BAB IV IMPLIKASI PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DAERAH KEPADA
PEMERINTAH
A. Hubungan Kewenangan Kepala Daerah Dengan DPRD
Indonesia adalah sebuah Negara yang wilayahnya terbagi atas daerah- daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota. Setiap
daerah provinsi, daerah kabupaten, daerah kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang. Pemerintahan daerah provinsi, kabupaten,
dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggotannya dipilih melaluai pemilihan umum. Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing
sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
Dilihat dari segi tingkatan daerah otonom, maka Gubernur, Bupati, dan Walikota adalah kepala pemerintahan daerah sesuai dengan tingkatannya.
Gubernur adalah kepala pemerintahan daerah provinsi, Bupati adalah kepala pemerintahan daerah kabupaten, Walikota adalah kepala pemerintahan daerah
kota. Namun demikian walaupun antara Gubernur dan BupatiWalikota sama- sama berkedudukan sebagai kepala daerah.Dalam hal ini Gubernur sebagai kepala
daerah administrative.Kedudukan sebagai wakil pemerintah pusat didaerah tidak dipunyai oleh Bupati dan Walikota.Artinya kedudukan sebagai wakil pemerintah
pusat di daerah melekat pada seorang Gubernur, disamping kedudukannya sebagai kepala daerah provinsi.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
merupakan upaya terus menerus untuk menata pemerintahan daerah di Indonesia yang sebelumnya masih mengalami kekurangan, kelemahan, dan menghambat
demokrasi di daerah. Oleh sebab itu, didalam peraturan ini terdapat beberapa perbaikan dan perubahan diantaranya menguatkan peran dan fungsi DPRD,
termasuk adanya pertanggungjawaban kepala daerah terhadap DPRD dan dihilangkannya beberapa ketentuan-ketentuan yang menghambat prinsip
demokrasi di daerah. DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. DPRD memiliki fungsi utama, yaitu:
a. Fungsi Legislasi, yaitu membentuk peraturan daerah
b. Fungsi Anggaran, yaitu menetapkan anggaran
c. Fungsi Pengawasan, yaitu melakukan pengawasan terhadap jalannya suatu
pemerintahan dan pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
98
Menurut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun 2014, pemerintahan
daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
98
Rozali Abdullah, Op cit. hal. 105.
Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam hal ini, penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh eksekutif pemerintah daerah dan legislative DPRD,
yang masing-masing memiliki tugas dan wewenang dalam rangka mewujudkan pelayanan yang baik bagi masyarakat.
99
Hubungan kemitraan bermakna bahwa antara pemerintah daerah dan DPRD adalah sama-sama mitra sekerja dalam membuat kebijakan daerah untuk
melaksanakan otonomi daerah sesuai dengan fungsi masing-masing sehingga diantara kedua lembaga tersebut membangun suatu hubungan kerja yang sifatnya
saling mendukung bukan sebagai lawan ataupun pesaing satu sama lain dalm melaksanakan fungsi masing-masing. Segala aktivitas yang dilaksanakan oleh
eksekutif berdasarkan pada desain pembangunan dan alokasi pembiayaan yang memerlukan persetujuan DPRD.Dalam pelaksanaannya DPRD melakukan
pengawasan, agar tidak terjadi penyimpangan.
100
Hubungan kepala daerah dengan DPRD dapat terwujud dari kewenangan membuat peraturan daerah yang merupakan wujud nyata pelaksanaan hak
otonomi yang dimiliki oleh suatu daerah dan sebaliknya.Dalam pelaksanaan penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan,
101
99
daerah membentuk peraturan daerah.Perda ditetapkan oleh kepala daerah setelah mendapat
persetujuan bersama dengan DPRD untuk penyelenggaraan otonomi yang dimiliki oleh provinsikabupatenkota.
http:boliberbagi.blogspot.com201402hubungan-kepala-daerah-dan-dprd-dalam.html?m=1 diakses pada hari minggu tanggal 22 Maret 2015 pukul 21.47.
100
Ibid.
101
Ketentuan pasal 236 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Perda yang dibuat oleh satu daerah, tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum danatau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, dan
baru mempunyai kekuatan mengikat setelah diundangkan dengan dimuat dalam lembaran daerah.Pengertian bertentangan dengan kepentingan umum dalam hal
ini adalah kebijakan yang berakibat terganggunya kerukunan antar masyarakat, terganggunya ketentramanketertiban umum, serta kebijakan yang bersifat
diskriminatif.Perda yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dapat dibatalkan oleh pemerintah pusat.
102
Perda merupakan hasil kerja bersama antara GubernurBupatiWalikota dengan DPRD, karena itu tata cara membentuk Perda harus ditinjau dari beberapa
unsur pemerintahan tersebut, yaitu unsur DPRD adalah Peraturan Daerah Materi muatan Perda merupakan seluruh materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah, tugas pembantuan dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah.Rancangan Perda dapat berasal dari DPRD, Gubernur, atau BupatiWalikota.
Pembentukan Perda mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, penetapan, dan pengundangan yang berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.Perencanaan penyusunan Perda dilakukan dalam program pembentukan Perda.Program pembentukan Perda disusun oleh DPRD
dan kepala daerah untuk jangka waktu 1 tahun berdasarkan skala prioritas pembentukan rancangan Perda.
102
Rozali Abdullah, Op cit. hal. 132.
merupakan suatu bentuk produk legislatif tingkat daerah, karena itu tidak dapat terlepas dari DPRD. Keikutsertaan DPRD membentuk Perda bertalian dengan
wewenang DPRD dibidang legislatif atau yang secara tidak langsung dapat dipergunakan sebagai penunjang fungsi legislatif, yaitu hak penyidikan, hak
inisiatif, hak amandemen, persetujuan atas Rancangan Peraturan Daerah Ranperda.
103
Dalam keadaan tertentu, DPRD atau kepala daerah dapat mengajukan rancangan Perda di luar program pembentukan Perda karena alasan:
Apabila dalam satu kali masa sidang Gubernur atau BupatiWalikota dan DPRD menyampaikan rancangan peraturan daerah dengan materi yang sama,
maka yang dibahas adalah rancangan perda yang disampaikan oleh DPRD, sedangkan rancangan peraturan daerah Gubernur atau BupatiWalikota
dipergunakan sebagai bahan persandingan. Program penyusunan Perda dilakukan dalam satu Program Legislasi Daerah, sehingga diharapkan tidak terjadi tumpang
tindih dalam penyiapan satu materi Perda.
104
a. Mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam
b. Menindaklanjuti kerja sama dengan pihak lain
c. Mengatasi keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi atas
suatu rancangan Perda yang dapat disetujui bersama oleh alat kelengkapan DPRD yang khusus menangani bidang pembentukan Perda dan unit yang
menangani bidang hukum pada Pemerintah Daerah
103
Rosjidi Ranggawidjaja, Op Cit. hal. 23.
104
Ketentuan pasal 239 ayat 7 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
d. Akibat pembatalan oleh Menteri untuk Perda Provinsi dan oleh gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk Perda KabupatenKota e.
Perintah dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi setelah program pembentukan Perda ditetapkan.
Pembahasan rancangan Perda dilakukan oleh DPRD bersama kepala Daerah untuk mendapat persetujuan bersama.Dengan demikian penting bagi
kepala daerah dan DPRD untuk menjalin hubungan kemitraan agar dapat membentuk peraturan daerah demi kepentingan daerah.
Dalam kedudukan sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah, DPRD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan daerah.Pemerintah
daerah merupakan pelaksanaan fungsi pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan daerah yaitu pemerintahan daerah dan DPRD.Hubungan
antara pemerintah daerah dan DPRD merupakan hubungan kerja yang kedudukannya setara dan bersifat kemitraan, artinya tidak saling membawahi.
Menurut Sadu, ada beberapa prinsip dasar dalam hubungan kerja antara kepala daerah dan DPRD. Prinsip dasar tersebut yaitu bahwa kebijakan mengenai
keuangan, organisasi, barang dan tata ruang harus dibicarakan antara kepala daerah dan DPRD sebagai wakil rakyat.
105
105
Berny R. Mambu, Hubungan Kewenangan Antara DPRD dan Kepala Daerah dalam Sistem Pemerintahan Daeraah, diakses pada hari jumat tanggal 27 Maret 2015 pukul 15.25.
APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
daerah dan DPRD, dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Suatu daerah tidak akan dapat menjalankan kegiatan pemerintahan tanpa adanya anggaran, oleh
karena itu setiap tahunnya APBD ditetapkan guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi perekonomian daerah berdasarkan fungsi alokasi APBD.
Kepala daerah wajib mengajukan rancangan Perda tentang APBD disertai penjelasan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPRD sesuai dengan
waktu yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan untuk memperoleh persetujuan bersama.
106
a. Penyusunan dan Penetapan APBD
APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah. Dalam
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pemerintah melaksanakan kegiatan keuangan dalam siklus pengelolaan anggaran yang secara garis besar terdiri dari:
b. Pelaksanaan dan Penatausahaan APBD
c. Pelaporan dan Pertanggungjawaban APBD
Penyusunan APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dalam rangka mewujudkan pelayanan kepada masyarakat untuk
tercapainya tujuan bernegara.Dalam menyusun APBD, penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian atas tersedianya penerimaan dalam
jumlah yang cukup.Pendapatan, belanja dan pembiayaan daeraah yang dianggarkan dalam APBD harus berdasarkan pada ketentuan peraturan
perundang-undangan dan dianggarkan secara bruto dalam APPBD. Kepala daerah dan DPRD wajib menyetujui bersama rancangan Perda
tentang APBD paling lambat 1 bulan sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun.DPRD dan kepala daerah yang tidak menyetujui bersama rancangan Perda
106
Ketentuan pasal 311 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
tentang APBD sebelum dimulainya tahun anggaran setiap tahun dikenai sanksi administratif berupa tidak dibayarkan hak-hak keuangan yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan selama 6 bulan. Tugas dan wewenang DPRD melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan daerah terdapat dalam pasal 101 huruf c Peraturan Pemerinah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Nomor 23 Tahun
2014 mengatakan tugas dan wewenang DPRD melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD provinsi.
Fungsi pengawasan DPRD mempunyai kaitan yang erat dengan fungsi legislasi, karena pada dasarnya objek pengawasan adalah menyangkut
pelaksanaan dari perda itu sendiri dan pelaksanaan kebijakan publik yang telah tertuang dalam perda. Kewengangan DPRD mengontrol kinerja eksekutif agar
terwujud goodgovernance seperti yang diharapkan rakyat. Demi mengurangi beban masyarakat, DPRD dapat menekan eksekutif untuk memangkas biaya yang
tidak perlu, dalam memberikan pelayanan kepada warganya.
107
Fungsi pengawasan peraturan daerah sangatlah penting yang memberikan kesempatan kepada DPRD untuk lebih aktif dan kreatif menyikapi berbagai
kendala terhadap pelaksanaan perda. Melalui pengawasan dewan, eksekutif sebagai pelaksana kebijakan akan terhindar dari berbagai penyimpangan dan
penyelewengan, dari hasil pengawasan dewan akan diambil tindakan penyempurnaan memperbaiki pelaksanaan kebijakan tersebut. Untuk menghindari
berbagai kesalahan administratif dalam tata laksana birokrasi pemerintahan daerah
107
Ibid.
tanpa mereka sadari dapat bermuara pada dugaan tindak pidana koropsi bagi pejabat publik yang menanggani urusan publik tersebut, dengan adanya
pengawasan DPRD akan dapat memberikan perlindungan yang cukup efektif terhadap eksekutif dalam menjalankan tata laksana birokrasi pemerintahan secara
optimal. Bentuk pengawasan yang dilakukan oleh DPRD adalah pengawasan politik, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh lembaga legislatif DPRD
terhadap lembaga eksekutif Kepala Daerah,Wakil Kepala Daerah besarta perangkat daerah yang lebih bersifat kebijakan strategis dan bukan pengawasan
teknis maupun administratif.
108
Fungsi, tugas, wewenang dan hak DPRD diharapkan DPRD mampu memainkan perannya secara optimal mengemban fungsi kontrol terhadap
pelaksanaan peraturan daerah. Tujuannya adalah terwujudnya pemerintahan daerah yang efisien, bersih, berwibawa dan terbebas dari berbagai praktek yang
berindikasi koropsi, kolosi dan nepotisme KKN . Menurut Mardiasmo
109
108
Nurhayati, Artikel Pengawasan DPRD Terhadap Pelaksanaan Peraturan Daerah Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja DaerahKota Padang Panjang Tahun 2006, Program Pasca
Sarjana Universitas Andalas Padang, 2008.
109
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta, 2002 hal 219.
ada tiga aspek utama yang mendukung keberhasilan otonomi daerah, yaitu
pengawasan, pengendalian,dan pemeriksaan. Ketiga hal tersebut pada dasarnya berbeda baik konsepsi maupun aplikasinya. Pengawasan mengacu pada tingkatan
atau kegiatan yang dilakukan diluar pihak eksekutif yaitu masyarakat dan DPRD, untuk mengawasi kinerja pemerintahan. Pengendalian control adalah
mekanisme yang dilakukan oleh pihak eksekutif pemerintah Daerah untuk menjamin dilaksanakanya sistem dan kebijakan manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Pemeriksaan Audit merupakan kegiatan oleh pihak yang
memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah daerah telah sesuai dengan standar atau kreteria
yang ada.
110
B. Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Pemerintah