Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
.
Gambar 4.4 Perbandingan Jumlah Jenis Tiap Famili Pole Pada Lokasi Penelitian
Jumlah jenis pole tertinggi Gambar 4.3 dan 4.4 yang terdapat pada kawasan
ini adalah adalah dari famili Lauraceae yang memiliki jumlah jenis sebanyak 14 jenis 23,33 dan famili Myrtaceae yang memiliki jumlah jenis sebanyak 9 jenis
15,00. Menurut Anwar et al.1984, menyatakan bahwa hutan pegunungan di tandai oleh bangsa coniferae terutama pohon dari famili Ericaceae, Myrtaceae,
Lauraceae. Pohon-pohon ini sering agak pendek, serta batang dan cabangnya berlekuk-lekuk. Sedangkan famili-famili yang memiliki jumlah jenis terendah anatara
lain Anacardiaceae, Araliaceae, Burseraceae, Cunnoniaceae, Hammamelidaceae, Leguminosae, Melastomataceae, Myrsinaceae, Pinaceae, Podocarpaceae dan
Stiracaceae yang hanya memiliki satu jenis saja 1,6667 .
4.2. Struktur Vegetasi Pohon Secara Horizontal
Salah satu indikator menelaah struktur hutan sering di gunakan data ukuran pohon
yang meliputi lingkar atau diameter batang. Gambar 4.5 menyajikan data basal area
dari masing-masing famili yang terdapat pada 1,8 Ha di ketiga lokasi.
1,67 1,67
3,33 3,33
1,67 5,00
3,33 5,00
1,67 1,67
15,00 1,67
1,67 1,67
1,67
23,33 1,67
8,33 5,00
3,33 1,67
5,00 1,67
Anacardiaceae Araliaceae
Burseraceae Cunnoniaceae
Dipterocarpaceae Elaeocarpaceae
Eup horbiaceae Fagaceae
Guttiferae Hammamelidaceae
Lauraceae Leguminosae
M elastomataceae M yrsinaceae
M yrtaceae Pinaceae
Podocarpaceae Rutaceae
Sapindaceae Sapotaceae
Saurauiaceae Styracaceae
Thy melaeaceae
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
.
Gambar 4. 5. Luas Bidang Dasar Tertinggi Pohon di Hutan TWA Sicikeh-cikeh Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa famili Lauraceae memiliki luas
bidang dasar terbesar yaitu 7,40 m
2
, dan Myrtaceae dengan luas bidang dasar sebesar 7,28 m
2
. Nilai ini sangat tinggi dan mencolok jika di bandingkan dengan famili lainnya seperti Pinaceae sebesar 4,93 m
2
, Fagaceae 1,74 m
2
, Sapotaceae 1,72 m
2
, Guttiferae 1,68 m
2
, Theaceae 1,52 m
2
, Dipterocarpaceae 1,51 m
2
, Hammamelidaceae 1,49 m
2
, dan Anacardiaceae 0,53 m
2
. Sedangkan untuk famili lainnya mempunyai nilai di bawah dari famili Anacardiaceae.
Beragamnya nilai LBD ini menunjukkan adanya pengaruh lingkungan tempat tumbuhnya, seperti kelembaban dan suhu dan tidak mampu atau kalah berkompetisi,
seperti perebutan akan zat hara, sinar matahari dan ruang tumbuh dengan jenis-jenis lainnya yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dari diameter batang pohon. Luas
basal area juga dipengaruhi oleh jenis dan umur pohon. Hortson 1976 dalam Yefri 1987, menyatakan bahwa yang paling berpengaruh dalam menentukan diameter
batang adalah jenis dan umur pohon. Perbedaan ukuran pohon yang berukuran kecil dengan berukuran besar
menunjukkan perbandingan yang mencolok. Famili Lauraceae Gambar 4.5
memiliki kisaran toleransi yang luas terhadap suhu, kelembaban dan keadaan tanah serta kompetisi terhadap nutrisi, sehingga memungkinkan famili ini utuk dapat
berkembang dan tumbuh dengan baik dan memiliki diameter batang yang besar. Krebs 1985 menyatakan bahwa hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh suhu,
kelembaban tanah dan udara serta angin, dimana dengan naiknya ketinggian
7.40 7.28
4.93 1.74
1.72 1.68
1.52 1.51
1.49 0.53
1 2
3 4
5 6
7 8
La ur
ac ea
e M
yr ta
ce ae
Pi na
ce ae
Fa ga
ce ae
Sa pot
ac ea
e G
ut tif
er ae
The ac
ea e
D ipt
er oc
ar pa
ce ae
H am
m am
el ida
ce ae
A na
ca rdi
ac ea
e
32
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. temperatur menurun, curah hujan meningkat dan kecepatan angin juga meningkat
sangat mempengaruhi kelembaban udara. Selanjutnya keadaan hutan tersebut juga dipengaruhi oleh batuan yang menyusun lapisan tanah dimana kebanyakan lapisan
tanah pegunungan merupakan turunan dari batuan vulkanik yang sangat asam dan kurang akan fosfor dan nitrogen.
