Sistem Pemilukada Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015

C. Sistem Pemilukada Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Perubahan UUD 1945 berimplikasi luas terhadap sistem ketatanegaraan Negara Republik Indonesia, salah satunya adalah ketentuan yang menyangkut pemerintahan daerah. Menurut Bagir Manan, pasal 18 UUD 1945 yang telah diamandemen lebih sesuai dengan gagasan daerah membentuk pemerintahan daerah sebagai satuan pemerintahan mandiri di daerah yang demokratis. 74 Sejarah dalam sistem pemilihan kepala daerah merupakan perjalanan politik panjang yang diwarnai tarik-menarik antara kepentingan elit politik dan kehendak publik, kepentingan pusat dan daerah, atau bahkan antara kepentingan nasional dan internasional. 75 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota dalam pelaksanaan penyelenggaraannya, pemilihan dilaksanakan setiap 5 lima tahun sekali secara serentak di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14PUU-XI2013, dengan demikian mulai dari Presiden, Sejak kemerdekaan sistem pemilihan kepala daerah diatur sejumlah UU, mulai UU Nomor 1 Tahun 1945, UU 18 Tahun 1965, UU Nomor 5 Tahun 1974, UU Nomor 22 Tahun 1999, hingga UU Nomor 32 Tahun 2004. 74 Suharizal, Op Cit. Hal. 24-25. 75 Ibid. hal. 15. Gubernur, Bupati dan Walikota serta Anggota DPR, DPD, dan DPRD seluruh Indonesia dipilih secara serentak melalui satu waktu pemilihan umum nasional dan mulai berlaku pada Pemilu 2019 dan selanjutnya. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH Jika pemilihan nasional yang bersifat total itu dipandang tidak realistis, maka tersedia pilihan kedua, yaitu dapat diusulkan dilakukannya pemilihan yang bertingkat. Pemilihan umum dilakukan dalam tiga tingkatan yang masing-masing dimaksudkan untuk memilih pejabat eksekutif dan legislatif setempat, yaitu: 76 • Pemilihan umum pusat untuk memilih PresidenWakil Presiden, Anggota DPR, dan anggota DPD • Pemilihan umum provinsi untuk memilih Gubernur dan anggota DPRD Provinsi • Pemilihan umum kabupatenkota untuk memilih Bupati dan anggota DPRD Kabupaten serta Walikota dan anggota DPRD Kota, yang dilakukan serentak di tingkat pemerintahan masing-masing sesuai dengan jadwal kenegaraan yang ditetapkan. Persiapan tahapan sistem pemilihan kepala daerah serentak pertama pada tahun 2015 untuk para Gubernur, Bupati, dan Walikota yang masa jabatannya berakhir pada tahun 2015. Pemilihan serentak tahap kedua pada tahun 2018 untuk Gubernur, Bupati, dan Walikota yang massa jabatannya berakhir pada tahun 2016, 2017, dan 2018 2016 dan 2017 diisi pejabat sampai dengan terpilih Gubernur, 76 Jimly Asshiddiqie, PEMILIHAN UMUM SERENTAK DAN PENGUATAN SISTEM PEMERINTAHAN, www.jimly.com diakses pada hari sabtu tanggal 21 Maret 2015 pukul 21.44. Bupati, dan Walikota definitive tahun 2018. Pada tahap ketiga Gubernur, Bupati, dan Walikota dipilih serentak secara nasional pertama kali tahun 2020. 77 a. Perencanaan program dan anggaran Pemilihan Kepala Daerah dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil yang diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik.Pelaksanaan pemilihannya diselenggarakan melalui 2 tahapan yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan. Tahapan persiapan meliputi: b. Penyusunan peraturan penyelenggaraan Pemilihan c. Perencanaan penyelenggaraan yang meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan pemilihan d. Pembentukan PPK Panitia Pemilihan Kecamatan, PPS Panitia Pemungutan Suara, dan KPPS Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara e. Pembentukan Panwas KabupatenKota, Panwas Kecamatan, PPL Pengawas Pemilihan Lapangan, dan Pengawas TPS Tempat Pemungutan Suara f. Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau Pemilihan g. Penyerahan daftar penduduk potensial Pemilih. Dalam tahap persiapan pemerintah mengambil langkah untuk melakukan koordinasi dengan KPU dalam rangka persiapan peraturan KPU. KPU menyiapkan rancangan peraturan KPU untuk dibahas bersama, dan akan dikonsultasikan dengan komisi II DPR RI. Pemerintah juga melakukan koordinasi dengan Bawaslu dalam rangka persiapan peraturan Bawaslu. Kementrian Dalam 77 Menteri Dalam Negeri, Persiapan Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2015, hal. 7. www.kpu.go.id, diakses pada hari sabtu tanggal 21 Maret 2015 pukul 21.50 Negeri akan segera melakukan koordinasi dengan Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, dan POLRI untuk menyamakan pemahaman tentang langkah-langkah persiapan pilkada serentak 2015. Dengan kata lain tahapan persiapan merupakan proses kerja internal penyelenggara Pilkada yaitu KPU dan KPUD. 78 a. Pendaftaran bakal calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota Sedangkan tahapan penyelenggaraan meliputi: b. Uji Publik c. Pengumuman pendaftaran calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota d. Pendaftaran calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota e. Penelitian persyaratan calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota f. Penetapan calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota g. Pelaksanaan kampanye h. Pelaksanaan pemungutan suara i. Penghitungan suara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara j. Penetapan calon terpilih k. Penyelesaian pelanggaran dan sengketa hasil pemilihan l. Pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih Dalam penyelenggaraannya KPUD menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan pemilihan Gubernur kepada DPRD Provinsi dan KPU dengan tembusan kepada Presiden melalui Menteri. Sedangkan KPU KabupatenKota menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Walikota kepada DPRD KabupatenKota dengan tembusan 78 Ibid.hal 9 kepada KPU Provinsi dan Gubernur yang kemudian laporan ini diteruskan kepada Menteri.  