Biaya Audit Audit Fees

oleh peneliti kali ini. Adapun hasil penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini: 40 Tabel 2.1 Hasil - Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Mahmoud Reza Esmaeili, Najmeddin Mirgoushe, Nahid Mortazavi 2014 The Relationship between ownership sructure and audit fee in companies listed in Tehran Stock Exchange Variabel ownership struktur dan audit fee. Tahun penelitian dan objek penelitian. Kepemilikan manajerial berpengatuh signifikan terhadap audit fee. Sedangkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap audit fee. 2. Chintya Paramitha Septyarini Putri dan Imade Karya Putra 2014 Pengaruh Independensi Dewan Komisaris, Fungsi Internal Audit, dan Praktik Manajemen Laba terhadap Fee Audit Variabel Fungsi Internal Audit, Praktik Manajemen Laba dan Fee Audit Tahun penelitian dan proksi fungsi internal audit. Independensi komisaris dan ptaktik manajemen laba tidak berpengaruh terhadap fee audit. Sedangkan Fungsi internal audit berpengaruh terhadap fee audit. 3. Kusharyanti 2013 Analysis Of The Factors Determining The Audit Fee Variabel audit fee didapat dari professional fee yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan. Hal yang berpengaruh terhadap fee audit lainnya yaitu atribut klien dan tenur audit. Klien Atribut berpengaruh positif terhadap Audit Fee. Auditor atribut berpengaruh terhadap fee auditor yaitu ukuran KAP, sedangkan tenur auditor dan audit khusus tidak berpengaruh terhadap audit fee. Lanjutan 41 No Peneliti Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 4. Azrul Ihsan Husnin et al. 2013 Corporate Governance Structure and Its Relationship with Audit Fee- Evidence from Malaysian Listed Companies Variabel fee audit dan konsentrasi kepemilikan perusahaan Tahun penelitian, objek penelitian dari MCCG Malaysia Code of Corporate Governance Konsentrasi kepemilikan dan koneksi politik berpengaruh signifikan terhadap audit fee. 5. Javad Moradi, Hashem Valipour dan Zahra Pahlavan 2012 Earnings Management, Board Independence And Audit Fees Considering The Firms Profitability. Variabel earning management dan audit fees Tahun penelitian dan proksi dari manajemen laba menggunakan model Jones yang dimodifikasi oleh Francis et al. 2002 Ada pengaruh yang positif antara manajemen laba dan audit fee. Sedangkan, board of independence tidak memiliki pengaruh dan berhubungan negatif terhadap audit fee. Profitabilitas yang lebih tinggi juga akan semakin tinggi audit fee juga. 6. Netty Herawaty 2011 Pengaruh Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit Terhadap Audit Fee Variabel fee audit dan pengendalian intern Tahun penelitian, penelitian untuk mengetahui fee audit dilakukan dengan survey primer Secara simultan Pengendalian Intern dan Lamanya Waktu Audit memiliki pengaruh positif terhadap fee audit. 7. Michell Suharli dan Nurlaelah 2008 Konsentari Auditor dan Penetapan Fee Audit : Investigasi Pada BUMN Variabel konsentrasi auditor dan Penetapan Fee Audit Tahun penelitian dan objek menggunakan perusahaan BUMN Rasio konsentrasi, ukuran perusahaan auditee mempunyai hubungan yang signifikan sedangkan ukuran KAP dan jumlah anak perusahaan tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap audit fee. 42

C. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan dalam gambar berikut : Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Bersambung ke halaman selanjutnya Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Manajemen Laba, Tipe Auditor dan Internal Audit Terhadap Audit Fees Adanya Kasus Penipuan Akuntansi Manajemen Laba Dikeluarkannya Peraturan dari IAPI KEP.024IAPIVII2008 Tentang Penentuan Fee Audit Variabel Independen Variabel Dependen Basis Teori : Agency Theory Ukuran Perusahaan X 1 Manajemen Laba X 3 Internal Auditor X 5 Kepemilikan Institusional X 2 Tipe Auditor X 4 Audit Fees Y 43 Gambar 2.2 Lanjutan

