrutan. Independen =
model diskriminan
Altman Hasil penelitiannya tersebut
menemukan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki masing-
masing X
1
Working Capital Total Assets dan X
4
Market Value of Equity Book Value of Total
Liabilities menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak signifikan
untuk memprediksi kondisi financial bankcruption perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
C. Kerangka Konseptual