Pengawas Penyelenggaraan Pemilihan Dalam penyelenggaraan pemiihan kepala daerah, pengawasan dilakukan Pengawas Penyelenggaraan Pemilihan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Provinsi, Panwas KabupatenKota, Panwas Kecamatan, PPL, dan Pengawas TPS. Pengawasan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, dilakukan dari kalangan profesional yang mempunyai kemampuan dalam melakukan pengawasan dan tidak menjadi anggota partai politik. Bawaslu bertugas mengawasi penyelenggaraan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di wilayah provinsi. Dalam menjalankan fungsi pengawasan pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bawaslu memiliki tugas dan wewenang antara lain: 79 a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah provinsi yang meliputi: • Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap. • Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan Gubernur. • Proses penetapan Calon Gubernur. • Penetapan Calon Gubernur. 79 Ketentuan Pasal 28 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. • Pelaksanaan Kampanye. • Pengadaan logistik Pemilihan dan pendistribusiannya. • Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan. • Pengawasan seluruh proses penghitungan suara di wilayah kerjanya. • Proses rekapitulasi suara dari seluruh KabupatenKota yang dilakukan oleh KPU Provinsi. • Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan. • Proses penetapan hasil Pemilihan Gubernur; b. Mengelola, memelihara, dan merawat arsipdokumen serta melaksanakan penyusutannya berdasarkan jadwal retensi arsip yang disusun oleh Bawaslu Provinsi dan lembaga kearsipan Provinsi berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bawaslu dan Arsip Nasional Republik Indonesia. c. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan. d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi untuk ditindaklanjuti. e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang. f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan oleh Penyelenggara Pemilihan di tingkat Provinsi. g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang sedang berlangsung. h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan. i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Panwas KabupatenKota adalah panitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah KabupatenKota dalam. Panwas KabupatenKota juga memiliki tugas dan wewenang antara lain: 80 a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang meliputi: • Pemutakhiran data pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap • Pencalonan yang berkaitan dengan persyaratan dan tata cara pencalonan • Proses dan penetapan calon • Pelaksanaan Kampanye • Perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya • Pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara hasil Pemilihan • Mengendalikan pengawasan seluruh proses penghitungan suara • Penyampaian surat suara dari tingkat TPS sampai ke PPK 80 Ketentuan Pasal 30 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. • Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU Provinsi, Kabupaten, dan Kota dari seluruh Kecamatan • Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan; b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilihan c. Menyelesaikan temuan dan laporan sengketa penyelenggaraan Pemilihan yang tidak mengandung unsur tindak pidana d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota untuk ditindaklanjuti e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang f. Menyampaikan laporan kepada Bawaslu sebagai dasar untuk mengeluarkan rekomendasi Bawaslu yang berkaitan dengan adanya dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan oleh penyelenggara di Provinsi, Kabupaten, dan Kota g. Mengawasi pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Bawaslu tentang pengenaan sanksi kepada anggota KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota, sekretaris dan pegawai sekretariat KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang sedang berlangsung h. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan i. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Panwas Kecamatan adalah panitia yang dibentuk oleh Panwas KabupatenKota yang bertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan. Panwas Kecamatan memiliki tugas dan wewenang: 81 a. mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah Kecamatan yang meliputi: • Pemutakhiran data Pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara dan Daftar Pemilih Tetap • Pelaksanaan Kampanye • Perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya • Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil Pemilihan; • Penyampaian surat suara dari TPS sampai ke PPK • Proses rekapitulasi suara yang dilakukan oleh PPK dari seluruh TPS • Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan; b. Mengawasi penyerahan kotak suara tersegel kepada KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota. c. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a. d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk ditindaklanjuti. e. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi yang berwenang. 81 Ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. f. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan. g. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan mengenai tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilihan. h. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. PPL adalah petugas yang dibentuk oleh Panwas Kecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di Desa atau sebutan lainKelurahan. Tugas dan wewenang PPL meliputi: 82 a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat Desa atau sebutan lainKelurahan yang meliputi: • Pelaksanaan pemutakhiran data Pemilih berdasarkan data kependudukan dan penetapan Daftar Pemilih Sementara, daftar Pemilih hasil perbaikan, dan Daftar Pemilih Tetap • Pelaksanaan Kampanye • Perlengkapan Pemilihan dan pendistribusiannya • Pelaksanaan pemungutan suara dan proses penghitungan suara di setiap TPS • Pengumuman hasil penghitungan suara di setiap TPS • Pengumuman hasil penghitungan suara dari TPS yang ditempelkan di sekretariat PPS • Penyampaian surat suara dari TPS sampai ke PPK 82 Ketentuan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. • Pelaksanaan penghitungan dan pemungutan suara ulang, Pemilihan lanjutan, dan Pemilihan susulan. b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilihan yang dilakukan oleh penyelenggara Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf a c. Meneruskan temuan dan laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf b kepada instansi yang berwenang d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPS dan KPPS untuk ditindaklanjuti e. Memberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan tentang adanya tindakan yang mengandung unsur tindak pidana Pemilihan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan f. Mengawasi pelaksanaan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain yang diberikan oleh Panwas Kecamatan. Pada tahapan penyelenggaraan, KPU Provinsi atau KPU KabupatenKota mengumumkan masa pendaftaran bakal calon Gubernur, Bupati, dan Walikota bagi warga negara Indonesia yang berminat menjadi bakal calon Gubernur, Bupati, dan Walikota yang diusulkan partai politik, gabungan partai politik, atau perseorangan. Pendaftaran bakal calon Gubernur, Bupati, Walikota dilaksanakan 6 enam bulan sebelum pembukaan pendaftaran Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota.  Proses Penetapan Pasangan Calon Partai politik atau gabungan partai politik dapat mengusulkan pasangan calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilukada, asal saja partai politik atau gabungan partai politik dimaksud memiliki akumulasi suara sah sekurang-kurangnya 20 dari jumlah kursi DPRD atau 25 dari akumulasi perolehan suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah yang bersangkutan. 83 a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; Dijelaskan lebih lanjut pada ayat 2, dalam hal partai politik atau gabungan partai politik dalam mengusulkan pasangan calon menggunakan ketentuan memperoleh paling sedikit 20, jika hasil bagi jumlah kursi DPRD menghasilkan angka pecahan, maka perolehan dari jumlah kursi dihitung dengan pembulatan keatas. Dalam ayat 3 diatur mengenai parpol atau gabungan parpol mengusulkan pasangan calon menggunakan ketentuan memperoleh 25 dari akumulasi perolehan suara sah, ketentuan itu hanya berlaku untuk partai politik yang memperoleh kursi di DPRD. Pada tahap pendaftaran calon kepada KPU Provinsi atau KPU Kabupaten para calon harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan pasal 7 Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, warga negara Indonesia yang dapat menjadi calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota adalah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 83 Ketentuan Pasal 40 ayat 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. b. Setia kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. Berpendidikan paling rendah sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat; d. Telah mengikuti Uji Publik; e. Berusia paling rendah 30 tiga puluh tahun untuk Calon Gubernur dan 25 dua puluh lima tahun untuk Calon Bupati dan Calon Walikota; f. Mampu secara jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan menyeluruh dari tim dokter; g. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 lima tahun atau lebih; h. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; i. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela; j. Menyerahkan daftar kekayaan pribadi; k. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan danatau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara; l. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; m. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan memiliki laporan pajak pribadi; n. Belum pernah menjabat sebagai Gubernur, Bupati, dan Walikota selama 2 dua kali masa jabatan dalam jabatan yang sama; o. Berhenti dari jabatannya bagi Gubernur, Bupati, dan Walikota yang mencalonkan diri di daerah lain; p. Tidak berstatus sebagai penjabat Gubernur, penjabat Bupati dan penjabat Walikota; q. Tidak memiliki konflik kepentingan dengan petahana; r. Memberitahukan pencalonannya sebagai Gubernur, Bupati, dan Walikota kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah bagi anggota Dewan Perwakilan Daerah, atau kepada Pimpinan DPRD bagi anggota DPRD; s. Mengundurkan diri sebagai anggota Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Pegawai Negeri Sipil sejak mendaftarkan diri sebagai calon; dan t. Berhenti dari jabatan pada badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota tidak menyebutkan bahwa pencalonan kepala daerah tidak satu paket dengan wakil kepala daerah. Wakil kepala daerah ditunjuk oleh kepala daerah.Wakil kepala daerah diajukan oleh Gubernur, Bupati, dan Walikota maksimal 15 hari setelah dilantiknya Gubernur, Bupati, dan Walikota. Usulan nama tersebut akan ditetapkan oleh presiden dan ditetapkan sebagai wakil Gubernur. Sedangkan wakil bupati dan walikota ditetapkan oleh Gubernur. Pengangkatan wakil kepala daerah sesuai berdasarkan jumlah penduduk di daerah itu dan berlaku ketentuan berikut: 84 • Provinsi dengan jumlah penduduk sampai dengan 1 juta jiwa tidak memiliki Wakil Gubernur • Provinsi dengan jumlah penduduk di atas 1 juta jiwa sampai dengan 3 juta jiwa memiliki 1 Wakil Gubernur • Provinsi dengan jumlah penduduk di atas 3 juta sampai dengan 10 juta jiwa dapat memiliki 2 Wakil Gubernur • Provinsi dengan jumlah penduduk di atas 10 juta dapat memiliki 3 Wakil Gubernur. • KabupatenKota dengan jumlah penduduk sampai dengan 100.000 seratus ribu jiwa tidak memiliki Wakil BupatiWakil Walikota • KabupatenKota dengan jumlah penduduk di atas 100.000 seratus ribu jiwa sampai dengan 250.000 dua ratus lima puluh ribu jiwa memiliki 1 Wakil BupatiWakil Walikota; • KabupatenKota dengan jumlah penduduk di atas 250.000 dua ratus lima puluh ribu jiwa dapat memiliki 2 Wakil BupatiWakil Walikota. Dalam undang-undang ini juga dicantumkan ketentuan baru yakni diwajibkannya para calon kepala daerah untuk mengikuti uji publik. 85 84 Ketentuan Pasal 168 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Adapun uji publik adalah pengujian kompetensi dan integritas yang dilaksanakan secara terbuka oleh panitia yang bersifat mandiri yang dibentuk oleh Komisi Pemilihan 85 http:m.detik.comnewsready20141007101325271156610ini-pasal pemilihan -langsung- yang-diatur-di-perpu-pilkada diakses pada hari Selasa tanggal 18 Maret 2015 pukul 14.20 Umum Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum KabupatenKota, yang hasilnya tidak menggugurkan pencalonan.Dengan uji publik, dapat dicegah calon dengan integritas buruk dan kemampuan rendah, karena masyarakat tidak mendapatkan informasi yang cukup, atau hanya karena bersangkutan merupakan keluarga dekat.  Pelaksanaan Kampanye Kampanye merupakan kegiatan untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi, dan program calon Gubernur, calon Bupati, dan calon Walikota.Pemilih dalam hal ini adalah penduduk yang berusia paling rendah 17 tujuh belas tahun atau sudahpernah kawin yang terdaftar dalam pemilihan.Kampanye dilaksanakan oleh KPU Provinsi untuk Pemilihan Gubernur dan KPU KabupatenKota untuk pemilihan Bupati dan pemilihan Walikota. . Kampanye dilaksanakan sebagai wujud dari pendidikan politik masyarakat yang dilaksanakan secara bertanggung jawab.Selain itu kampanye yang diharapkan adalah media interaksi dua arah antara calon dengan masyarakat pemilih.Berdasarkan prinsip partisipsi, maka masyarakat bisa mengkritisi idegagasan, visimisi atau program yang ditawarkan oleh pasangan calon, atau bahkan masyarakat mampu membentuk opini tertentu yang sangat menentukan apakah seorang calon tersebut layak atau tidak. Media kampanye dilaksanakan melalui: 86 86 Ketentuan Pasal 65 ayat 1 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. a. Pertemuan terbatas b. Pertemuan tatap muka dan dialog c. Debat publikdebat terbuka antar calon d. Penyebaran bahan kampanye kepada umum e. Pemasangan alat peraga f. Iklan media massa cetak dan media massa elektronik g. Kegiatan lain yang tidak melanggar larangan kampanye dan ketentuan peraturan perundangundangan. Ketentuan Pasal 65 ayat 2 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menyatakan kampanye pada saat debat publikdebat terbuka antar calon, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga, dan iklan media massa cetak dan media massa elektronik difasilitasi oleh KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota yang didanai APBN. Calon kepala daerah berhak untuk mendapatkan informasi atau data dari pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Penyampaian materi kampanye dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan bersifat edukatif. Penyelenggaraan kampanye dilakukan diseluruh wilayah provinsi untuk pemilihan Gubernur serta seluruh wilayah kabupatenkota untuk pemilihan Bupati dan Walikota. 87 Media cetak dan media elektronik memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan calon untuk menyampaikan tema dan materi kampanye. Media 87 Siswanto Sunarto, Op Cit. hal. 135. elektronik dan media cetak wajib memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan calon untuk memasang iklan dalam rangka kampanye. Pemerintah daerah memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan calon untuk menggunakan fasilitas umum. Semua yang hadir dalam pertemuan terbatas atau rapat umum yang diadakan oleh calon hanya dibenarkn membawa dan menggunakan tanda gambar danatau atribut pasangan calon yang bersangkutan. 