Indeks Nilai Penting Kesimpulan dan Saran

Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 .

1987. Hal ini juga bisa dilihat dari data fisik-kimia pada Tabel 4.6. Topografi yang

curam dan berbatu-batu yang ditemukan pada lokasi mempengaruhi keberadaan tumbuhan pada lokasi penelitian. Demikian juga dengan faktor-faktor yang lain seperti suhu udara, kelembaban udara, suhu tanah, pH tanah dan intensitas cahaya matahari. Kondisi lingkungan yang ekstrim dan berbeda pada setiap lokasi inilah yang mempengaruhi vegetasi dan perbedaan vegetasi pada lokasi penelitian. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Anwar 1984, bahwa kelimpahan dari vegetasi bawah di hutan pegunungan berubah seiring dengan bertambahnya ketinggian. Ini dipengaruhi oleh perubahan struktur pohon pembentuk tajuk yang semakin ke atas akan semakin pendek, tajuk rata, batang dan cabang berlekuk, daun tebal dan kecil.

4.7 Indeks Nilai Penting

Indeks Nilai Penting menyatakan kepentingan suatu jenis tumbuhan serta memperlihatkan peranannya dalam komunitas, di mana nilai penting itu pada tingkatan Pohon dan Pole didapat dari hasil penjumlahan kerapatan relatif KR, frekuensi relatif FR, dan dominansi relatif DR. Dari ketiga lokasi penelitian mempunyai Indeks Nilai Penting yang beragam dan jenis yang berbeda. Indeks Nilai Penting pada ketiga lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Jenis-Jenis Pohon dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Lokasi I: No. Famili Spesies KR FR DR INP 1 Fagaceae Quercus lineata Bl. 15.5556 13.6364 9.6465 38.8384 2 Lauraceae Litsea sp 2. 8.8889 6.8182 13.2654 28.9724 3 Myrtaceae Eugenia sp 1. 8.8889 9.0909 11.2625 29.2423 4 Myrtaceae Eugenia sp 6. 8.8889 9.0909 9.1963 27.1761 5 Theaceae Schima sp. 8.8889 9.0909 7.2236 25.2034 6 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus Korth A. Camus 4.4444 4.5455 3.3874 12.3773 7 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 4.4444 4.5455 13.2372 22.2271 8 Myrsinaceae Ardisia sp. 4.4444 4.5455 3.1522 12.1421 9 Myrtaceae Syzygium aromaticum L. 4.4444 4.5455 2.3355 11.3254 51 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Merr. Perry. 12 Dipterocarpaceae Hopea sp. 2.2222 2.2727 1.7809 6.2759 13 Lauraceae Litsea trichophylla Kosterm. 2.2222 2.2727 1.0740 5.5689 14 Lauraceae Litsea cubeba Lour Pers. 2.2222 2.2727 1.1098 5.6048 Lanjutan………………. 15 Lauraceae Cinnamomum sp. 2.2222 2.2727 1.3035 5.7984 16 Lauraceae Litsea sp 1. 2.2222 2.2727 6.8012 11.2962 17 Leguminosae Albizzia sp. 2.2222 2.2727 1.1098 5.6048 18 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.2222 2.2727 1.5543 6.0493 19 Myrtaceae Eugenia sp 4. 2.2222 2.2727 1.2628 5.7578 20 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus Blume de Laub. 2.2222 2.2727 1.0197 5.5147 21 Rutaceae Evodia sp 1. 2.2222 2.2727 0.9675 5.4624 22 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 2.2222 2.2727 1.1292 5.6241 23 Anacardiaceae Swintonia sp. 2.2222 4.5455 2.1473 8.9150 Lokasi II No. Famili Spesies KR FR DR INP 1 Lauraceae Litsea sp 2. 13.3333 12.7660 22.4559 48.5552 2 Myrtaceae Eugenia sp 2. 8.8889 8.5106 15.0852 32.4848 3 Dipterocarpaceae Hopea sp. 6.6667 6.3830 8.2460 21.2956 4 Lauraceae Litsea cubeba Lour Pers. 6.6667 8.5106 6.4077 21.5850 5 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 6.6667 6.3830 5.2807 18.3304 6 Theaceae Schima sp. 6.6667 6.3830 6.2812 19.3308 7 Fagaceae Quercus lineata Bl. 4.4444 4.2553 2.1782 10.8780 8 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 4.4444 4.2553 4.9015 13.6013 9 Eugenia sp 7. 