c. Perbandingan earning before interest and tax terhadap total assets X
3
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio Earning Before Interest and
Tax di sini adalah operating income. Rasio ini merupakan kontributor terbesar dari model tersebut.
d. Perbandingan market value equity terhadap book value of debt X
4
Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. Rasio
market value equity di sini adalah closing price tahunan dikali dengan total share tahunan. Modal yang dimaksud di sini adalah gabungan nilai pasar dari modal
biasa dan saham preferen, sedangkan hutang mencakup hutang lancar dan hutang jangka panjang.
e. Perbandingan sales terhadap total assets X
5
Rasio ini merupakan rasio yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar dalam satu periode
tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Sales yang dipakai pada perusahaan adalah
revenue. Sejak 1968, Edward Altman telah menguji Z-Score yang model untuk
beberapa perusahaan dan selama waktu ia mencoba untuk meningkatkan skor-z. Pada tahun 1983, model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu
revisi. Revisi yang dilakukan oleh Altman merupakan penyesuaian yang dilakukan agar model prediksi kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan
Universitas Sumatera Utara
manufaktur yang go publik melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan- perusahaan di sektor swasta. Model yang lama mengalami perubahan pada salah
satu variabel yang digunakan. Altman mengubah pembilang market value of equity pada X
4
menjadi book value of equity karena perusahaan privat tidak memiliki harga pasar untuk ekuitasnya.
Z’= 0,717 X
1
+ 0,847 X
2
+ 3,107 X
3
+ 0,420 X
4
+ 0,988X
5
Z’ = bankrupcy index
X1 = working capital total asset X2 = retained earnings total asset
X3 = earning before interest and taxestotal asset X4 = book value of equity book value of total debt
X5 = sales total asset Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-
Score model Altman 1983, yaitu: a.
Jika nilai Z’ 1,23 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b.
Jika nilai 1,23 Z’ 2,9 maka termasuk grey area tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupuan mengalami kebangkrutan.
c. Jika nilai Z’ 2,9 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Altman modifikasi formula tersebut seiring dengan berjalannya waktu dan penyesuaian terhadap berbagai jenis perusahaan. Altman kemudian memodifikasi
modelnya supaya dapat diterapkan pada semua perusahaan, seperti manufaktur, non manufaktur, dan perusahaan penerbit obligasi di negara berkembang
emerging market. Dalam Z-Score modifikasi ini Altman mengeliminasi variable
Universitas Sumatera Utara
X
5
perbandingan sales terhadap total assets karena rasio ini sangat bervariatif pada industri dengan ukuran aktiva yang berbeda-beda. Berikut persamaan Z-
Score yang dimodifikasi Altman dkk 1995:
Z” = 6,56 X
1
+ 3,26 X
2
+ 6,72 X
3
+ 1,05 X
4
Keterangan: Z” = bankrupcy index
X
1
= working capital total asset X
2
= retained earnings total asset X
3
= earning before interest and taxes total asset X
4
= book value of equity book value of total debt Klasifikasi perusahaan yang sehat dan bangkrut didasarkan pada nilai Z-
Score model Altman Modifikasi yaitu: a.
Jika nilai Z” 1,1 maka termasuk perusahaan yang bangkrut. b.
Jika nilai 1,1 Z” 2,6 maka termasuk grey area tidak dapat ditentukan apakah perusahaan sehat ataupun mengalami kebangkrutan.
c. Jika nilai Z” 2,6 maka termasuk perusahaan yang tidak bangkrut.
Jadi, karena penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan manufaktur yang khususnya pada industri makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, maka penelitian ini, menggunakan formula Altman yaitu:
Z = 0,717X
1
+ 0,847X
2
+ 3,107X
3
+ 0,420X
4
+ 0,998X
5
Universitas Sumatera Utara
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu