BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam setiap aktivitasnya memiliki tujuan. Perusahaan membutuhkan informasi sebagai alat
pemantau perkembangan dari aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan, apakah perusahaan mengalami kemajuan ataupun kemunduran dalam menjalankan
aktivitasnya. Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan, dan melaporkan peristiwa
dan kejadian yang berhubungan dengan aktivitas operasional perusahaan. Dengan kata lain, akuntansi berperan penting dalam memberikan informasi bagi
manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuannya. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi dalam satu periode akuntansi. Laporan keuangan juga merupakan informasi yang dilaporkan secara
periodik kepada para pemakainya. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen perusahaan sebagai bentuk informasi kegiatan perusahaan selama satu periode.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 2009, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan
ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Kelima jenis laporan keuangan tersebut dapat menjadi bahan dalam menilai
kesehatan perusahaan. Perusahaan dapat dikatakan sehat jika dinilai berpotensi menambah kekayaan atau kemakmurannya. Aktivitas perusahaan mewujudkan
Universitas Sumatera Utara
harapannya menambah kekayaan dan kemakmuran berhadapan dengan tantangan persaingan yang semakin tajam. Persaingan ini bukan hanya antar perusahaan di
dalam negeri juga dengan perusahaan-perusahaan di mancanegara. Melihat kondisi yang semakin mengglobalnya perekonomian menyebabkan persaingan
antar perusahaan menjadi semakin ketat. Hal ini menuntut perusahaan untuk memperkuat fundamental manajemen sehingga akan mampu bersaing dengan
perusahaan lain. Perusahaan manufaktur adalah merupakan salah satu perusahaan yang
sangat merasakan dampak persaingan global tersebut. Perkembangan industri manufaktur di suatu negara juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan
industri di negara tersebut. Perkembangan ini dapat dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan.
Krisis ekonomi dunia pada tahun 1998 juga dirasakan pengaruhnya terhadap perkembangan industri makanan dan minuman di Indonesia. Meskipun pengaruh
krisis tersebut lebih dirasakan lagi oleh industri non-makanan dan minuman. Oleh karena itu, untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, manajemen dituntut
untuk melakukan pengelolaan yang baik dan benar atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Keadaan perekenomian dunia yang tidak stabil pada periode 2008-2009 menjadi suatu penyebab utama terjadinya krisis global yang pada gilirannya
menjadi ancaman terhadap dunia usaha dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Dampak krisis global ini juga dirasakan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang
tergambar dari menurunnya pendapatan karena menurunnya daya beli masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Menurut data dalam situs www.bantenindustrialcluster.com
yang diunduh pada tanggal 7 April 2011
, penjualan produk makanan dan minuman kian menurun. Penurunan pada kuartal I tahun 2008 lebih besar dibandingkan dengan kuartal IV
tahun yang bersangkutan. Akibatnya terjadi penumpukan stok persediaan dalam volume yang cukup signifikan pengaruhnya terhadap tambahan beban
penyimpanan dan penanaman modal. Dilaporkan bahwa stok yang menumpuk pada industri makanan dan
minuman diperkirakan mencapai Rp 3,5 triliun – Rp 7,66 triliun. Nilai stok ini setara dengan omzet penjualan lebih dari 2 minggu. Nilainya sekitar 1 - 2 dari
total omzet industri makanan per tahun sebesar Rp 350 triliun – Rp 383 triliun omzet pada 2008. Secara umum, penurunan penjualan tersebut mulai
berlangsung sejak November 2008. Tidak hanya di pasar domestik, penjualan ekspor juga turun sekitar 30.
Dewasa ini banyak perusahaan manufaktur mengalami kendala dalam mencapai efesiensi dan efektivitas perusahaan untuk memperkuat fundamental
keuangannya. Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Hal ini dapat
menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Analisis rasio merupakan suatu alternatif yang dapat mengukur kesehatan
suatu perusahaan. Tingkat kesehatan perusahaan sangat penting artinya bagi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam aktivitas-aktivitas
yang dijalankan perusahaan. Oleh sebab itu, pentingnya analisis terhadap informasi-informasi yang terdapat pada laporan keuangan, untuk itu diperlukan
Universitas Sumatera Utara
suatu alat yang digunakan sebagai sistem peringatan dini. Salah satu alat tersebut adalah metode Altman tentang model Z-Score yang berguna untuk mengukur
kesehatan perusahaan. Model Z-Score metode Altman ini sangat akurat dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan. Kesehatan perusahaan dapat dilihat dari
kinerja keuangan perusahaan tersebut, kinerja keuangan yang buruk dapat mengakibatkan kebangkrutan.
Penelitian yang serupa telah diteliti oleh peneliti sebelumnya, walaupun terdapat banyak perbedaan di dalamnya seperti objek yang diteliti, tahun
penelitian maupun variabel yang digunakan. Seperti penelitian Josep Hasiholan Sianturi 2010 yang meneliti tentang potensi kebangkrutan dengan menggunakan
metode Altman pada perusahaan industri otomotif. Variabel yang digunakannya yaitu perbandingan working capital terhadap
total assets X
1
, perbandingan retairned earnings terhadap total assets X
2
, perbandingan earnings before interest and taxes terhadap total assets X
3
, perbandingan book value of equity terhadap book value of total debt X
4
, perbandingan sales terhadap total assets X
5
sebagai variabel independen dan kebangkrutan perusahaan Y sebagai variabel dependen.
Dalam penelitiannya, ia menemukan bahwa tingkat signifikansi yang dimiliki masing-masing X
1
perbandingan working capital terhadap total assets dan X
4
perbandingan market value of equity terhadap book value of total liabilities menunjukkan bahwa rasio keuangan tidak signifikan untuk
memprediksi kondisi financial bankcruption perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Ailando Siregar 2008 yang menunjukkan bahwa potensi kebangkrutan yang dihitung dengan model Z-Score
metode Altman dapat mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Selain itu penelitian ini juga dilakukan oleh Haryadi Sarjono 2006. Dosen Universitas Bunda Mulia tersebut menggunakan metode Altman dengan model Z-
Score sebagai alat analisis penelitiannya. Beliau meneliti sepuluh perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitiannya sangat akurat
dan menghasilkan beberapa perusahaan yang dapat tergolong perusahaan yang sehat, rawan bangkrut maupun bangkrut.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian secara spesifik lagi mengenai tingkat kesehatan perusahaan dan peneliti memilih
beberapa perusahaan industri makanan dan minuman yang memenuhi kriteria sebagai sampel. Maka peneliti menuangkannya dalam skripsi dengan judul
“Analisis Rasio Keuangan dengan Menggunakan Metode Altman untuk Mengukur Kesehatan Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan
Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
B. Perumusan Masalah