4.4444 4.2553 2.3288 11.0285 10 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus Blume de Laub. 4.4444 4.2553 2.9239 11.6237 11 Sapindaceae Nephelium sp. 4.4444 4.2553 4.0388 12.7385 12 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus Korth A. Camus 2.2222 2.1277 1.0093 5.3592 13 Guttiferae Calophyllum sp. 2.2222 2.1277 2.0372 6.3871 14 Garcinia sp 1. 2.2222 2.1277 1.1602 5.5101 15 Hammamelidaceae Rhodoleia championi Hook. F. 2.2222 2.1277 1.0093 5.3592 16 Lauraceae Cinnamomum zeylanicum NEES 2.2222 2.1277 0.9143 5.2642 17 Beilschmiedia sp. 2.2222 2.1277 0.8251 5.1750 18 Cinnamomum sp. 2.2222 2.1277 3.0140 7.3639 19 Litsea sp 1. 2.2222 4.2553 3.4698 9.9473 20 Myrtaceae Eugenia cf. desipiens K. V. 2.2222 2.1277 2.1394 6.4893 21 Eugenia sp 1. 2.2222 2.1277 0.8843 5.2342 22 Eugenia sp 6. 2.2222 2.1277 0.9298 5.2796 23 Sapotaceae Chrysophyllum sp. 2.2222 2.1277 1.1951 5.5449 24 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 2.2222 2.1277 1.2843 5.6342 52 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Lokasi III No. Family Spesies KR FR DR INP 1 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 27.0270 27.0270 41.3234 95.3775 2 Myrtaceae Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. 13.5135 13.5135 10.2666 37.2937 3 Guttiferae Garcinia sp 1. 8.1081 8.1081 6.5551 22.7713 4 Sapotaceae Palaquium abovatum Griff. Engler 8.1081 8.1081 10.4948 26.7110 5 Sapotaceae Palaquium sp. 8.1081 8.1081 4.6969 20.9131 6 Myrtaceae Eugenia sp 6. 5.4054 5.4054 3.5121 14.3229 7 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. 2.7027 2.7027 1.1171 6.5225 8 Araliaceae Schefflera sp. 2.7027 2.7027 1.3819 6.7873 9 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 2.7027 2.7027 3.7244 9.1298 10 Guttiferae Garcinia murdhocii Ridl. 2.7027 2.7027 5.8984 11.3038 11 Lauraceae Litsea cf. resinosa Bl. 2.7027 2.7027 1.0891 6.4945 12 Lauraceae Cinnamomum sp. 2.7027 2.7027 1.3404 6.7458 13 Lauraceae Phoebe sp. 2.7027 2.7027 1.3819 6.7873 14 Moraceae Ficus annulata Bl. 2.7027 2.7027 2.0690 7.4744 15 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.7027 2.7027 0.9306 6.3360 16 Myrtaceae Tristaenia sp. 2.7027 2.7027 1.2022 6.6076 17 Anacardiaceae Mangifera odorata Griff. 2.7027 2.7027 3.0161 8.4215 Dari Tabel 4.7 dapat di lihat bahwa Indeks Nilai Penting dari vegetasi pohon dilokasi I berkisar antara 8,9150 – 25,2034 . Pada lokasi II berkisar antara 21,2956 – 19,3308 , dan pada lokasi III berkisar antara 8,4215 – 26,7110 . Indeks Nilai Penting tertinggi pada lokasi I terdapat pada Quercus lineata Bl. Dari famili Fagaceae sebesar 38,8384 , Pada lokasi II INP tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2 Dari famili Lauraceae sebesar 48,5552 , dan pada lokasi III INP tertinggi didapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar 95,3775 . Pada hutan pegunungan dengan ketinggian 1000-3000 mdpl jenis-jenis yang terdapat pada zone ini adalah dari famili Fagaceae seperti Quercus, Castanopsis, Nethofagus, Magnolia, dan Ulmus. Beberapa asosiasi yang terdapat yaitu asosiasi Pinus mercusii, Agathis, Podocarpus, Duabanga malucans dan Araucaria. Dan yang 53 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . sering terdapat pada Lapisan tajuk kedua biasanya dikuasai