memiliki independensi dan memiliki kompetensi profesional untuk memeriksa apakah hasil kinerja pemerintah daerah telah sesuai dengan standar atau kreteria
yang ada.
110
B. Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Pemerintah
Pemerintahan yang baik good governance dapat diwujudkan dalam sistem pemerintahan yang merefleksikan tatanan hukum yang responsif sesuai
dengan kehendak masyarakat.Asumsi tersebut merujuk pada konsep Plato yang dikenal dengan “nomoi” yang menyatakan bahwa penyelenggaraan negara yang
baik didasarkan pada pengaturan hukum yang baik.Asumsi ini menunjukkan bahwa good governance hanya dapat diwujudkan dalam negara hukum.
111
110
Ibid.
111
H. Muhammad Syarif Nuh, Pertanggungjawaban Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia Makassardiakses lewat internet
pada hari selasa, 31 Maret 2015, pukul 14.24 WIB
Salah satu asas pemerintahan yang baik adalah asas pertanggungjawaban atau akuntabilitas accountability. Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar” merupakan dasar
hukum pertanggungjawaban pemerintah dalam pengertian bahwa setiap pemegang kekuasaan pejabat pemerintah dalam sistem ketatanegaraan Indonesia
harus dapat mempertanggungjawabkan implementasi kekuasaannya dalam batas- batas konstitusi kepada rakyatnya. Dengan demikian, maka pertanggungjawaban
selain diatur dalam negara hukum juga diatur dalam negara demokrasi.
Dalam bahasa Inggris pertanggungjawaban disebut accountability yang berasal dari kata account.Dawn Oliver dan Gavin Drewry, mengartikan
accountability sebagai keadaan untuk dipertanggungjawabkan, dan accountable diartikan sebagai bertanggung jawab.Dalam negara hukum, wewenang
pemerintahan itu berasal dari peraturan perundang-undangan yang berlaku, artinya sumber wewenang bagi pemerintah adalah peraturan perundang-undangan.
Secara teoritis, kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan diperoleh melalui tiga cara, yakni atribusi, delegasi dan mandat. H.D. van Wijk
dalam Ridwan H.R mendefinisikan atribusi, delegasi dan mandat sebagai berikut:
112
a. Attributie atau atribut adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh
pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan b.
Delegatie atau delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya
c. Mandaat atau mandat adalah terjadi ketika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas namanya. Sesuai dengan UUD 1945 Negara Indonesia adalah Negara
kesatuan.Negara kesatuan adalah negara yang kedaulatannya sepenuhnya diselenggarakan oleh pemerintah pusat.Semua organisasi pemerintahan mulai dari
pusat sampai daerah dibawah kendali pemeritah pusat.Oleh karena itu Indonesia tidak memiliki negara bagian yang memiliki kedaulatan sendiri sebagaimana
Amerika Serikat dan lain-lain yang menganut sistem federal.
112
Ridwan, Hukum Administrasi Di Daerah, Yokyakarta, 2009, FH UII Press, hlm. 114.
Selanjutnya UUD 1945 menggariskan bahwa pemerintahan daerah harus diselenggarakan berdasarkan prinsip permusyawaratandemokrasi. Sebagaimana
prinsip administrative dilakukan dengan cara membuat kebijakan desentralisasi. Dengan asas desentralisasi lahir satuan pemerintahan daerah yang bersifat otonom
yaitu pemerintahan daerah yang berhak mengatur dan mengurus urusannya berdasarkan aspirasi dan kepentingan masyarakat setempat.
Beralihnya penyelenggaraan pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentraliasasi di Indonesia berdasarkan Pasal 18 UUD NRI Tahun 1945
merupakan entry point bagi Pemerintah Daerah dalam mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Artinya
bahwa Pemerintah Daerah selain menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri juga menyelenggarakan urusan Pemerintahan Pusat yang ditugaskan
kepadanya. Selama ini, pertanggungjawaban pemerintahan lebih ditujukan pada
pertanggungjawaban yang bersifat adminisfratif formalistik yang meletakkan variabelnya pada dokumen dan data yang tersaji secara statistik.Padahal jauh lebih
penting untuk dipahami dan dilaksanakan bahwa pertanggungjawaban memiliki ranah makna yang sangat komprehensif termasuk didalamnya argumentasi teoritik
dan filosofis dibalik lahirnya suatu kebijakan yang membutuhkan pertanggungjawaban dari Pemerintah Daerah.