Luas bidang dasar vegetasi pohon family dan jenis pada lokasi I-III
didapatkan sangat bervariasi. Pada lokasi I Gambar 4.6 didapatkan luas bidang
dasar berkisar 11,0000 – 0,5177 m
2
. Luas bidang dasar tertinggi didapatkan dari jenis Eugenia sp 6. yakni sebesar 11,0000 m
2
. Kemudian diikuti Litsea sp 2. 6,4792, Quercus lineata Bl 5,5789, Rhodoelia championi Hook. F. 5,1090, Schima sp. 3,0182,
Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. 2,0000, Swintonia sp. 2,0000, Eugenia sp 1. 0,9020, Litsea sp 1. 0,7023, Schefflera sp. 0,5177. Tingginya nilai dari jenis tersebut
disebabkan oleh daya adaptasi terhadap kelembaban dan suhu di lokasi I lebih tinggi dari lokasi II dan III, di mana Menurut Soerianegara dan Indrawan 1978,
menyatakan bahwa tumbuh-tumbuhan yang mempunyai adaptasi yang tinggilah yang bisa hidup sukses di suatu daerah. Selain itu juga di pengaruhi oleh pertumbuhan dari
bibit atau kecambah dari suatu jenis dimana kecambah yang duluan tumbuh dapat menguasai tutupan tajuk nantinya berpengaruh terhadap kecambah yang lambat
tumbuh karena daya toleransinyatoleran terhadap naungan. Soerianegara dan Indrawan 1978, menyatakan bahwa jika keadaan hutan terlalu rapat dan gelap, maka
ada kemungkinan cahaya atau bayangan naungan mengandung banyak cahaya infra merah yang tidak baik bagi perkecambahan jenis-jenis pohon tertentu. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi I
6.4792 5.5789
5.1090 3.0182
2.0000 2.0000
0.9020 0.7023
0.5177 11.0000
2 4
6 8
10 12
Euge ni
a s p 6.
Li tse
a sp 2. Q
ue rc
us li
ne at
a B l.
R hodol
ei a c
ha m
pi oni
H ook. F
Sc hi
m a s
p.
Syz ygi
um a
rom at
ic um
L ....
Sw int
oni a s
p. Euge
ni a s
p 1. Li
tse a sp 1.
Sc he
ff le
ra sp.
33
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. Pada Lokasi II dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh
Litsea sp 2. 2,7679, diikuti dengan Eugenia sp 2. 1,8594, Hopea sp. 1,0164, Litsea cubeba Lour Pers. 0,7898, Schima sp. 0,7742, Pinus mercusii Joungh. 0,6509,
Eugenia cf. opaca Auct. 0,6041, Nephelium sp. 0,4978, Litsea sp 1. 0,4277, Cinnamomum sp. 0,3715. Tiap tumbuhan memiliki nilai toleransi dan faktor pembatas
tertentu terhadap lingkungan. Irwan 1992, menyatakan bahwa faktor yang mula- mula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme disebut faktor
pembatas. Untuk dapat bertahan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting seperti nutrisi untuk pertumbuhan dan
berkembangbiak. Kehadiran dan keberhasilan organisme tergantung kepada lengkapnya kebutuhan yang diperlukan, termasuk unsur-unsur lingkungan yang
kompleks suhu, kelembaban, cahaya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.7 berilut ini.
Gambar 4.7 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi II
Pada Lokasi III luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Pinus mercusii
Joungh 4,2761. Diikuti oleh Palaquium abovatum Griff. Engler 1,0860, Syzygium aromaticum L. Merr. Perry. 1,0624, Garcinia sp 1. 0,6783, Garcinia murdhocii
Ridl. 0,6104, Palaquium sp. 0,4860, Shorea sumatrana 0,3854, Eugenia sp 6. 0,3634, Mangifera odorata Griff. 0,3121, Ficus annulata Bl. 0,2141. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 4.8 berikut ini.
2.7679 1.8594
1.0164 0.7898
0.7742 0.6509
0.6041 0.4978
0.4277 0.3715
1 2
3 4
5 6
7
Li tse
a sp 2. Euge
ni a s
p 2. H
ope a s
p.
Li ts
ea c
ube ba
L our
P er
s. Sc
hi m
a s p.
Pi nus
m er
cus ii J
oungh Euge
ni a c
f. opa ca
A uc
t. N
ephe lium
sp. Li
tse a sp 1.
C inna
m om
um sp.
34
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
.
Gambar 4.8 Luas Bidang Dasar Jenis-Jenis Pohon Di Lokasi III
Dari ketiga lokasi tersebut dapat kita lihat bahwa luas bidang dasar tertinggi ditempati oleh Eugenia sp.6 yaitu 11,0000 m
2
Pada Lokasi I, kemudian Pinus mercusii Joungh 4,2761 m
2
Lokasi III, dan Litsea sp 2. 2,7679 m
2
Lokasi II, Tingginya nilai dari jenis tersebut disebabkan oleh Lokasi I 1.433 m dpl memiliki
ketinggian tempat yang lebih tinggi dari lokasi II 1.410 m dpl, dan III 1.412 m dpl. Damanik et al. 1992, menyatakan bahwa dengan naiknya tempat, pohon-pohon
besar tidak dijumpai lagi tetapi pohon-pohon menjadi lebih kecil dan kerdil dengan cabang yang banyak. Selain ukuran pohon dan diameter batang Luas Bidang Dasar
juga tergantung pada jumlah individu. Selanjutnya Irwan 1992, menyatakan bahwa fisiognomi tumbuhan tergantung pada ketinggian dan tofografi. Dengan naiknya
zonasi ketinggian memiliki fisiognomi yang berbeda yakni semakin keatas ukuran pohon-pohon tambah kecil dan semakin kerdil hal ini kemungkinan besar disebabkan
karena penyinaran ultra violet yang kuat.
4.3 Struktur Vegetasi Pohon Secara Vertikal