famili Lauraceae, Myrtaceae Soerianegara Indrawan, 1978. Jenis dengan nilai kerapatan relative KR tertinggi pada lokasi I adalah Quercus lineata Bl. Dari famili fagaceae sebesar 15,5556 , Pada lokasi II Nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2. Dari famili Lauraceae sebesar 13,3333 , dan pada lokasi III Nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar 27,0270 . Tingginya nilai ini menunjukkan banyaknya jenis tersebut pada Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Beragamnya nilai kerapatan relatif ini mungkin disebabkan karena kondisi hutan yang memiliki variasi lingkungan yang tinggi. Menurut Loveless 1989, sebagian tumbuhan dapat berhasil tumbuh dalam kondisi lingkungan yang beraneka ragam sehingga tumbuhan tersebut cenderung tersebar luas. Nilai frekuensi relatif FR tertinggi pada lokasi I terdapat pada jenis Quercus lineata Bl. Dari Suku Fagaceae sebesar 13,6364 , Pada lokasi II Nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp 2. Dari famili Lauraceae sebesar 12,7660 , dan pada lokasi III Nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh Dari famili Pinaceae sebesar 27,0270 . Frekuensi kehadiran suatu jenis organisme di suatu habitat menunjukkan kesering-hadiran jenis tersebut di habitat itu. Dari frekuensi kehadiran itu dapat tergambar penyebaran jenis tersebut di habitat itu. Bila frekuensi kehadirannya tinggi berarti jenis itu sering ditemukan di habitat itu Suin, 2002. Lebih lanjut Suin 2002 menyatakan bahwa frekuensi kehadiran organisme dapat dikelompokkan atas empat kelompok, yaitu jenis-jenis yang aksidental bila konstansinya 0 – 25 , jenis assesori yang konstansinya 25 – 50 , jenis yang konstan yang konstansinya 50 – 75 , dan jenis yang absolute bila konstansinya lebih dari 75 . Menurut Indriyanto 2005, menyatakan bahwa di dalam ekologi, frekuensi digunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu spesies tertentu terhadap jumlah sampel. Frekuensi spesies tumbuhan adalah jumlah petak contoh tempat ditemukannya suatu spesies dari sejumlah petak contoh yang dibuat frekuensi merupakan besarnya intesitas ditemukannya suatu spesies organisme dalam pengamatan keberadaan organisme pada komunitas atau ekosistem. 54 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Dari nilai tersebut dapat di lihat bahwa jenis-jenis ini banyak terdapat pada hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh. Jenis-jenis tersebut dapat beradaptasi dengan kondisi lingkungan tersebut, akan tetapi famili Vatica sp., Beilschmeidia sp., Eugenia cf. opaca Auct. Dengan berkurangnya ketinggian akan berkurang jumlah maupun jenisnya. Berdasarkan nilai FR tersebut dapat dilihat proporsi antara jumlah pohon dalam suatu jenis dengan jumlah jenis lainnya didalam komunitas serta dapat menggambarkan penyebaran individunya didalam komunitas. Penyebaran dan pertumbuhan dari pada individu pohon sangat di pengaruhi oleh daya tumbuh biji, tofografi dan keadaan tanah dan faktor lingkungan lainnya. Biji pohon yang tersebar didaerah yang miskin akan bahan organik dan dengan intensitas cahaya yang berlebih seperti yang terdapat pada hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh ini dapat berakibat buruk dan mematikan bagi tumbuhan biji tersebut. Dengan bertambahnya. Dengan bertambahnya ketinggian tempat pada hutan pegunungan, variasi iklim sangat tinggi dimana kandungan bahan organik berkurang, suhu dan