113
Sebagai konsekuensi dari negara hukum dan negara demokrasi, rujukan utama yang harus dipakai adalah tetap ketentuan-ketentuan dalam konstitusi yaitu
113
H. Muhammad Syarif Nuh, Op Cit.
Undang-Undang Dasar 1945.Pemerintah menganggap penting pengaturan ini untuk menghindari berbagai silang pendapat karena interpretasi yang berbeda-
beda khususnya menyikapi hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.maka Pemerintah Daerah di Indonesia harus memberikan
pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan urusan atau fungsi pemerintahan baik kepada Pemerintah maupun kepada DPRD dan rakyat secara langsung.
Ciri utama otonomi daerah dalam konteks Negara Kesatuan adalah adanya hubungan hierarki antara pusat dan daerah.Daerah otonom dibentuk oleh pusat
dan bahkan dapat dihapus apabila tidak mampu melaksanakan
otonominya.Sumber kewenangan daerah adalah berasal dari pemerintah pusat dan tanggung jawab pemerintahan ada ditangan Presiden sebagai pemegang
kekuasaan pemerintahan sebagaimana secara eksplisit dinyatakan dalam pasal 4 ayat 1.
Penyelenggaraan pemerintahan negara didasarkan atas adanya pendelegasian kedaulatan bidang kenegaraan dan pemerintaha dari rakyat kepada
presiden melalui pemilihan umum.Dengan adanya delegasi dari rakyat ini, Presiden mempunyai wewenang penuh dibidang kenegaraan dan
pemerintahan.Untuk menyelenggrakan wewenang ini Presiden mengangkat menteri.Dengan demikian Presiden dan Menteri adalah penanggungjawab
penyelenggaraan pemerintahan ditingkat nasional.
114
Bidang penyelenggaraan pemerintahan adalah semua urusan untuk memenuhi kebutuhan rakyat.Dengan demikian, bidangnya sangat luas dan tidak
114
Hanif Nurcholis, Op Cit. Hal. 95.
terbatas.Presiden membentuk lembaga kementrian umum general ministry yang lazim disebut kementrian dalam negeri untuk mengurus urusan pemerintahan
konkuren, umum, dan lembaga kementrian sektoralfungsional yang lzim disebut sebagai kementrian sektoral untuk mengurus urusan pemerintahan
absolut.Kementrian dalam negeri menjadi induk kementrian karena ditangannya terletak tanggung jawab pengurusan pemerintahan umum yang merupakan inti
materi yang didelegasikan rakyat bidang pemerintahan kepada Presiden.
115
Kepala daerah memiliki tugas memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.
116
Gubernur selaku kepala daerah provinsi dilantik oleh Presiden, maka dari itu Gubernur bertanggungjawab kepada Presiden. Gubernur juga karena
jabatannya berkedudukan sebagai wakil pemerintah diwilayah provinsi, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan
tugas dan fungsi pemerintah termasuk dalam pembinaan dan pengawasan tehadap Dalam
berbagai urusan pemerintahan, kekuasaan itu berada pada pemerintah yaitu Presiden dibantu oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
tertentu.Pemerintah Pusat menetapkan kebijakan sebagai dasar dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sekaligus melakukan pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh daerah.Dengan demikian Presiden memegang tanggung jawab akhir atas penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah.
115
Ibid.
116
Ketentuan pasal 65 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata pemerintahan kabupaten dan kota. Wakil pemerintah sebagaimana dimaksud adalah perangkat pemerintah
pusat dalam rangka dekonsentrasi.
