Floristik Hutan Hujan Tropik

Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . angin dan arus laut kontinental membuatnya memiliki iklim seragam, arah angin dan arus laut kontinental membuatnya memiliki variasi curah hujan, kelembaban relatif, temperatur dan angin Longman Jenik, 1987. Ewusie 1980, menjelaskan bahwa sebaran hujan musiman di dalam daerah tropika merupakan fungsi garis lintang, di khatulistiwa hujan jatuh pada semua musim, dalam jalur antara 3 sampai 10 o Utara atau Selatan terdapat dua musim hujan dan satu musim kering dalam setahun. Keragaman sebaran musiman curah hujan musiman curah hujan menurut garis lintang itu terutama tergantung pada lintasan tahunan matahari di atas kita. Karena hutan hujan tropika itu tergantung pada hujan yang berlimpah sepanjang waktu dan tak adanya kekeringan, maka pada hutan itu terdapat sebagai puncak iklim mintakat khatulistiwa dengan curah hujan yang tertinggi dan tersebar merta. Hutan hujan tropis itu meluas hanya di tempat yang keadaan topografinya atau keadaan setempat lainnya menyebabkan peningkatan curah hujan. Keadaan ini sering terjadi didaerah yang nisbih kering dan dalam beberapa hal terdapat berbagai faktor penimbang lain, seperti yang ditemukan dalam halnya hutan di sepanjang aliran air dalam hutan dan sabana ranggas atau dalam serambi, yang kelengasan edafik disitu mengimbangi curah hujan yang rendah. Komunitas seperti itu dianggap disebut sebagai pasca puncak.

2.4 Floristik Hutan Hujan Tropik

Hutan hujan tropik Sumatera umumnya dikuasai anggota suku Dipterocarpaceae dan Caesalpiniaceae kempas, tualang Koompasia, sindur Sindora dan keranji Dialium. Pohon-pohon yang lebih kecil dalam hutan hujan tropik sumatera adalah Burseraceae kedongdong Santiria, Dacryodes, Sapotaceae nyatoh Palaquium, bitis Madhuca, Euphorbiaceae ludai Sapium, sesendok Endospermum, Annonaceae jangkang Xylopia, mempisang Polyalthia, Lauraceae medang Phoebe, Cryptocarya dan Myristicaceae penarahan Myristica, Knema. Pada punggung-punggung bukit yang diteliti di pulau Siberut, pohon-pohon yang mempunyai diameter batang 15 cm pada keringgian dada, 20 sampai 40 adalah pohon-pohon meranti-merantian. Myristicaceae, Euphorbiaceae, Sapotaceae merupkan pohon yang umum ditemukan berikutnya Anwar et al., 1992. 9 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010 . Irwan 1992, menjelaskan bahwa pohon-pohon dari komunitas hutan hujan yang beranekaragaman ini, tingginya rata-rata 46-55 m adakalanya secara individu dapat mencapai 92 m, dengan bentuk pohon pada umumnya ramping-ramping. Tinggi pohon tidak sama, seringkali terdapat 3 lapis pohon-pohon, tetapi kadang-kadang hanya dua lapis. Tetumbuhan bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna dan sejumlah bawah pada hutan hujan terdiri dari semak, terna dan sejumlah anak-anakan serta kecambah-kecambah dari pohon. Disamping itu hutan hujan memiliki tanaman memanjat dari berbagai bentuk dan ukuran, serta efipit yang tumbuh pada batang dan daun. Hutan hujan tropos sangat berstratifikasi, secara garis besar membentuk tiga lapisan. Dalam masyarakat hutan hujan dikenal adanya kelas-kelas atau golongan ekologis yang disebut Synusia. Synusia merupakan golongan tumbuh-tumbuhan yang mempunyai life-form serupa, menduduki niche yang sama dan memainkan peranan yang serupa dalam komunitasnya. Atau dikatakan pula bahwa synusia adalah sekelompok tumbuhan yang mempunyai tuntutan yang serupa pada habitat yang serupa. Kelompok-kelompok tertentu tidak asing bagi para ahli biologi, di mana tumbuh-tumbuhan pada daerah beriklim sedang juga terdapat pada daerah beriklim tropik. Contohnya Compositae umum ditemukan pada daerah beriklim sedang sekalipun banyak jenis ini dalam ekosistem hutan bersifat sebagai vegetasi pohon dan semak. Golongan Monokotiledon seperti Graminae, Liliaceae dan Orchidaceae memiliki penyebaran yang luas dan kebanyakan bersifat sebagai tanaman berkayu dan terdapat dalam jumlah yang besar Mabberley, 1983. Haerumen 1980 dalam Indriyanto 2005, juga menyatakan bahwa hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan dikalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya spesiesnya di dunia. Diantara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4000 spesies tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi- umbian sebagai sumber makanan dan obat-obatan. 10 Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010