kelembaban sangat bervariasi. Nilai Dominansi relatif tertinggi pohon pada lokasi I ditempati oleh jenis Litsea sp.2 yaitu sebesar 13,2654 , sedangkan yang terendah ditempati oleh jenis Evodia sp. yaitu sebesar 0,9675 . Pada lokasi II nilai DR tertinggi terdapat pada jenis Litsea sp.2 sebesar 22,4559 dan yang terendah terdapat pada jenis Beilschmiedia sp. sebesar 0,8251 . Pada lokasi III nilai DR tertinggi terdapat pada jenis Pinus mercusii Joungh. Sebesar 41,3234 dan yang terendah terdapat pada jenis Eugenia cf. opaca Auct. Sebesar 0,9306 . Nilai Dominansi Relatif menunjukkan proporsi antara luas tempat yang di tutupi oleh jenis tumbuhan dengan luas total habibat serta menunjukkan jenis tumbuhan yang dominan didalam komunitas Indriyanto, 2006. Dari data dapat dilihat dengan jelas bahwa pada lokasi I, pada tingkatan pohon didominasi oleh Quercus lineata Bl. dari famili Fagaceae, pada lokasi II oleh jenis Litsea sp.2 dari famili Lauraceae. Sedangkan pada lokasi III didominasi oleh jenis Pinus mercusii Joungh dari famili Pinaceae. Menurut Odum 1971, jenis yang dominan mempunyai produktivitas yang besar, dan dalam menentukan suatu jenis 55 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . vegetasi dominan yang perlu di ketahui adalah diameter batangnya. Keberadaan jenis dominan pada lokasi III yaitu Pinus mercusii menjadi faktor penghambat pertumbuhan bagi jenis lainnya karena jenis ini merupakan jenis tumbuhan yang mengandung allelopati di mana bisa berfungsi menghambat pertumbuhan jenis lainnya yang hidup berdampingan dengannya. Pada lokasi I didominasi oleh Quercus lineata Bl. dan lokasi II didominasi oleh Litsea sp.2, hal ini juga memperlihatkan jenis-jenis tersebut dapat tumbuh dengan baik di habitat ini. Indeks Nilai Penting pole pada tiap lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Jenis-jenis Pole dengan Indeks Nilai Penting pada Tiap Lokasi di Hutan Taman Wisata Alam Sicikeh-cikeh Lokasi I No. Famili Spesies KR FR DR INP 1 Sapotaceae Palaquium sp. 23.2877 14.2857 23.8156 61.3890 2 Guttiferae Garcinia sp 1. 13.6986 12.5000 12.9917 39.1903 3 Myrtaceae Eugenia sp 7. 8.2192 5.3571 6.8673 20.4436 4 Leguminosae Albizzia sp. 6.8493 7.1429 6.9431 20.9352 5 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. 5.4795 5.3571 5.2452 16.0818 6 Myrtaceae Eugenia sp 3. 5.4795 7.1429 5.1391 17.7614 7 Cunnoniaceae Weinmannia blumei Plant. 2.7397 3.5714 3.1229 9.4340 8 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 2.7397 3.5714 2.6378 8.9489 9 Guttiferae Calophyllum incrassatum Henderson et Wyatt-Smith. 2.7397 3.5714 2.5468 8.8580 10 Guttiferae Garcinia forbesii King 2.7397 3.5714 2.9713 9.2824 11 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.7397 3.5714 2.6984 9.0095 12 Anacardiaceae Semecarpus vernicifera Hay-et KAWA. 1.3699 1.7857 1.2091 4.3646 13 Dipterocarpaceae shorea sumatrana 1.3699 1.7857 1.7898 4.9454 14 Hopea sp. 1.3699 1.7857 1.3328 4.4884 15 Fagaceae Lithocarpus sp. 1.3699 1.7857 1.3328 4.4884 16 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 1.3699 1.7857 1.3899 4.5455 17 Cinnamomum zeylanicum NEES 1.3699 1.7857 1.8374 4.9930 18 Litsea johorensis Gamble. 1.3699 1.7857 1.4851 4.6407 19 Litsea sp 3. 1.3699 1.7857 1.8469 5.0025 20 Myrsinaceae Ardisia sp. 1.3699 1.7857 1.3614 4.5170 21 Myrtaceae Eugenia sp 1. 1.3699 1.7857 1.6089 4.7645 22 Eugenia sp 5. 1.3699 1.7857 1.0472 4.2028 23 Eugenia sp 6. 