117
Disamping itu Gubernur masih menjalankan fungsi yang terkandung dalam banyak departemen seperti bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang
pertanian, bidang sosial, dan bidang lainnya. Dapat dibuktikan bahwa dinas-dinas otonom seperti dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas pertanian, dinas sosial
dan lain-lain semuanya adalah pelaksana dari Gubernur, juga menjalankan urusan- urusan departemen yang lain, walaupun dinas-dinas tersebut adalah aparat
pemerintah daerah. Jadi sebenarnya Gubernur mempertanggungjawabkan fungsi dan tugasnya kepada banyak Menteri, tidak hanya Menteri Dalam Negeri.Hal ini
juga diperkuat pula bahwa Gubernur sebagai kepala wilayah adalah wakil pemerintah pusat di daerah yang melaksanakan fungsi dan tugas pusat, yang pada
hakekatnya mewakili seluruh menteri.
118
Meskipun Gubernur bertanggungjawab kepada Presiden tidak mengurangi wewenang menteri-menteri sebagai pembantu Presiden yang menerima delegasi
wewenang dan kekuasaan dari Presiden dengan azas keahlian, dan juga sebagai pelaksana pemerintahan pouvoir executive dan tidak mengurangi wewenang
menteri yang memimpin departemen yang sebenarnya memberikan petunjuk
117
http:Id.m.wikipedia.orgwikipemerintah_daerah_di_indonesia, diakes pada hari selasa, 31 Maret 2015, pukul 16.42 WIB.
118
H.R. Sjahnan, Pelaksanaan Tata Pemerintahan dan Otonomi Menurut UUD 1945 di Indonesia, Monora, Medan, 1992, hal. 241.
teknis pemerintahan dibidangnya masing-masing kepada pemerintah-pemerintah daerah.
119
Disemua negara tugas pokok dan wewenang wakil pemerintah adalah tunggal yaitu mewakili kepala negara dan pemerintah pusat untuk
menyelenggarakan pemerintahan umum dan sektoral yang lingkupnya Negara dalam yurisdiksinya.Ia mempunyai tanggung jawab menjamin tetap tegaknya
negara dan kelangsungan hidupnya dan menjamin kelancaran penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai tujuan negara. Oleh karena itu ia mempunyai
kekuasaan kenegaraan dan pemerintahan dalam jurisdiksinya atas nama Presidenkepala negara dan pemerintahan.
120
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah wakil pemerintah adalah pejabat negara yang menyelenggarakan pemerintahan umum dan sektoral yang
bersekup negara di daerahwilayahnya.Ia adalah penanggungjawab utamanya. Misi utamanya adalah mengamankan kepentingan negara danatau pemerintah
pusat di daerahwilayahnya. Wujud perbuatan adalah membuat kebijakan untuk:
121
1. Menjaga eksistensi dan kelangsungannya shingga ia harus berjibaku melawan
gerakan separatas yang muncul dalam daerahwilayahnya. Oleh karena itu wakil pemerintah harus menjadi penanggungjawab utama ketika Negara
mendapat tantangan, ancaman, dan gangguan separatism. Ia harus mempunyai wewenang yang cukup untuk menggunakan sumber daya di wilayahnya
119
Ibid.
120
Hanif Nurcholis, Op Cit, hal. 97.
121
Ibid.
dalam rangka mengatasi masalah ini. Semua instansi vertical dibidang hankam dan lain-lain harus berada dibawah koordinasinya.
2. Mewujudkan stabilitas keamanan, ketertiban, dan ketentraman masyarakat
sehingga ia harus melawan perbuatan terror, anarkis, kacau, tawuran, huru- hara, dan lain-lain yang terjadi di daerahwilayahnya. Wakil pemerintah harus
menjadi penanggungjawab utama jika Negara dalam kondisi seperti ini. Ia harus menjadi pemegang komando utama terhadap semua alat-alat represif di
daerahnya. Oleh karena itu banyak Negara yang wakil pemerintahnya membawahi kepolisian Negara dan kejaksaan.
3. Mengendalikan jalannya pemerintahan dalam wilayah jabatannya sehingga
tetap bisa berjalan efektif dan efisien demi peningkatan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu bila ada satuan pemerintahan baik pemerintahan daerah
maupun organnya dalam wilayah jabatannya mengalami kemacetan atau kekacauan maka ia harus mengambil tindakan cepat agar pemerintahan
berjalan normal kembali. 4.
