Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. 1. dengan luas bidang dasar 0,1933 m
2
. Jika di lihat dengan seksama luas bidang dasar tertinggi pada ketiga lokasi berkurang atau menurun seiring dengan daya adaptasi
terhadap kelembaban dan suhu yang berubah harian dari jenis tersebut. Tiap tumbuhan memiliki nilai toleransi dan faktor pemabatas tertentu terhadap lingkungan. Irwan
1992, menyatakan bahwa faktor  pembatas  adalah faktor  yang mula-mula menghentikan pertumbuhan dan penyebaran dari organisme. Untuk dapat bertahan
hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting seperti nutrisi untuk pertumbuhan dan berkembangbiak. Kehadiran dan
keberhasilan organisme tergantung kepada lengkapnya kebutuhan yang di  perlukan, termasuk unsur-unsur lingkungan yang kompleks suhu, kelembaban, cahaya.
4.5  Struktur Vegetasi Pole  Secara Vertikal
Stratifikasi atau pelapisan tajuk merupakan susunan tetumbuhan secara vertikal di dalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem hutan. Dimana stratifikasi dapat
diperoleh    dari pengukuran tinggi  pohon dan pole dilapangan.  Dari ketiga lokasi penelitian pole mempunyai lapisan atau stratum yang berbeda. Stratum pada ketiga
lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 4.16  Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi I Dari Gambar 4.16 dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang
menyusun pada lokasi I adalah stratum B, dan C. stratum B disusun oleh 2 spesies yaitu  Cinnamomum zeylanicum NEES. Dan stratum C disusun oleh 70 spesies. Dan
spesies yang paling mendominasi adalah Palaquium  sp.,  Garcinia  sp.,  Albizzia  sp., Beilschmiedia oligocarpa Kosterm., Eugenia sp.7 dan Eugenia sp.3.
2 70
20 40
60 80
A B
C
Stratum Ju
m lah
41
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. Pada lokasi II  dapat diketahui bahwa  pada tingkatan pole  stratifikasi yang
menyusun adalah stratum B, dan C. stratum C disusun oleh 87 spesies. Dan spesies yang paling mendominasi adalah Garcinia sp 1, Saurauia bracteosa DC, Brassaiopsis
glomerulata Bl Regel, Cinnamomum sp, Eugenia sp 1, Eugenia sp 7, Eugenia sp 6, Macaranga tanaria Muell, Beilschmiedia oligocarpa  Kosterm, Litsea cubeba Lour
Pers,  Palaquium  sp,    Symingtonia populnea Miq A. DC, Eugenia cf. opaca  Auct, Evodia sp 1. dan stratum B disusun oleh 9 spesies yaitu Calophyllum sp, Eugenia sp 1,
Evodia sp 1, Garcinia sp 1, Guioa sp, Litsea sp 1, Saurauia ramiflora K.  V. Untuk
lebih jelasnya dapat dilhat pada Gambar 4.17 berikut.
Gambar 4.17  Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi II
Pada lokasi III  dapat diketahui bahwa pada tingkatan pole stratifikasi yang menyusun adalah stratum B, dan C. dimana Stratum B disusun oleh 32 spesies. Dan
spesies yang paling mendominasi adalah Acronychia porteri  HKF,  Beilschmiedia pahangensis  Gamble,  Cinnamomum burmanii  Ness. Ex Bl, Eugenia  aromatica  L
Baill, Eugenia sp 3, Eugenia sp 6, Garcinia murdochii Ridl, Garcinia sp 1, Medinilla
haseltii  Bl, Palaquium  sp, Saurauia bracteosa DC. Dan stratum C disusun oleh 121 spesies, dan yang paling mendominasi adalah Palaquium sp, Eugenia sp 3, Saurauia
bracteosa  DC,  Brassaiopsis glomerulata  Bl Regel, Garcinia  sp 1, Eugenia  sp 6, Tristaenia  sp, Cinnamomum burmanii  Ness.Ex Bl, Medinilla haseltii Bl, Daphne  sp,
Gonystylus forbesii  Gilg,  Pinus mercusii Joungh,  Citrus  sp,  Eugenia  aromatica  L
9 87
20 40
60 80
100
A B
C
Stratum Ju
m lah
42
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. Baill,  Litsea cf.  erectinervia  Kosterm,  Litsea  sp 1, Quercus lineata  Bl.  Untuk lebih
jelasnya dapat dilhat pada Gambar 4.18 berikut.
Gambar 4.18 Stratifikasi Tingkatan Pole dilokasi III
Vickery 1984, dalam  Indriyanto 2006, menyatakan bahwa pada tipe ekosistem hutan hujan tropis, stratifikasi itu terkenal dan lengkap. Tiap lapisan dalam stratifikasi
itu disebut stratum atau strata. Stratifikasi terjadi karena dua hal penting yang dimiliki atau dialami oleh tetumbuhan dalam persekutuan hidupnya dengan tumbuhan lainnya,
yaitu Akibat persaingan antartumbuhan. Pada umumnya didalam suatu masyarakat hutan terjadi persaingan antarspesies pohon yang ada. Akibat persaingan muncullah
spesies pohon yang mampu bersaing, memiliki pertumbuhan kuat, dan menjadi spesies yang dominan. Akibat sifat toleransi spesies pohon terhadap intensitas radiasi
matahari, spesies pohon yang intoleran mendapatkan kesempatan ruang tumbuh dengan radiasi matahari yang penuh, maka pohon tersebut akan tumbuh cepat, tinggi
pohonnya mencapai posisi paling atas dan pohon intoleran yang ternaungi oleh pohon lainnya.
Soerianegara dan Indrawan 1982 dalam  Indriyanto 2005, menguraikan stratifikasi hutan hujan tropis menjadi lima stratum yaitu :
1. Stratum A A storey, yaitu lapisan tajuk kanopi hutan paling atas yang dibentuk
oleh pepohonan yang tingginya lebih dari 30 m. 2.
Stratum B B-storey, yaitu lapisan tajuk kedua dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 20-30 m.
32 121
20 40
60 80
100 120
140
A B
C
Stratum Ju
m lah
43
Seneng Sri Astuti : Struktur Dan Komposisi Vegetasi Pohon Dan Pole Di Sekitar Jalur Wisata Taman Wisata Alam Sicikeh-Cikeh Kabupaten Dairi Sumatera Utara, 2010
. 3.
Stratum C C-storey, yaitu lapisan tajuk ketiga dari atas yang dibentuk oleh pepohonan yang tingginya 4-20 m.
4. Stratum D D-storey, yaitu lapisan tajuk keempat dari atas yang dibentuk oleh
spesies tumbuhan semak dan perdu yang tingginya 1-4 m. 5.
Stratum E E-storey,  yaitu tajuk paling bawah lapisan kelima dari atas yang dibentuk oleh spesies-spesies tumbuhan penutup tanah ground cover yang
tingginya 0-1 m.
4.6 Komposisi Vegetasi Pohon dan Pole