1.3699 1.7857 1.2015 4.3571 24 Rutaceae Evodia sp 1. 1.3699 1.7857 1.3043 4.4598 25 Sapotaceae Palaquium abovatum Griff. Engler 1.3699 1.7857 1.4280 4.5836 26 Madhuca sp. 1.3699 1.7857 1.1234 4.2790 27 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 1.3699 1.7857 1.8469 5.0025 56 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . 28 Stiracaceae Stirax benzoin 1.3699 1.7857 1.8755 5.0311 Lokasi II No. Famili Spesies KR FR DR INP 1 Guttiferae Garcinia sp 1. 14.5833 10.0000 14.5605 39.1438 2 Myrtaceae Eugenia sp 1. 10.4167 10.0000 10.5140 30.9306 3 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 8.3333 10.0000 7.6370 25.9703 4 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. 7.2917 5.7143 6.5259 19.5319 5 Lauraceae Cinnamomum sp.1 7.2917 7.1429 7.8358 22.2703 6 Myrtaceae Eugenia sp 7. 7.2917 5.7143 7.4849 20.4909 7 Eugenia sp 6. 5.2083 4.2857 5.5435 15.0376 8 Euphorbiaceae Macaranga tanaria Muell. 4.1667 2.8571 4.4559 11.4797 9 Hammamelidaceae Symingtonia populnea Miq A. DC. 3.1250 2.8571 3.1343 9.1165 10 Lauraceae Beilschmiedia oligocarpa Kosterm. 3.1250 4.2857 3.3682 10.7789 11 Litsea cubeba Lour Pers. 3.1250 4.2857 3.5670 10.9777 12 Rutaceae Evodia sp 1. 3.1250 4.2857 3.3097 10.7204 13 Sapotaceae Palaquium sp. 3.1250 2.8571 3.6021 9.5843 14 Guttiferae Calophyllum sp. 2.0833 2.8571 2.2689 7.2093 15 Myrtaceae Eugenia cf. opaca Auct. 2.0833 2.8571 1.5204 6.4608 16 Saurauiaceae Saurauia ramiflora K. V. 2.0833 1.4286 1.9414 5.4533 17 Burseraceae Santiria sp. 1.0417 1.4286 0.7458 3.2160 18 Dipterocarpaceae Anisoptera sp. 1.0417 1.4286 0.7985 3.2687 19 Hopea sp. 1.0417 1.4286 0.9567 3.4269 20 Elaeocarpaceae Elaeocarpus sp. 1.0417 1.4286 0.8060 3.2763 21 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 1.0417 1.4286 1.3785 3.8488 22 Lauraceae Cinnamomum sp 2. 1.0417 1.4286 1.0094 3.4796 23 Litsea sp 1. 1.0417 1.4286 1.1676 3.6378 24 Myrsinaceae Ardisia sp. 1.0417 1.4286 0.7834 3.2537 25 Myrtaceae Tristaenia sp. 1.0417 1.4286 0.9793 3.4495 26 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 1.0417 1.4286 0.8211 3.2913 27 Sapindaceae Nephelium sp. 1.0417 1.4286 1.1676 3.6378 28 Guioa sp. 1.0417 1.4286 1.2505 3.7207 29 Stiracaceae Stirax benzoin 1.0417 1.4286 0.8663 3.3365 Lokasi III No. Famili Spesies KR FR DR INP 1 Sapotaceae Palaquium sp. 15.3846 11.3636 6.9012 33.6495 2 Myrtaceae Eugenia sp 3. 14.1026 9.0909 5.7254 28.9189 3 Saurauiaceae Saurauia bracteosa DC. 12.8205 12.5000 5.2367 30.5572 4 Araliaceae Brassaiopsis glomerulata Bl Regel. 9.6154 7.9545 3.3219 20.8919 5 Guttiferae Garcinia sp 1. 9.6154 9.0909 3.5675 22.2738 6 Myrtaceae Eugenia sp 6. 8.9744 9.0909 4.1129 22.1781 57 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . 7 Melastomataceae Medinilla haseltii Bl. 3.2051 4.5455 1.2513 9.0019 8 Myrtaceae Tristaenia sp. 3.2051 4.5455 1.1474 8.8980 9 Lauraceae Cinnamomum burmanii Ness. Ex Bl. 2.5641 2.2727 48.0937 52.9306 10 Myrtaceae Eugenia aromatica L Baill. 1.9231 1.1364 0.8311 3.8905 11 Pinaceae Pinus mercusii Joungh. 1.9231 3.4091 0.7862 6.1184 Lanjutan............... 12 Thymelaeaceae Daphne sp. 1.9231 1.1364 0.7036 3.7630 13 Gonystylus forbesii Gilg. 1.9231 2.2727 0.6937 4.8895 14 Fagaceae Quercus lineata Bl. 1.2821 2.2727 0.6139 4.1686 15 Lauraceae Litsea cf. erectinervia Kosterm. 1.2821 2.2727 0.3919 3.9467 16 Litsea sp 1. 