Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole

Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . 3. Stratum C C-storey, yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 4-20 m. 4. Stratum D D-storey, yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. 5. Stratum E E-storey, yaitu tajuk paling bawah lapisan kelima dari atas yang dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah ground cover yang tingginya 0-1 m.

4.6 Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole

Komposisi merupakan penyusun suatu tegakan yang meliputi jumlah jenisfamili ataupun banyaknya individu dari suatu jenis pohon Suin, 2002. Pada ketiga lokasi penelitian di dapat 18 famili pada tingkatan pohon dan 23 famili pada tingkatan pole. Komposisi pohon dan pole dari setiap famili yang terdapat pada ketiga lokasi relatif berubah. Dari seluruh data yang didapatkan diperhatikan bahwa ada famili-famili yang terdapat di ketiga lokasi penelitian dan ada yang hanya pada lokasi tertentu saja. Famili-famili pohon dan pole yang terdapat pada ketiga lokasi penelitian adalah Myrtaceae, Lauraceae, Dipterocarpaceae, Guttiferae, Stiracaceae, dan Rutaceae. Hal ini menunjukkan tingkat penyebaran dan adaptasi yang tinggi dari keenam famili ini terhadap kondisi fisik lingkungan Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Sehingga dapat dijumpai pada ketiga lokasi. Kondisi fisik lingkungan seperti kelembaban dan kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan penyebaran biji. Krebs 1985, menyatakan bahwa kelembaban tanah mempengaruhi penyebaran geografi pada sebagian besar pohon pada hutan pegunungan dan mempengaruhi kandungan ketersediaan air tanah, dimana hubungannya dengan temperatur dapat mempengaruhi keseimbangan air tumbuhan. Lebih lanjut ia juga menyatakan angin mempengaruhi kelembaban udara dan penyebaran biji tumbuhan pada hutan pegunungan. Beragamnya jumlah famili yang didapatkan tiap lokasi mungkin di sebabkan oleh kondisi lingkungan yang sangat khas pada hutan tersebut. Di mana pada hutan ini 44 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . terjadi perubahan faktor-faktor lingkungan seperti ketinggian tempat, dan keadaan tanahnya. Edwards et al.1990, dalam Monk et al. 2000, menyatakan distribusi jenis-jenis tumbuhan menurut ketinggian tempat berkaitan dengan perubahan jenis tanah. Perubahan penting pada tanah karena perubahan ketinggian adalah penurunan pH. Peningkatan karbon organik dan penurunan kedalaman perakaran. Dan variasi jumlah tersebut dapat juga disebabkan oleh kondisi iklim yang berubah seiring dengan naiknya ketinggian tempat. Jenis pepohonan yang tumbuh sangat miskin akan jenis tetapi kaya akan epifit. Pohon ini mempunyai satu stratum, dimana semakin tinggi dari permukaan air laut semakin rendahlah pohon-pohon yang dijumpai. Berdasarkan hasil penilitian diketahui bahwa vegetasi pohon pada ketiga lokasi memiliki komposisi yang berbeda 19-21. Gambar 4.19 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi I Dari Gambar 4.19 dapat di lihat bahwa jenis Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 17,50 , diikuti Litsea sp.2 Dari famili Lauraceae dan Eugenia sp.6 Dari famili Myrtaceae yang memiliki nilai yang sama sebesar 15,00 , Eugenia sp 1. Dari famili Myrtaceae dan Schima sp. Dari famili Dipterocarpaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sekitar 12,50 , Rhodoleia championi Hook. F. Dari famili Hammamelidaceae sebesar 7,50 , Swintonia sp. Dari famili Dipterocarpaceae, Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. Dari famili Araliaceae, Lithocarpus encleisacarpus Korth A. Camus Dari famili Fagaceae, dan Ardisia sp. Dari famili Saurauiaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sebesar 5,00 . Sedangkan jumlah jenis terendah terdapat antara lain pada jenis 5,00 5,00 5,00 5,00 7,50 12,50 12,50 15,00 15,00 17,50 Quercus lineata Bl. Litsea sp 2. Eugenia sp 6. Eugenia sp 1. Schima sp. Rhodoleia championi Hook. F. Swintonia sp. Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. Lithocarpus encleisacarpus Korth A. Camus Ardisia sp. 45 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Cinnamomum, Schefflera, Saurauia bracteosa, Hopea sp., dan lain-lain dengan persentase sebesar 2,00 . Tingginya nilai jumlah jenis Quercus lineata Bl. fagaceae menunjukkan banyaknya jenis ini pada ketinggian 1433 mdpl. Pada lokasi II bisa diketahui bahwa yang memiliki komposisi pohon tertinggi adalah jenis Litsea sp.2 Dari famili Lauraceae sebesar 25,64 , sedangkan jumlah jenis terendah antara lain terdapat pada jenis shorea sumatrana, Calophyllum sp., Evodia sp 1. dan lain-lain yang hanya memiliki jumlah satu individu saja atau sebesar 1,8 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut. Gambar 4.20 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi II Pada lokasi III bisa diketahui bahwa jenis Pinus mercusii Joungh. Dari famili Pinaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 43,18 , diikuti Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. Dari famili Myrtaceae sebesar 13,64 , Palaquium abovatum Griff. Engler Dari famili Sapotaceae sebesar 11,36 , Garcinia sp 1. Dari famili Guttiferae, Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae, dan Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 6,82 , Garcinia murdhocii Ridl. Dari famili Guttiferae sebesar 4,55 , shorea sumatrana Dari famili Dipterocarpaceae, Ficus annulata Bl. Dari famili Moraceae, dan Tristaenia sp. Dari famili Myrtaceae memiliki jumlah jenis yang sama yaitu sebesar 2,27 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.21 berikut. 12,82 15,38 5,13 7,69 5,13 10,26 7,69 5,13 5,13 25,64 Hopea sp. Quercus lineata Bl. Litsea sp 1. Litsea sp 2. Litsea cubeba Lour Pers. Eugenia sp 2. Eugenia cf. opaca Auct. Pinus mercusii Joungh. Dacrycarpus imbricatus Blume de Laub. Schima sp. 46 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Gambar 4.21 Komposisi Vegetasi Pohon pada Lokasi III Berdasarkan hasil yang didapatkan dari ketiga lokasi penelitian dapat dilihat dengan jelas bahwa tiap lokasi memiliki jenis dominan yang berbeda. Jumlah yang terbanyak didapatkan pada lokasi I adalah Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae, jenis yang terbanyak pada lokasi II adalah Litsea sp.2 dari famili Lauraceae, jenis terbanyak pada lokasi III adalah Pinus mercusii Joungh. Dari famili Pinaceae. Banyaknya jumlah jumlah jenis yang mencolok dibanding jenis lainnya mungkin disebabkan oleh kondisi lingkungan juga dipengaruhi oleh penyebaran organ generatif buah dan biji dari organisme tersebut serta manfaatnya dalam hutan tersebut, dimana buah dari pohon ini dapat dimanfaatkan oleh primata sebagai makanan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya buah dan biji bekas gigitan di lantai hutan. Dan untuk jenis- jenis yang lain sulit untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungan yang keras tersebut sehingga jumlah individu relative sedikit. Dari hasil pengukuran faktor fisik-kimia lingkungan pada setiap lokasi penelitian didapatkan hasil yang cukup bervariasi, seperti tercantum pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Data Faktor Fisik Lokasi Penelitian Lokasi Intensitas Cahaya lux Suhu Tanah o C Kelembaban Udara pH Tanah Suhu Udara o C I 8600 22,2 87 4,6 20,4 II 5100 19,8 70,5 4,8 20,2 III 6800 23,6 71,2 4,7 22,6 2,27 2,27 2,27 4,55 6,82 6,82 6,82 11,36 13,64 43,18 Pinus mercusii Joungh. Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. Palaquium abov atum Griff. Engler Garcinia sp 1. Eugenia sp 6. Palaquium sp. Garcinia murdhocii Ridl. shorea sumatrana Ficus annulata Bl. Tristaenia sp. 47 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Variasi dan keberadaan jenis pada tiap lokasi tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor fisik lingkungan, iklim dan faktor tanah dan kompetisi akan nutrisi yang sedikit pada hutan pegunungan. Pada semua lokasi penelitian didapat perubahan faktor fisiksuhu harian yang sedikit berbeda sehingga jenis-jenis tersebut mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan tersebut dan dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan pengamatan di lapangan, pada lokasi I didapat Suhu udara 20 C, pada Lokasi II didapat suhu udara 20 C, dan pada lokasi III terjadi kenaikan suhu udara yaitu 23 C. kelembaban udara pada lokasi I berkisar 90 dan mengalami penurunan sampai pada lokasi III yaitu sebesar 56 , intensitas cahaya pada lokasi I adalah 8600 Lux meter dan pada lokasi III terjadi kenaikan sampai 12500 Lux meter. Sama halnya juga dengan keadaan tanah, dimana pada lokasi I ph tanah berkisar 6,1 dan menurun pada lokasi III yaitu sebesar 4,3. Suhu tanah pada lokasi I didapat 22 C yang kemudian menurun pada lokasi II yaitu sebesar 21 C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6. Daniel et al. 1992, menyatakan bahwa pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan organisme lainnya dan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban dan sinar matahari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa vegetasi pole pada ketiga lokasi memiliki komposisi yang berbeda. Famili-famili pole yang ditemukan pada areal