Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. Taman Wisata Alam TWA Sicikeh-cikeh ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Mentri Kehutanan No. 78Kpts-II1989 tanggal 7 Februari 1989 dengan luas 575 Ha. Secara administrasi termasuk Desa Pancar Nauli, Kecamatan Sidikalang,
Kabupaten Dairi, propinsi Sumatra Utara. Keadaan topografi lapangan Taman Wisata Sicikeh-cikeh sebagian bergelombang berat dan sebagian bergelombang sedang dan
ringan, dengan ketinggian antara 1.500 – 2000 m dpl Kurniawi, 2006
.
Berdasarkan pengamatan visual kawasan hutan TWA Sicikeh-cikeh memiliki keanekaragaman pohon dan pole yang tinggi. Pohon dan pole tersebut memegang
peranan yang sangat penting dalam komunitas hutan dan berfungsi sebagai penyangga kehidupan, baik dalam mencegah erosi, dan menjaga stabilitas iklim global. TWA
Sicikeh-cikeh juga merupakan hutan yang memiliki peranan penting bagi kawasan sekitarnya. Akan tetapi sampai saat ini belum ada data tentang struktur dan komposisi
vegetasi di lokasi tersebut, sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di kawasan TWA
Sicikeh-cikeh.
1.2 Permasalahan
Bagaimanakah Struktur dan Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole di TWA Sicikeh- cikeh ?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui struktur dan komposisi vegetasi pohon dan pole di kawasan TWA Sicikeh-cikeh.
1.4 Hipotesis
Struktur dan komposisi vegetasi di Taman Wisata Alam sicikeh-cikeh berbeda secara horizontal dan vertical di setiap lokasi penelitian.
2
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
.
1.5 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai informasi mengenai struktur dan komposisi vegetasi pohon dan pole di TWA Sicikeh-cikeh, Kabupaten Dairi untuk peniliti
selanjutnya dan instansi-instansi terkait dalam rangka pengelolaan dan pengembangannya.
3
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hutan
Hutan adalah suatu wilayah luas yang ditumbuhi pepohonan, juga termasuk tanaman kecil lainnya seperti, lumut, semak belukar, herba dan paku-pakuan. Pohon
merupakan bagian yang dominan diantara tumbuh-tumbuhan yang hidup di hutan. Berbeda letak dan kondisi suatu hutan, berbeda pula jenis dan komposisi pohon yang
terdapat pada hutan tersebut. Sebagai contoh adalah hutan di daerah tropis memiliki jenis dan komposisi pohon yang berbeda dibandingkan dengan hutan pada daerah
temprate Rahman, 1992. Hutan merupakan kumpulan pepohonan yang tumbuh rapat beserta tumbuh-
tumbuhan memanjat dengan bunga yang beraneka warna yang berperan sangat penting bagi kehidupan dibumi ini. Hutan juga merupakan suatu assosiasi dari
tumbuh-tumbuhan yang sebagian besar terdiri atas pohon-pohon atau vegetasi berkayu yang menempati areal luas. Hutan juga sebagai suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan
yang dikuasai oleh pohon-pohon dan mempunyai keadaan lingkungan berbeda dengan keadaan diluar hutan. Di dalam hutan juga kan terjadi persaingan antar anggota-
anggota yang hidup saling berdekatan, misalnya persaingan dalam penyerapan unsur hara, air, sinar matahari, ataupun tempat tumbuh. Persaingan ini tidak hanya terjadi
pada tumbuhan saja, tetapi juga pada binatang Arief, 2001. Irwan 1992, mengatakan hutan hujan tropis sangat menarik, merupaka
ekosistem yang klimaks. Tumbuh-tumbuhan yang ada dalam hutan ini tidak pernah menggugurkan daunnya secara serentak, kondisinya sangat bervariasi seperti ada yang
sedang berbunga, ada yang sedang berbuah ada yang dalam perkecambahan atau berada dalam tingkatan kehidupan sesuai dengan sifat atau kelakuan masing-masing
jenis tumbuh-tumbuhan tersebut. Hutan hujan tropis memiliki vegetasi yang khas
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. daerah tropis basah dan menutupi semua permukaan daratan yang memiliki iklim
panas, curah hujan cukup tersebar secara merata. Hutan memiliki manfaat bagi manusia yaitu : berupa manfaat langsung
dirasakan maupun manfaat yang tidak langsung. Manfaat hutan tersebut diperoleh apabila hutan terjamin ekosistensinya sehingga dapat berfungsi secara optimal.
Manfaat hutan secara tidak langsung meliputi fungsi-fungsi ekologi seperti membantu memperbaiki atmosfer dengan penyediaan oksigen, memperbaiki lingkungan hidup
dalam berbagai bentuk misalnya mencegah terjadinya tanah longsor dengan menahan air hujan, serta menjadi tempat tinggal beberapa jenis tanaman dan binatang tertentu
yang tidak bisa hidup di tempat lainnya. Manfaat hutan secara langsung dapat berupa fungsi ekonomi dan sosial dari hutan yang akan memberikan peranan nyata apabila
pengelolaan sumber daya alam berupa hutan seiring dengan upaya pelestarian guna mewujudkan pembangunan nasional berkelanjutan Zain, 1992.
Daniel et al. 1992, menyatakan bahwa hutan memiliki beberapa fungsi bagi kehidupan bagi kehidupan manusia antara lain : 1 pengembangan dan penyediaan
atmosfer yang baik dengan komponen oksigen yang stabil, 2 produksi bahan bakar fosil batu bara, 3 pengembangan dan proteksi lapisan tanah, 4 produksi air bersih
dan proteksi daerah aliran sungai terhadap erosi, 5 penyediaan habitat dan makanan untuk binatang, serangga, ikan, dan burung, 6 penyediaan materil bangunan, bahan
bakar dan hasil hutan, 7 manfaat penting lainnya seperti nilai estetis, rekreasi, kondisi alam asli, dan taman. Semua manfaat tersebut kecuali produksi bahan bakar
fosil, berhubungan dengan pengelolaan hutan. Hutan alam di Indonesia sebagian besar menempati tipe hutan tropis basah
yang didominasi oleh jenis-jenis Dipterocarpaceae Marsono, 1991. Dataran yang ditempati oleh hutan ini adalah rata dan juga bergelombang, meskipun hutan ini dapat
meluas ke bagian bawah lereng-lereng gunung sampai ketinggian kira-kira 1000 meter diatas permukaan laut 3,281 kaki atau bahkan lebih Polunin, 1990.
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
.
2.2 Hutan Hujan Tropis