1.2821 1.1364 0.4297 2.8481 17 Rutaceae Citrus sp. 1.2821 2.2727 0.4155 3.9703 18 Euphorbiaceae Antidesma sp. 0.6410 1.1364 1.1758 2.9532 19 Fagaceae Lithocarpus encleisacarpus Korth A. Camus 0.6410 1.1364 1.3977 3.1751 20 Guttiferae Garcinia murdochii Ridl. 0.6410 1.1364 1.2938 3.0712 21 Lauraceae Beilschmiedia pahangensis Gamble. 0.6410 1.1364 2.0635 3.8409 22 Cinnamomum zeylanicum NEES 0.6410 1.1364 0.8641 2.6415 23 Litsea trichophylla Kosterm. 0.6410 1.1364 1.3552 3.1326 24 Dehaasia sp. 0.6410 1.1364 0.7744 2.5518 25 Litsea sp 2. 0.6410 1.1364 1.7283 3.5056 26 Myrtaceae Eugenia sp 2. 0.6410 1.1364 0.8877 2.6651 27 Podocarpaceae Dacrycarpus imbricatus Blume de Laub. 0.6410 1.1364 1.0436 2.8210 28 Rutaceae Acronychia porteri HKF. 0.6410 1.1364 1.9738 3.7512 29 Stiracaceae Stirax benzoin 0.6410 1.1364 1.2183 2.9957 Dari rincian nilai perhitungan analisis data vegetasi pole pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada lokasi I Indeks Nilai Penting tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae sebesar 61,3890 . Pada lokasi II nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 Dari famili Guttiferae sebesar 39,1438 . Pada lokasi III nilai INP tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae sebesar 33,6495 . Menurut Indriyanto 2006 menyatakan bahwa indeks nilai penting adalah parameter kuantitatif yang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat dominansi jenis-jenis dalam suatu komunitas tumbuhan. Jenis-jenis yang dominan yang berkuasa dalam suatu komunitas tumbuhan akan memiliki indeks nilai penting yang paling besar. Kemudian dari segi nilai kerapatan relatif KR, pada lokasi I jenis dengan nilai KR tertinggi adalah Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae yaitu sebesar 23,2877 , Pada lokasi II nilai KR tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 Dari 58 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . famili Guttiferae dengan nilai sebesar 14,5833 . Dan pada lokasi III nilai KR tertinggi tedapat pada jenis yang sama yaitu Palaquium sp. Dari famili Sapotaceae dengan nilai sebesar 15,3846 . Tingginya nilai ini menjelaskan bahwa jenis ini memiliki jumlah yang banyak pada lokasi tersebut selaras dengan banyaknya pohon dengan jenis yang sama pada lokasi ini. Dengan demikian dapat diduga bahwa jenis ini memiliki biji yang banyak dan mudah tumbuh pada lokasi ini. Dari hasil nilai Kerapatan Relatif terendah menunjukkan bahwa jenis-jenis dari famili tersebut mempunyai jumlah paling sedikit didapatkan. Ini juga diduga karena factor lingkungan yang kurang cocok dengan syarat tumbuh dari jenis-jenis tersebut. Kecilnya nilai kerapatan relatif yang didapatkan ini merupakan sifat khas hutan hujan tropis, dimana perbandingan antara jumlah jenis dari jumlah pohon perjenis rendah Resosoedarmo et al., 1989. Menurut Suseno dan Riswan dalam Sofyan 1991, kerapatan permudahan pohon dan pohon dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan serta tersedianya biji, selain dari pada itu tingginyakandungan air dan kurangnya cahaya menyebabkan biji cepat rusak sehingga jumlah anakan pohon berkurang. Nilai Frekuensi Relatif FR tertinggi pada lokasi I terdapat pada jenis Palaquium sp. dengan nilai sebesar 14,2857 , Pada lokasi II nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Garcinia sp.1 dengan nilai sebesar 10,0000, Pada lokasi III nilai FR tertinggi terdapat pada jenis Palaquium sp. dengan nilai sebesar 11,3636 . Dari data diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa frekuensi kehadiran dari setiap pole ini termasuk dalam kategori aksidental nilai FR 0-25. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan pole terhambat oleh adanya persaingan dengan pohon-pohon yang lebih besar maupun dengan pohon-pohon yang lebih besar maupun dengan kategori pole sendiri, baik persaingan berupa pengambilan hara mineral dari tanah maupun dalam hal mendapatkan cahaya matahari. Menurut Rososoedarmo et al. 1989, dalam suatu komunitas pengendali kehadiran jenis-jenis dapat berupa satu atau beberapa jenis tertentu atau dapat pula sifat-sifat fisik habitat. Meskipun demikian tidak ada batas yang nyata antara keduanya dapat saja beroperasi secara 59 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . bersama-sama atau saling mempengaruhi, mksalnya saja kondisi tanah, topografi, elevasi dan iklim. Menurut Pramono 1992, menyatakan bahwa pertumbuhan selain dipengaruhi oleh faktor genetic juga dipengaruhi oleh intraksinya dengan lingkungan. Pengaruh lingkungan terdiri dari faktor tanah, iklim, mikroorganisme, kompetisi dengan organisme lain. Lebih lanjut Daniel et al. 1992, menambahkan bahwa pertumbuhan tumbuhan juga dipengaruhi oleh zat-zat organik yang tersedia, kelembaban, sinar matahari, tersedianya air dalam tanah dan proses fisiologi tumbuhan tersebut. 4.8 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Untuk mengetahui keanekaragaman dan keseragaman pada lokasi I,II, dan III telah dilakukan analisis data dan didapat hasilnya. Menurut Indriyanto 2006, mengatakan bahwa keanekaragaman jenis merupakan ciri tingkatan komunitas berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman jenis dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas. Keanekaragaman jenis juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas komunitas, yaitu kemampuan suatu komunitas untuk menjaga dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan terhadap komponen-komponennya. Keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena interaksi jenis yang terjadi dalam komunitas itu sangat tinggi. Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan hasil Ln jumlah genusjenis yang terdapat pada suatu lokasi. Pada vegetasi pohon Tabel 4.9 indeks keseragaman pada lokasi I sebesar 0,9048, pada lokasi II 0,9046, pada lokasi III 0,7925. Tabel 4.9 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Pohon pada Tiga Lokasi Penelitian Lokasi H’ E I 2,8371 0,9048 II 2,8750 0,9046 III 2,2452 0,7925 60 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Dari Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada lokasi I didapat indeks keanekaragaman sebesar 2,8369. Hal ini menunujukkan jumlah jenis diantara jumlah total individu seluruh jenis yang ada termasuk dalam kategori sedang. Pada lokasi II didapat Indeks Keanekaragaman lebih sedkit tinggi yakni 2,8750. Lokasi III mulai menurun yaitu sebesar 2,2452 sedang. Pada lokasi dua di dapat indeks keanekaragaman tertinggi dari ketiga lokasi yaitu 2,8750 yang menunjukkan bahwa pada lokasi ini jumlah jenis di antara jumlah total individunya tinggi. Menurut Mason 1980, jika nilai Indeks Keanekaragaman lebih kecil dari 1 berarti keanekaragaman jenis rendah, jika diantara 1-3 berarti keanekaragaman jenis sedang, jika lebih besar dari 3 berarti keanekaragaman jenis tinggi. Berikut ini disajikan data indeks keanekaragaman H’ dan indeks keseragaman