penelitian menunjukkan banyak kesamaan dengan famili-famili pada tingkatan pohon. Hal ini disebabkan pemencaran biji dari pohon-pohon induk terbatas sehingga keberadaan anak pohon tidak jauh dari pohon induk. Pada lokasi I ditemukan 73 individu yang tercakup dalam 28 jenis dan 15 famili. Dimana Palaquium sp. Sapotaceae memiliki nilai tertinggi sebesar 31,48 , Garcinia sp.1 Guttiferae 18,52 , Eugenia sp 7. Myrtaceae 11,11 , Albizzia sp. Leguminosae 9,26 , Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. Araliaceae dan Eugenia sp 3. Myrtaceae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 7,41 , Weinmannia blumei Plant. Cunnoniaceae, Elaeocarpus sp. Elaeocarpaceae, Eugenia cf. opaca Auct. Myrtaceae dan Garcinia forbesii King Guttiferae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 3,70 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut. 48 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Gambar 4.22 komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi I Gambar 4.23 komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi II Dari Gambar 4.23 dapat dilihat bahwa pada lokasi II vegetasi pole yang berada pada ketinggian 1.410 mdpl ini didominasi oleh Garcinia sp.1 Dari famili Guttiferae memiliki jumlah individu terbanyak yaitu sebesar 20,59 . Pada lokasi terdapat 96 individu yang tercakup ke dalam 16 famili dan 29 jenis. Kemudian posisi terbanyak kedua ditempati oleh Eugenia sp 1. Dari famili Myrtaceae 14,71 , 18,52 31,48 3,70 3,70 3,70 3,70 7,41 7,41 9,26 11,11 Palaquium sp. Garcinia sp 1. Eugenia sp 7. Albizzia sp. Brassaiops is glomerulata Bl Regel. Eugenia sp 3. Weinmannia blumei Plant. Elaeocarpus sp. Eugenia cf. opaca Auct. Garcinia forbesii King 10.29, 10 10.29, 10 10.29, 10 7.35, 7 5.88, 6 4.41, 4 4.41, 4 20.59, 22 14,71 11,76 Garcinia sp 1. Eugenia sp 1. Saurauia bracteosa DC. Brassaiops is glomerulata Bl Regel. Eugenia sp 7. Cinnamomum sp.1 Eugenia sp 6. Macaranga tanaria Muell. Symingtonia popu lnea Miq A. DC. Palaquium sp. 49 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Saurauia bracteosa DC. Dari famili Saurauiaceae 11,76 , Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. Dari famili Araliaceae, Eugenia sp 7. Dari famili Myrtaceae, dan Cinnamomum sp.1 Dari famili Lauraceae memiliki jumlah jenis yang sama sebesar 10,29 , Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae 7,35 , Macaranga tanaria Muell. Dari famili Euphorbiaceae 5,88 , Symingtonia populnea Miq A. DC. Dari famili Hammamelidaceae dan Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah jenis yang sama sebesar 4,41 . Gambar 4.24 Komposisi Vegetasi Pole pada Lokasi III Lokasi III ini berada pada ketinggian 1.412 mdpl dan terdapat 156 individu yang tercakup dalam 29 jenis dan 14 famili. Dari Gambar dapat dilihat bahwa Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae memiliki jumlah individu tertinggi yaitu sebesar 18,90 , diikuti oleh Eugenia sp 3. Dari famili Myrtaceae 17,32 , Saurauia bracteosa DC. Dari famili Saurauiaceae 15,75 , Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. Dari famili Araliaceae, dan Garcinia sp 1. Dari famili Guttiferae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 11,81 , Eugenia sp 6. Dari famili Myrtaceae 11,02 , Medinilla haseltii Bl. Dari famili Melastomataceae, dan Tristaenia sp. Dari famili Myrtaceae memiliki jumlah individu yang sama yaitu 3,94 , Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. Dari famili Lauraceae 3,15 , Gonystylus forbesii Gilg. Dari famili Thymelaeaceae 2,36 . Kondisi topografi dan fisik-kimia hutan pegunungan akan semakin ekstrim seiring dengan pertambahan ketinggian dari permukaan laut Damanik, S.J., et al, 50 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 .

1987. Hal ini juga bisa dilihat dari data fisik-kimia pada Tabel 4.6. Topografi yang

curam dan berbatu-batu yang ditemukan pada lokasi mempengaruhi keberadaan tumbuhan pada lokasi penelitian. Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain seperti suhu udara, kelembaban udara, suhu tanah, pH tanah dan intensitas cahaya matahari. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan berbeda pada setiap lokasi inilah yang mempengaruhi vegetasi dan perbedaan vegetasi pada lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Anwar 1984, bahwa kelimpahan dari vegetasi bawah di hutan pegunungan berubah seiring dengan bertambahnya ketinggian. Ini dipengaruhi oleh perubahan struktur pohon pembentuk tajuk yang semakin ke atas akan semakin pendek, tajuk rata, batang dan cabang berlekuk, daun tebal dan kecil.

4.7 Indeks Nilai Penting