88 a. Mempersoalkan dasar negara Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Kampanye dilarang: b. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, Calon Gubernur, Calon Bupati, Calon Walikota, danatau Partai Politik c. Melakukan Kampanye berupa menghasut, memfitnah, mengadu domba Partai Politik, perseorangan, danatau kelompok masyarakat d. Menggunakan kekerasan, ancaman kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada perseorangan, kelompok masyarakat danatau Partai Politik e. Mengganggu keamanan, ketenteraman, dan ketertiban umum f. Mengancam dan menganjurkan penggunaan kekerasan untuk mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan yang sah g. Merusak danatau menghilangkan alat peraga Kampanye h. Menggunakan fasilitas dan anggaran Pemerintah dan Pemerintah Daerah i. Menggunakan tempat ibadah dan tempat pendidikan j. Melakukan pawai yang dilakukan dengan berjalan kaki danatau dengan kendaraan di jalan raya 88 Ibid. k. Melakukan kegiatan Kampanye di luar jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU Provinsi dan KPU KabupatenKota. Pasangan calon dilarang melibatkan pegawai negeri sipil, anggota TNI, dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai peserta kampanye dan juru kampanye dalam pemilihan kepala daerah. Pejabat Negara, pejabat struktural dan fungsional dalam jabatan negeri, dan kepala desa dilarang membuat keputusan danatau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye. Pasangan calon danatau tim kampanye dilarang menjanjikan danatau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. 89  Proses Pemungutan Suara Pasangan calon danatau tim kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pembatalan sebagai pasangan calon oleh DPRD. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat KPPS adalah kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.KPPS memberikan undangan kepada pemilih untuk menggunakan hak pilihnya paling lambat 3 tiga hari sebelum tanggal pemungutan suara. Pemungutan suara dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama calon. Pemungutan suara dilakukan pada hari libur atau hari yang diliburkan. 89 Ibid. Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah Pemilih yang tercantum di dalam Daftar Pemilih Tetap dan Daftar Pemilih Tambahan ditambah dengan 2,5 dari Daftar Pemilih Tetap sebagai cadangan. Pemberian suara untuk kepala daerah dilakukan dengan mencoblos salah satu pasangan calon dalam surat suara. Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu oleh petugas KPPS atau orang lain atas permintaan pemilih. Surat suara untuk pemilihan dinyatakan sah apabila: a. Surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS b. Pemberian tanda satu kali pada nomor urut, foto, atau nama salah satu Calon Gubernur, Calon Bupati, dan Calon Walikota dalam surat suara. Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh KPPS setelah pemungutan suara berakhir. Sebelum penghitungan suara dimulai, KPPS menghitung: a. Jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS b. Jumlah Pemilih dari TPS lain c. Jumlah Pemilih yang menggunakan dasar Kartu Tanda Penduduk Elektronik danatau surat keterangan penduduk d. Jumlah surat suara yang tidak terpakai e. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau keliru ditandai. Penghitungan suara dilakukan sampai dengan selesai di TPS oleh KPPS dan dihadiri oleh saksi calon, pengawas TPS, pemantau, dan masyarakat. Saksi calon harus membawa surat mandat dari tim kampanye yang bersangkutan dan menyerahkannya kepada ketua KPPS. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi calon, panitia pengawas, pemantau, dan masyarakat yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara. 90  Penetapan Calon Terpilih Calon kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 30 dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon kepala daerah terpilih.Dalam hal tidak ada calon kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 30, diadakan pemilihan kepala daerah putaran kedua yang diikuti oleh calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dan kedua pada putaran pertama.Calon kepala daerah yang memperoleh suara lebih dari 50 dari jumlah suara sah pada putaran kedua ditetapkan sebagai kepala daerah terpilih.  Pengesahan Pengangkatan dan Pelantikan Pengesahan pengangkatan Gubernur terpilih dilakukan berdasarkan penetapan calon terpilih oleh KPU Provinsi yang disampaikan oleh DPRD Provinsi kepada Presiden melalui Menteri. Pengesahan pengangkatan calon Gubernur terpilih dilakukan oleh Presiden dalam waktu paling lama 14 hari terhitung sejak tanggal usul dan berkas diterima secara lengkap. 90 Ketentuan Pasal 98 Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota. Pengesahan pengangkatan Bupati dan Walikota terpilih dilakukan berdasarkan penetapan calon terpilih oleh KPU KabupatenKota yang disampaikan oleh DPRD KabupatenKota kepada Menteri melalui Gubernur. Pengesahan pengangkatan Bupati dan Walikota terpilih dilakukan oleh Menteri dalam waktu paling lama 14 hari terhitung sejak tanggal usul dan berkas diterima secara lengkap. Gubernur dilantik oleh Presiden di ibu kota negara, sedangkan Bupati dan Walikota dilantik oleh Gubernur atas nama Presiden di ibu kota provinsi yang bersangkutan. Pelantikan dilaksanakan dalam rapat Paripurna DPRD.Kepala daerah sebelum memangku jabatannya dilantik dengan mengucapkan sumpahjanji yang dipandu oleh pejabat yang melantik.