E vegetasi pole pada ketiga lokasi penelitian. Tabel 4.10 Indeks Keanekaragaman dan Keseragaman Pole pada Tiga Lokasi Penelitian Dari Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa pada tingkatan Pole di dapat indeks keanekaragaman dilokasi I sebesar 2,8109 pada lokasi II didapat indeks keanekaragaman tertinggi yaitu sebesar 2,9841. Tingginya nilai ini di dukung oleh tingginya nilai indeks keanekaragaman pohon di lokasi II yang menunjukkan banyaknya pohon yang menaungi anakan pohon yang hidup di bawahnya, sehingga anakan pohon tersebut memiliki jumlah individu yang relatif besar jumlahnya. Di susul oleh lokasi III yang menunujukkan nilai indeks keanekaragaman menurun yaitu sebesar 2,7246. Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi pada lokasi II baik pada tingkatan pohon dan pole, memperlihatkan bahwa lokasi tersebut merupakan habitat yang sesuai dan masih memungkinnya untuk hidup. Pada lokasi tersebut didapatkan suhu rata-rata Lokasi H’ E I 2,8109 0,8436 II 2,9841 0,8862 III 2,7246 0,8091 61 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . 20 C, suhu tanah rata-rata 21 C, kelembaban udara rata-rata 75, pH tanah rata-rata 4,4 dan intensitas cahaya rata-rata 5100 Lux Tabel 4.6. Faktor fisik tersebut sangat sesuai untuk pertumbuhan jenis-jenis dari famili-famili yang diperoleh. Tetapi, dengan naiknya ketinggian faktor fisik yang didapat mengalami perubahan. Perubahan tersebut meliputi kenaikan kelembaban udara dan kenaikan intensitas cahaya. Intensitas cahaya berlebih memaksa tumbuhan melakukan adaptasi fisik, fisiologi dan perilaku untuk mengatasi keadaan tersebut. Ditambah lagi dengan keadaan lingkungan yang kering secara berkala atau kondisi yang masam dan miskin zat hara, sehingga menimbulkan kelompok jenis-jenis yang menunjukkan zonasi menurut ketinggan. Perubahan nilai H’ yang berangsur rendah dari lokasi I sampai lokasi III seiring dengan perubahan struktur dan bentuk vegetasi juga sejalan dengan naiknnya ketinggian. Menurut Mackinnon 2000, perubahan struktur dan bentuk hutan pada ketinggian yang berbeda sesuai dengan perubahan yang ada dalam komposisi jenis. Suku-suku tumbuhan yang terdapat pada ketinggian 1000 m mencakup suku-suku yang umum dijumpai pada hutan hujan lainnya, sedangkan flora diatas 1000 m banyak dijumpai suku Theaceae dan Araucariaceae. Dan untuk pegunungan atas terdapat suku Myrtaceae dan Ericaceae. Menurut Damanik et al. 1992, perubahan struktur vegetasi dapat dilihat bahwa terjadi pengurangan tinggi pohon secara bertahap dengan naiknya ketinggian. Nilai indeks keseragaman didapat dengan membandingkan nilai H’ dengan total jumlah jenis atau genus ln S yang terdapat pada lokasi. Nilai indeks keseragaman pohon pada lokasi I didapat 0,8436. Pada lokasi II di dapat nilai indeks keseragaman tertinggi yaitu sebesar 0,8862, pada lokasi III terjadi penurunan nilai indeks keseragaman yaitu sebesar 0,8091. Berkurangnya atau turunnya nilai indeks keseragaman dari ketiga lokasi di sebabkan oleh kondisi lingkungan dan penyediaan nutrisi tanah yang berbeda. Menurut Sastrawidjaja 1991, ketersediaan nutrisi dan pemanfaatan nutrisi yang berbeda menyebabkan nilai keanekaragaman dan nilai Indeks keseragaman bervariasi. Lebih lanjut Krebs 1985, menyatakan bahwa keseragaman rendah 0 E 0,5 dan keseragaman tinggi apabila 0,5 E 1. 62 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 .

4.9 Indeks Similaritas