D. Hipotesis

Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dan variabel dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Audit Fees Menurut Nugrahani dan Sabeni 2013, ukuran perusahaan yang besar dengan jumlah asset kekayaan yang tinggi membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor eksternal akan semakin rumit. Hal tersebut akan mengakibatkan peningkatan besar fee audit yang dibebankan pada perusahaan. Model inilah kemudian yang dijadikan acuan untuk melihat fenomena diseputar penawaran jasa audit. Penentuan ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aset yang dimiliki oleh perusahaan, Kusharyanti 2013 menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap fee audit. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Hasil Pengujian dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Metode Analisis: Regresi Berganda 44 Ha 1 = Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit fees. 2. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Audit Fees Ghosh 2011 dalam penelitiannya menemukan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan swasta. Esmaeili et. al 2014, menyatakan tidak ada hubungan antara kepemilikan institusional dengan biaya audit yang dibayarkan. Kepemilikan institusional didapat dari jumlah total saham milik institusional dibagi dengan total jumlah saham perusahaan yang beredar. Pemilik institusional memiliki sebagian besar saham perusahaan. Mengenai pemisahan kepemilikan dari manajemen dalam perusahaan, peran penting dari pemilik ini dalam mengendalikan dan memantau pengelolaan perusahaan menjadi lebih menonjol. Oleh karena itu, biaya audit merupakan masalah penting baik bagi manajer dan auditor independen, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara kepemilikan institusional dan audit fees. Jadi, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap audit fees yang dibayarkan. Ha 2 = Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap audit fees. 3. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Audit Fees Manajemen laba cenderung digunakan oleh perusahaan salah satunya guna menghindari pajak yang besar. Perusahaan dengan tingkat manajemen laba yang tinggi lebih cenderung untuk membayar audit fees yang lebih besar 45 dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang rendah van Cameghem, 2009. Perusahaan membayar audit fees lebih tinggi karena jasa auditor dalam mengaudit laporan keuangan yang digunakan sebagai alat monitor bagi stakeholders. Moradi et al 2012 dalam penelitiannya mengemukakan bahwa manajemen laba berpengaruh terhadap audit fees. Jadi audit fees cenderung akan dibayar lebih tinggi ketika terjadi manajemen laba dalam suatu perusahaan. Ha 3 = Manajemen laba berpengaruh signifikan terhadap audit fees. 4. Pengaruh Tipe Auditor terhadap Audit Fees. Suharli dan Nurlaelah 2008 menyimpulkan bahwa kantor akuntan publik yang lebih besar dapat diartikan bahwa kualitas audit yang dihasilkanpun lebih baik dibandingkan dengan kantor akuntan kecil, dengan kata lain perusahaan akan membayar audit fee lebih tinggi kepada kantor akuntan publik yang lebih besar karena kantor akuntan publik yang lebih besar lebih memiliki reputasi yang baik dalam opini publik. Tipe auditor dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four dan KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four. Kusharyanti 2013 menyimpulkan bahwa audit fees cenderung akan dibayarkan lebih tinggi ketika perusahaan menggunakan auditor yang berkualitas seperti auditor yang berasal dari KAP Big four. Jadi, Tipe auditor berpengaruh signifikan terhadap audit fees. Ha 4 = Tipe auditor berpengaruh signifikan terhadap audit fees 46 5. Pengaruh Internal Audit terhadap Audit Fees. Profesi auditor internal mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Auditor internal bertugas meneliti dan mengevaluasi suatu sistem akuntansi serta menilai kebijakan dan program kebijakan manajamen yang dilaksanakan. Berdasarkan peraturan Bapepam No IX.I.7 tahun 2008 yang isinya mewajibkan setiap emiten atau perusahaan publik untuk membentuk unit audit internal, tanggung jawab keefektifan audit internal dipegang oleh komite audit. Komite audit berwenang untuk mengakses informasi atas catatan tentang karyawan, dana, aset, serta sumber daya lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya termasuk kerjasama dengan audit internal. Pelaksanaan tugas komite audit tercermin dari koordinasi dengan dewan komisaris yang didalamnya juga mengevaluasi tugas internal audit Nugrahani dan Sabeni, 2013. Ketika kinerja internal audit cukup baik dalam membantu mengevaluasi laporan keuangan, maka dapat mengurangi kinerja auditor eksternal sehingga fee yang diterima auditor eksternal rendah. Yasin dan Nelson 2012 menyatakan bahwa komite audit berpengaruh signifikan terhadap fee audit. Menurut Aryani 2011 internal audit diukur dengan menggunakan jumlah rapat komite audit dan berpengaruh terhadap fee audit. Jadi, internal audit berpengaruh signifikan terhadap audit fees. Ha 5 = Internal audit berpengaruh signifikan terhadap audit fees. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, manajemen laba, tipe auditor dan internal audit terhadap audit fees yang didapat dari laporan keuangan auditan dan annual report perusahaan dengan menggunakan akun professional fees, total aset perusahaan, prosentase kepemilikan saham institusional perusahaan, mmanajemen laba yang didapat dari modified jones model, auditor eksternal yang digunakan serta jumlah rapat komite audit. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2010-2013.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode tahun 2010 sampai dengan 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling, dimana peneliti menentukan sampel sebagai objek penelitian dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan listed terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI sejak 1 Januari 2010 sampai 31 Desember 2013 dan tidak delisting selama periode penelitian. 2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit beserta annual report. 48 3. Mencantumkan akun professional fee dan jumlah rapat komite audit dalam laporan keuangannya. 4. Laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Data diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi ini dilakukan dengan cara mengumpulkan laporan tahunan annual report beserta laporan keuangan auditan dari www.idx.co.id . Data pendukung lainnya diperoleh dengan metode studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Analisis kunatitatif dilakukan dengan cara menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan bantuan Statistical Package for Social Sciences SPSS versi 20. 1. Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif merupakan teknik deskriptif yang memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud menguji 49 hipotesis. Analisis ini hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah sample, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata mean, dan standar deviasi Ghozali, 2011. Minimum digunakan untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata- rata.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji apakah data memenuhi asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji normalitas, uji multikolenieritas,uji autookorelasi, dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal Ghozali, 2006. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan 50 alat uji Kolmogrov Smirnov. Uji Kolmogrov Smirnov merupakan uji statistik untuk mendeteksi normalitas data dengan cara menentuka terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu: hipotesis nol Ho untuk data terdistribusi secara normal, dan hipotesis alternatif Ha untuk data yang tidak terdistribusi secara normal Ghozali, 2011. Jika nilai Asymp-Sign 2-tailed ≥ 5 maka data berdistribusi normal. b. Uji Multikolonearitas Menurut Ghozali 2011 uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari Tolerance Value atau Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cut-off yang umum adalah: 1 Jika nilai Tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. 51 2 Jika nilai Tolerance 10 persen dan nilai VIF 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi c. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t- 1 sebelumnya. Gejala ini menimbulkan konsekuensi yaitu interval keyakinan menjadi lebih besar serta varians dan kesalahan standar akan ditafsir terlalu rendah. Uji autokorelasi dilakukan dengan Run test untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. d. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2011. Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika 52 nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5 maka, model regresi mengandung heterokedastisitas.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda Multiple Regression Analysis. Regresi adalah alat analisis yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dirumuskan dengan persamaan berikut : LNFEE = ß + β1SIZE + β2IO + β2ML + β3Dummy TA + βIA + e Keterangan : LNFEE : Audit Fees SIZE : Ukuran Perusahaan IO : Kepemilikan Institusional ML : Manajemen Laba TA : Tipe Auditor IA : Internal Audit β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien masing-masing variabel ß : Konstanta e : Error 53

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Audit sebagai Variabel Moderating (Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 40 99

Analisis pengaruh mekanisme corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI)

2 33 138

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 2 30

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERGE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverge Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2013

0 3 22

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, UKURAN PERUSAHAAN, LEVERGE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverge Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2013

0 3 16

PENDAHULUAN Pengaruh Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverge Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2010-2013).

0 2 9

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013).

0 10 21

PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

0 0 16