Mengatasi masalah darurat secara cepat seperti bencana alam, banjir, gempa bumi, gunung meletus, dan lain-lain yang terjadi di daerahwilayahnya. Disini
dia harus mempunyai kewenangan lintas sektoral dan fungsional seingga dapat mendayagunakan semua sumber daya yang ada dalam wilayah
jabatannya. Dalam pelaksanaannya kepala daerah mengatur sumber
daya pemerintahan yang berada dalam tanggungjawabnya, mengkoordinir kepala
departemen fungsionalinstansi vertikal yang beroperasi diwilayahnya, dan membina serta mengawasi pemerintahan daerah yang berada didalam lingkup
wilayah jabatannya. Sebagai kepala satuan wilayah peerintahan ia mempunyai personal, dana, sarana, dan prasarana yang dapat digunakan untuk melaksanakan
kebijakannya. Selain mempunyai kewajiban sebagaimana diatur dalam undang-undang,
kepala daerah wajib menyampaikan:
122
1. Laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah,
2. Keterangan pertanggungjawaban, dan
3. Ringkasan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud memuat capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pelaksanaan
tugas pembantuan serta mencakup laporan kinerja instansi pemerintah daerah dalam ketentuan ini adalah laporan kinerja setiap satuan kerja perangkat
daerah.Laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh Pemerintah Daerah kepada Pemerintah harus diartikan sebagai pertanggungjawaban yang bersifat
interen dalam rangka evaluasi dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Gubernur menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi kepada Presiden melalui Menteri yang dilakukan 1 kali dalam 1 tahun.
Sedangkan bupatiwali kota menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupatenkota kepada Menteri melalui gubernur sebagai
wakil pemerintah pusat yang dilakukan 1 kali dalam 1 tahun. Laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah disampaikan paling lambat 3 bulan setelah
122
Ketentuan pasal 69 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
tahun anggaran berakhir dan digunakan sebagai bahan evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan daerah oleh pemerintah pusat.Berdasarkan hasil
evaluasi, Menteri mengkoordinasikan pengembangan kapasitas pemerintahan daerah dan pembinaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian
penghargaan dan sanksi. Laporan keterangan pertanggungjawaban memuat hasil penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Kepala daerah menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD yang
dilakukan 1 kali dalam 1 tahun paling lambat 3 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD dibahas oleh
DPRD untuk rekomendasi perbaikan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD dapat diartikan
sebagai pertanggungjawaban yang bersifat eksteren, walaupun sifatnya hanya berupa laporan keterangan, namun hal ini dapat berimplikasi hukum terutama
dalam pengajuan rancangan peraturan daerah raperda tentang APBD dan pemberhentian Kepala daerah dan wakilnya dalam masa jabatannya, yang
kemungkinannya DPRD akan menolak atau tidak menyetujuinya. Kepala daerah juga menyampaikan ringkasan laporan penyelenggaraan
pemerintahan daerah kepada masyarakat bersamaan dengan penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah.Penyampaian ringkasan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dilakukan melalui media yang tersedia di daerah dan dapat diakses oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melakukan kewajibannya tersebut kepala daerah diwajibkan memberikan keterangan pertanggungjawabannya kepada pemerintah, DPRD, dan
masyarakat. Namun apabila kepala daerah yang tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada pemerintah dan ringkasan laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat akan dikenai sanksi administratif berupa teguran tertulis oleh Menteri untuk gubernur dan oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk bupatiwali kota. Teguran tertulis sebagaimana dimaksud telah disampaikan 2 kali berturut-
turut dan tetap tidak dilaksanakan, kepala daerah diwajibkan mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Kementerian serta tugas dan kewenangannya dilaksanakan oleh wakil kepala daerah atau oleh pejabat yang ditunjuk.
Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh pemerintah yang meliputi koordinasi pemerintah antar susunan pemerintahan,
pemberian pedoman dan standar pelaksanaan urusan pemerintahan, pemberian bimbingan, suvervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan pemerintahan,
pendidikan dan pelatihan, perencanaan, penelitian dan pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pelaksanaan urusan pemerintahan.
