Ulfa Rahyunito Daulay : Aspek Hukum Secondary Mortgage Facility SMF Dalam Rangka Sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah KPR Perbankan, 2008.
USU Repository © 2009
Kredit Pemilikan Rumah KPR, yang bersumber dari penggunaan dana jangka panjang, berkurangnya disparitas sumber pembiayaan perumahan antar daerah,
meningkatnya kualitas portofolio hipotek, serta terciptanya standardisasi prosedur dan pinjaman hipotek di pasar primer.
40
Lembaga Secondary Mortgage Facility SMF yang menyelenggarakan kegiatan penyaluran dana jangka menengah danatau panjang kepada Kreditur
Asal Bank dengan melakukan sekuritisasi transformasi aset yang tidak likuid menjadi likuid dengan cara pembelian Aset Keuangan dari Kreditur Asal dan
penerbitan Efek Beragun Aset, diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam pembiayaan perumahan sehingga peranan bank dalam pembiayaan perumahan
semakin meningkat.
41
Tujuan Secondary Mortgage Facility SMF adalah memberikan fasilitas pembiayaan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kesinambungan
pembiaayaan perumahan yang terjangkau oleh masyarakat.
C. Tujuan dan Manfaat Secondary Mortgage Facility
42
Menurut Erica Soeroto, selaku direktur utama PT SMF Persero. Tujuan SMF adalah mengupayakan terwujudnya pemenuhan kebutuhan akan hunian di
masyarakat dengan cara memfasilitasi perputaran aliran dana melalui mekanisme sekuritisasi yang mensinergikan Pasar Primer KPR, Pasar Sekunder SMF dan
40
Pembiayaan Perumahan dengan Fasilitas Hipotek, Medan Bisnis, Loc. Cit.
41
Ardin Simanjuntak , SE., MBM., Op. Cit.
42
Ngalim Sawega, Op. Cit., hal. 6.
Ulfa Rahyunito Daulay : Aspek Hukum Secondary Mortgage Facility SMF Dalam Rangka Sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah KPR Perbankan, 2008.
USU Repository © 2009
Pasar Modal. Sehingga pada akhirnya mekanisme pasar mampu mendorong turunnya tingkat bunga secara bertahap sampai kepada tingkat yang terjangkau.
43
b. Mengembangkan industri properti.
Manfaat Fasilitas Secondary Mortgage Facility SMF : 1. Manfaat Secondary Mortgage Facility bagi pemerintah dan masyarakat
Adanya fasilitas Pembiayaan Sekunder Perumahan SMF di Indonesia menghasilkan beberapa manfaat bagi pemerintah selain utamanya pemenuhan
kebutuhan rumah, diantaranya : a. Mengurangi angka pengangguran dengan penciptaan lapangan kerja melalui
pembangunan perumahan dan infrastruktur serta fasilitas umum dan fasilitas sosial sebagai penunjang program perumahan.
c. Menggairahkan industri pendukung properti.
d. Mengembangkan pasar modal.
e. Menarik investor baik lokal maupun internasional.
f. Meningkatkan pendapatan pemerintah yang berasal dari pajak.
Sedangkan untuk masyarakat, Fasilitas Pembiayaan Sekunder Perumahan SMF menpunyai manfaat langsung maupun tidak langsung seperti :
a. Besarnya kesempatan memiliki rumah melalui kredit panjang.
b. Kesenpatan kerja yang lebih luas dalam industri properti dan industri
penunjangnya.
43
http:jarrewidhi.wordpress.com ,terakhir kali diakses tanggal 25 April 2008.
Ulfa Rahyunito Daulay : Aspek Hukum Secondary Mortgage Facility SMF Dalam Rangka Sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah KPR Perbankan, 2008.
USU Repository © 2009
2. Manfaat Secondary Mortgage Facility bagi pemodal Efek Beragun Aset EBA akan dilakukan secara wholesale dan memilki
keunggulan bagi pemodal sebagai berikut : a.
Dapat memanfaatkan Efek Beragun Aset sebagai salah satu alternatif investasi yang menghasilkan stream cash flow yang jelas.
b. Efek Beragun Aset EBA dijamin dengan cash flow pool KPR yang memiliki
agunan yang jelas. c.
