nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan 5 maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya
heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5 maka, model regresi
mengandung heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda Multiple Regression Analysis. Regresi adalah alat analisis yang
digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi dirumuskan dengan persamaan
berikut : LNFEE = ß
+ β1SIZE + β2IO + β2ML + β3Dummy TA + βIA + e
Keterangan : LNFEE
: Audit Fees SIZE
: Ukuran Perusahaan IO
: Kepemilikan Institusional ML
: Manajemen Laba TA
: Tipe Auditor IA
: Internal Audit β1, β2, β3, β4, β5
: Koefisien masing-masing variabel ß
:
Konstanta e
: Error
53
a. Uji Parsial Uji statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Ghozali, 2011.
Variabel independen secara individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel depennden apabila nilai p value sig
lebih kecil dari tingkat signifikansi α. Tingkat signifikansi yang diterapka
n dalam penelitian ini adalah α = 5. Hal ini berarti apabila nilai p value sig lebih kecil dari 5 maka variabel independen secara
individu dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji Pengaruh Simultan Uji statistik F Uji statistik F digunakan untuk menguji apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi a sebesar 5 persen atau 0.05.
Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan pada nilai probabilitas signifikansi. Jika nilai probabilitas signifikansi 0.05, maka
hipotesis diterima. Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel independen. Jika nilai probabilitas signifikansi
54
0.05, maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen.
c. Koefisien determinasi R
2
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Penelitian ini menggunakan nilai adj R
2
karena mampu mengatasi bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Nilai Adj R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan
variabel-variabel terikat sangat terbatas Ghozali, 2011.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai-nilai dari seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah ukuran perusahaan, kepemilikan
institusional, manajemen laba, tipe auditor serta internal audit, sedangkan audit fees merupakan variabel dependen. Variabel-variabel tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan sebagai variabel independen didapat total aset yang
dimiliki perusahaan Kusharyanti, 2013, ukuran perusahaan tercermin dari
55
total aset yang dimiliki perusahaan, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin rumit pula proses audit yang dilakukan sehingga perusahaan berani
membayar audit fees tinggi karena ukuran perusahaannya besar. Pengukuran dari ukuran perusahaan ini adalah dengan menggunakan logaritma natural dari
total aset Nugrahani dan Sabeni, 2012. 2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan total kepemilikan saham yang dimilki oleh perusahaan. pengukurannya dengan menggunakan rumus
Kepemilikan Institusional =
����� ����������� ��ℎ�� ������������� ����� ������ℎ ��ℎ�� ������ℎ��� ���� �������
Menurut Adriani 2011 dalam Sukirni 2012, kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi
atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional memiliki arti penting
dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Monitoring
tersebut tentunya akan menjamin kemakmuran untuk pemegang saham, pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan melalui
investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal.
56