D. Kelebihan dan Kekurangan Pemilukada

Dokumen yang terkait

Pengawasan Keuangan Daerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

3 97 90

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) DALAM SISTEM PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA

0 2 90

KEWENANGAN PEMBATALAN PRODUK HUKUM DAERAH OLEH PEMERINTAH DITINJAU DARI PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA RI.TAHUN 1945.

0 4 26

Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Terhadap Strategi Humas Pemerintah Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Terhadap Strategi Humas Pemerintah (Studi Kasus Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik Te

0 3 14

Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Terhadap Strategi Humas Pemerintah (Studi Kasus Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Implikasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Terhadap Strategi Humas Pemerintah (Studi Kasus Implik

0 3 15

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH PASCA PELAKSANAAN UNDANG UNDANG OTONOMI DAERAH

0 3 97

PERBANDINGAN PENGATURAN ABORSI MENURUT UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU DI INDONESIA.

1 3 18

BAB II PEMERINTAH DAERAH A. Pemberian Kekuasaan Yang Diberikan Pemerintah Pusat Kepada Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah - Pelaksanaan Sistem Pemilukada Dalam Implikasi Pertanggungjawaban Terhadap Pemerintah Ditinjau Dari Undang-

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Sistem Pemilukada Dalam Implikasi Pertanggungjawaban Terhadap Pemerintah Ditinjau Dari Undang-Undang Pemerintah Daerah Yang berlaku Di Indonesia

0 0 30

UPAYA PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 20TAHUN 2008 DI KABUPATEN PURBALINGGA

0 1 13