Sebagai sarana diversifikasi risiko.
3. Manfaat Secondary Mortgage Facility SMF bagi industri perbankan. Ada banyak manfaat dari Secondary Mortgage Facility SMF bagi
Industri Perbankan, yaitu diantaranya :
44
a. Memperbaiki Capital Adequency Ratio.
b. Meniadakan tenor mismatch yaitu jangka waktu pendek sumber pembiayaan
dari deposito-deposito dan jangka waktu pemberian kredit perumahan yang umumnya adalah untuk jangka panjang.
c. Memperoleh dana-dana baru untuk dapat melanjutkan pembiayaan pembelian
rumah pada masyarakat yang membutuhkannya. d.
Memperoleh sumber penghasilan berupa fee untuk bertindak sebagai debt servicer.
45
e. Meningkatkan kinerja bank, antara lain meningkatkan pendapatan dan
Lending Capacity.
44
Ardin Simanjuntak, Op. Cit., hal. 11.
45
Kunarti Surya Santoso, Op. Cit., hal. 2.
Ulfa Rahyunito Daulay : Aspek Hukum Secondary Mortgage Facility SMF Dalam Rangka Sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah KPR Perbankan, 2008.
USU Repository © 2009
Sekuritisasi aset akan berpengaruh terhadap struktur laporan keuangan, baik pada sisi neraca balance sheet maupun pada laporan laba rugi income
statement. f.
Pada sisi neraca, akan terjadi perubahan yang sangat signifikan terhadap bentuk portofolio aset dan kredit yang notabene merupakan aset lain yang
lebih likuid kas g.
Apabila sebagian besar portofolio KPR disekuritisasi, maka pendapatan utama bank bukan lagi hanya berasal dari interest income, tetapi juga berasal dari fee
based income baik yang berasal dari originating fee maupun servicing fee serta custodian fee.
h. Hilangnya alokasi biaya Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif PPAP
dari aset KPR yang disekuritsasi, sehingga akan mengurangi biaya pembentukan PPAP dan pada akhirnya akan meningkatkan laba yang akan
diperoleh. i.
Menigkatkan lending capacity dan utilasi modal bank, karena dengan dikeluarkannya KPR yang dijual dari neraca akan mengurangi jumlah Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko ATMR, sehingga Bank memiliki peluang untuk melakukan ekspansi kredit tanpa perlu meningkatkan modal.
j. Dalam proses sekuritisasi, bank bisa bertindak sebagai Kreditur Asal,
Penyedia Kredit Pendukung, Penyedia fasilitas Likuiditas, Penyedia jasa, Bank Kustodian dan Pemodal sehingga bank bisa meningkatkan fee-based
income nya.
Ulfa Rahyunito Daulay : Aspek Hukum Secondary Mortgage Facility SMF Dalam Rangka Sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah KPR Perbankan, 2008.
USU Repository © 2009
k. Menghilangkan risiko-risiko yang dihadapi bank antara lain dengan memindahkan risiko kredit dan risiko suku bunga dari bank sebagai Kreditur
Asal kepada Penerbit. Risiko suku bunga, yaitu risiko yang ditimbulkan dari berfluktuatifnya suku bunga di Indonesia, karena dengan terus menerus
mengucurkan kredit yang berjangka waktu panjang maka bank akan mengalami kesulitan bila terjadi kenaikan suku bunga seperti yang terjadi di
masa krisis moneter. Dengan melakukan sekuritisasi melalui Lembaga SMF ini, maka bank dapat meminimalkan risiko suku bunga tersebut. Sedangkan
risiko kredit, dengan penerapan sekuritisasi dengan mekanisme jual putus true sale maka risiko kredit yang ditanggung oleh bank akan dipindahkan ke
Lembaga Secondary Mortgage Facility SMF.
46
1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tanggal 7
Februari 2005 Tentang Pembiayaan Sekunder perumahan dalam pasal 3, pasal 4 ayat 1, 2, 3, pasal 8, pasal 9, pasal 15 ayat 1, 2.
D. Landasan Peraturan Secondary Mortgage Facility SMF