123
Pendidikan dan pelatihan dapat dilakukan kerjasama antara pemerintah dengan pemerintah daerah danatau dengan perguruan tinggi serta lembaga
lainnya.Pemerintah dapat bermitra dengan perguruan tinggi nasional atau perguruan tinggi di daerah berdasarkan pertimbangan kompetensi dan
123
Hanif Nurcholis, Op Cit. Hal. 317.
efisien.Demikian juga, pemerintah dapat bekerjasama dengan lebaga lainnya baik negeri maupun swasta.
124
1. Pertanggungjawaban wajib yang terdiri:
Apabila dalam hal kepala daerah tidak melaksanakan kewajiban menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD, DPRD
provinsi dapat menggunakan hak interpelasi kepada gubernur dan DPRD kabupatenkota dapat menggunakan hak interpelasi kepada bupatiwali kota. Hak
interpelasi adalah hak untuk meminta penjelasan kepada kepala daerah mengenai alasan-alasan tidak disampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban.
Dari uraian pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan daerah, maka pertanggungjawaban kepala daerah di bidang politik dapat dibedakan
menjadi 2 macam yakni:
a. Pertanggungjawaban biasa yang wajib dilakukan satu kali dalam setahun
sebagaimana diatur dalam Pasal 70 ayat 2 dan 3 UU No. 23 Tahun 2014
b. Pertanggungjawaban luar biasa yang diwajibkan oleh DPRD dalam bentuk
meminta laporan keterangan pertanggungjawaban pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dalam masa jabatan pemerintah
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat 2 UU No. 23 Tahun 2014
124
Ibid. Hal 319-320.
2. Pertanggungjawaban sukarela, timbul atas dasar tanggung jawab moral
pemerintah daerah kepada rakyat dengan menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakatnya.
Dalam hubungan dengan pertanggungjawaban keuangan negara atau daerah, Robert D. Lee menyatakan “An a democracy, budgeting is adevice for
limiting the powers of government. Two issue in the evolution of modern publik budgeting as an instrument of ccountability to whom and for what purposes”.
Dalam hal ini ada keterkaitan antara anggaran negara atau daerah dengan pertanggungjawaban, karena anggaran adalah alat as an instrument dari
pertanggungjawaban accountability.
125
a. Laporan realisasi anggaran
Ketentuan mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD terdapat dalam pasal 320 UU Nomor 23 Tahun 2014 yang menyatakan bahwa kepala
daerah menyampaikan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD dengan dilampiri laporan keuangan yang telah diperiksa
oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran berakhir. Laporan itu meliputi:
b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih,
c. Neraca,
d. Laporan operasional,
e. Laporan arus kas,
f. Laporan perubahan ekuitas, dan
125
H. Muhammad Syarif Nuh, Op Cit.
g. Catatan atas laporan keuangan yang dilampiri dengan ikhtisar laporan
keuangan BUMD. Mekanisme pertanggungjawaban pelaksanaan APBD diatur pada pasal
321 sampai pasal 323 UU Nomor 23 Tahun 2014 yang selanjutnya dibahas oleh kepala daerah bersama DPRD untuk mendapat persetujuan bersama. Selanjutnya
kepala daerah menyiapkan rancangan Perkada tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD lalu disampaikan kepada Menteri untuk
dievaluasi. Menteri melakukan evaluasi terhadap rancangan Perda Provinsi tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan rancangan peraturan
gubernur tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD untuk menguji kesesuaiannya dengan Perda Provinsi tentang APBD danatau Perda
Provinsi tentang perubahan APBD, peraturan gubernur tentang penjabaran APBD danatau peraturan gubernur tentang penjabaran perubahan APBD serta temuan
laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.
126
Rancangan Perda KabupatenKota tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang telah disetujui bersama dan rancangan peraturan
bupatiwali kota tentang penjabaran pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebelum ditetapkan oleh bupatiwali kota paling lama 3 hari disampaikan kepada
gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk dievaluasi. Gubernur menguji kesesuaiannya dengan Perda KabupatenKota tentang APBD danatau Perda
KabupatenKota tentang perubahan APBD, peraturan bupatiwali kota tentang penjabaran APBD danatau peraturan bupatiwali kota tentang penjabaran
126
Ketentuan pasal 321 ayat 2 UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
perubahan APBD serta temuan laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan