4. Motivasi pajak taxation motivation Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan
rekayasa laba adalah untuk meminimalkan pajak atau total pajak yang harus dibayarkan perusahaan.  manajer akan membayar pajak serendah
mungkindengan cara meminimalkan laba. Dengan begitu, perusahaan dapat mengurangi beban pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah.
5.  Pergantian CEO change of chief executive officer Banyak motivasi yang muncul saat terjadi pergantian CEO. Salah
satunya adalah pemaksimalan laba untuk meningkatkan bonus pada saat CEO mendekati masa pensiun. Pada sisi yang berbeda, CEO juga berusaha
meningkatkan kinerjanya untuk menghindari pergantian CEO oleh pemilik perusahaan dengan cara meningkatkan laba jika penilaian kinerja
berdasarkan laba. CEO yang dinilai baik oleh pemilik perusahaan akan diberikan bonus reward , sedangkan manajer yang kinerjanya kurang baik
akan diganti oleh pemilik perusahaan punishment. 6.  IPO initial public offering
Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan harga pasar, sehingga terdapat masalah bagaimana menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh
karena itu, informasi laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai perusahaan, sehingga manajemen perusahaan
yang akan go public  cenderung melakukan  manajemen laba untuk memperoleh harga lebih tinggi atas saham yang akan dijualnya.
28
Penjelasan berikutnya,  Beneish 2001  dalam Pambudi 2013 menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan
keputusan tertentu dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi- transaksi yang mengubah laporan keuangan, hal ini bertujuan untuk
menyesatkan para stakeholders  tentang kondisi kinerja ekonomi perusahaan, serta mempengaruhi  penghasilan kontraktual yang mengendalikan angka
akuntansi yang dilaporkan. Manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui pengungkapan
informasi tambahan dalam laporan keuangan. Akan tetapi, peningkatan pengungkapan laporan keuangan akan mengurangi asimetri informasi
sehingga peluang bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba menjadi semakin kecil.  Perusahaan yang melakukan manajemen laba akan
mengungkapkan lebih sedikit informasi dalam laporan keuangan agar tindakannya tidak dapat terdeteksi. Manajemen laba muncul sebagai dampak
masalah keagenan yang terjadi karena adanya ketidakselarasan kepentingan antara pemegang saham principal dan manajemen perusahaan agent.
Menurut Salno dan Baridwan 2008 dalam Ningsaptiti 2010 pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan
profitabilitas yang selalu meningkat sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologinya, antara lain
dalam hal memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi.
29
Menurut Cameghem 2009 dalam Pambudi 2013 perusahaan dengan tingkat manajemen laba yang tinggi lebih cenderung untuk membayar audit
fees yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tingkat manajemen laba yang rendah.
4. Tipe Auditor
Menurut Halim 2008  tipe auditor yang ditugaskan untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum
pada umumnya diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yaitu: 1.  Auditor Internal
Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan audit internal adalah untuk membantu manajemen
dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Auditor internal terutama berhubungan dengan audit operasional dan audit kepatuhan.
Meskipun demikian pekerjaan audit internal dapat mendukung  audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen. Para auditor
internal kebanyakan adalah pemegang sertifikat Certified Internal Audit CIA, yang beberapa diantaranya juga bersertifikat Certified  Public
Accountant CPA. 2.  Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban
30
keuangan dari berbagai  unit organisasi dalam pemerintahan. Auditing ini dilaksanakan oleh auditor pemerintah yang bekerja di BPKP badan
pengawas keuangan dan pembangunan dan BPK badan pemeriksa keuangan. Auditor pemerintah juga bekerja di Direktorat Jendral Pajak,
tugasnya  adalah memmeriksa pertanggungjawaban keuangan para wajib pajak baik perseorangan maupun yang berbentuk organisasi kepada
pemerintah. 3.  Auditor Independen Akuntan Publik
Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien.
Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, badan pemerintah maupun individu perseorangan. Auditor
independen juga menjual jasa lain berupa konsultasi pajak,  konsultasi manajemen, penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan,
serta jasa-jasa lainnya. Auditor independen bekerja dan memperoleh penghasilan yang berupa fee  per jam kerja dan auditor independen harus
independen terhadap klien pada saat melakukan audit maupun saat pelaporan hasil audit. Auditor independen menjalankan tugas dibawah suatu
kantor akuntan publik. Disamping ketiga jenis auditor tersebut, sering juga dikenal istilah akuntan pendidik yang merupakan ahli-ahli akuntansi yang
menjadi pengajar akuntansi terutama di suatu fakultas ekonomi jurusan akuntansi.
31
Definisi audit menurut ASOBAC A Statement of Basic Auditing Concepts yaitu:
“Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai asersi-aseri tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada
para pemakai yang berkepentingan.”
Menurut Kell dan Boynton  2008, salah satu tipe audit adalah audit laporan keuangan yang mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti
mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan pendapat apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai kriteria
yang ditentukan oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum PABU. Audit laporan keuangan ini biasanya dilakukan oleh seorang eksternal auditor.
Arens et.al 2003 dalam Suharli dan Nurlaelah 2008 mengemukakan ada empat jenis auditor yang umum dikenal  masyarakat yaitu 1 certified  public
accounting firms  akuntan publik, 2 general accounting  office auditors akuntan pemerintah, 3 internal  revenue agent   akuntan pajak, dan  4
internal uditors
auditor internal. Certified accounting public firms  akuntan publik  disebut juga auditor
eksternal atau auditor  independen. Akuntan ini bertanggung jawab  atas pemeriksaan atau pengauditan laporan keuangan organisasi yang dipublikasikan
dan  memberikan opini atas informasi yang  diauditnya. General accounting office auditors akuntan pemerintah yang dilaksanakan oleh  auditor
32
pemerintah sebagai karyawan  pemerintah. Audit ini mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan dan audit  operasional. Sedangkan internal revenue
agent  akuntan pajak mempunyai tanggung jawab terhadap pelaksanan pada pembayaran pajak oleh wajib pajak lingkup pekerjaannya adalah memeriksa
apakah wajib pajak telah benar memberikan pajaknya sesuai dengan prosedur dan hukum yang berlaku, dan internal auditors  auditor internal bertanggung
jawab pada manajemen perusahaan. Tujuannya adalah audit terhadap setiap perusahaan berbagai dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan. Pada akhir kegiatan biasanya diajukan saran rekomendasi untuk meningkatkan kualitas operasional perusahaan. Pada
dasarnya layanan yang diberikan oleh para auditor cabang adalah sama, yang membedakan adalah tanggung jawab dan tingkat kebebasan.
Semua  yang  berkaitan  dengan auditor eksternal diatur  dalam Undang- Undang  Republik    Indonesia    Nomor    5    Tahun  2011   Tentang    Akuntan
Publik. Apabila Kantor Akuntan Publik Asing KAPA atau Organisasi Audit Asing  OAA  ingin  mendirikan  usaha  di  Indonesia,  KAPA  atau  OAA
diwajibkan bekerjasama atau berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik KAP Indonesia.
Di  Indonesia,  terdapat    pula  auditor  eksternal  Big  Four  dan  Non  Big Four. Menurut Nindita dan Veronica 2012, KAP di Indonesia yang berafiliasi
dengan KAPA Big Four, antara lain:
33