hanya merugikan masyarakat dan semakin membebani masyarakat khususnya masyarakat bahwa yang hidupnya pas-pasan.
Lalu penulis mengajukan pertanyaan selanjutnya kepada informan yaitu bagaimana dampaknya terhadap masyarakat atas Peraturan Daerah No. 5 Tahun
2006 Kabupaten Serdang Bedagai ini ? dan mereka mengeluarkan pendapat yang hampir sama, penulis menyimpulkan jawaban mereka bahwa masyarakat
Kecamatan Sei Bamban mengalami ketidak puasan dalam hal tarif dan sistem birokrasi yang ada saat ini. Seperti masyarakat kelas bawah, tentu saja semakin
susah karena dalam pengurusan KTP tersebut memerlukan biaya yang menurut mereka sudah termasuk mahal.
Dengan membandingkan argument-argumen diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai ini sangat
buru-buru, tanpa mempertimbangkan kemungkinan masalah yang akan timbul. Sebenarnya pelaksanaan Perda No. 5 Tahun 2006 Kabupaten Serdang Bedagai ini
dapat dilaksanakan sejauh pemerintah Kebupaten Serdang Bedagai dapat menyesuaikan antara tujuan, sasaran, dan kegunaan dapat diseimbangkan, maka
tentunya tidak akan menimbulkan dampak negative diantara sasaran kebijakan.
1.5 Hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelayanan Pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP
Pelayanan publik di Indonesia dewasa ini masih belum memenuhi tuntutan dan harapan masyarakat. Kondisi faktual memperlihatkan masih buruknya
pelayanan publik di berbagai sektor dan bidang. Pelayanan publik masih sering
Universitas Sumatera Utara
tidak efektif, kurang profesional, partisipasi masyarakat kurang, tidak adanya reward and punishment, diwarnai buyada paternalisme, dan diskresi dalam
pemberian pelayanan lemah. Dari survey yang dilakukan Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM pada tahun 2002, membuktikan bahwa
praktik penyelenggaraan pelayanan publik di Kabupatenkota di Indonesia masih penuh dengan ketidakpastian biaya, waktu dan cara pelayanan. Waktu dan
pelayanan tidak pernah jelas bagi pengguna layanan. Ini terjadi karena prosedur pelayanan tidak pernah mengatur kewajiban dari penyelenggaraan pelayanan dan
hak dari warga sebagai pengguna. Prosedur cenderung hanya mengatur kewajiban warga ketika berhadapan dengan rezim pelayanan.
Ketidak pastian ini mendorong warga membayar suap dan pemungutan liar kepada petugas agar pelayanan bisa segera diperoleh. Akibatnya suap dan
pungutan liar menjadi fenomena yang semakin diterima dan dianggap hal yang wajar. Disamping ketidakpastian, masalah lain yang dengan mudah dijumpai di
hampir setiap pelayanan publik adalah masih adanya deskriminasi pelayanan baik atas dasar hubungan pertemanan, afiliasi politik, etnis bahkan agama. Ciri lain
yang menggambarkan wajah buruk pelayanan publik yakni orientasi pelayanan yang lebih kepada kepentingan pemerintah dan pejabatnya bukan pada
kepentingan pelanggan, budaya yang berkembang bukan budaya pelayanan melainkan budaya kekuasaan, prinsip distrust lebih mendasari system pelayanan
bukan prinsip trust sehingga prosedur yang ditetapkan bukan untuk menfasilitasi namun untuk mengontrol perilaku, dan masih adanya tumpang tindih kewenangan
pelayanan pada banyak satuan birokrasi. Kondisi tadi mengisyaratkan perlunya
Universitas Sumatera Utara
solusi yang implementatif sebagai upaya perbaikan kualitas dan kinerja pelayanan, disamping perlunya komitmen yang tinggi dari semua stakeholders
dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik namun sejauh ini masih disarankan belum memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Ada beberapa faktor yang
dinilai sebagai kendala diantaranya, kurangnya SDM aparatur, belum adanya parameter yang valid terhadap indikator kinerja institusi pelayanan, disamping
kendala eksternal birokrasi seperti kepatuhan masyarakat terhadap peraturan dan prosedur yang telah ditetapkan, dan hambatan lainnya.
Argumen pertama yang penulis dapat dari informan biasa yaitu Ibu Lasma Sinurat yang merupakan salah satu penduduk yang bertempat tinggal di
Kecamatan Sei Bamban yang karena ada keperluan dengan pegawai yang megurus Kartu Tanda Penduduk KTP. Dan pertanyaaan yang diajukan kepada
ibu tersebut adalah : bagaimana tanggapan ibu terhadap proses pengurusan KTP di Kantor Kecamatan Sei Bamban ini?
Dan beliau menjawab : “ Menurut saya untuk mengurus Kartu Tanda Penduduk, prosesnya
sebenarnya tidak berbelit-belit. Pengurusan KTP di kantor ini juga memuaskan, disamping tempatnya bersih dan nyaman, pelayanan yang
diberikan juga sangat ramah dan maksimal.
Hal yang senada juga diutarakan oleh Herianto Siagian, seorang siswa SMU Negeri 1 Sei Bamban yang pada saat ini sedang duduk di bangku kelas 3
SMU. Dia berpendapat bahwa :
Universitas Sumatera Utara
“ saya sebenarnya baru kali ini mengurus pembuatan Kartu Tanda Penduduk KTP, saya awalnya berpikir dan takut karena banyak orang mengatakan
mengurus KTP itu susah, tapi ternyata sangat mudah, kalau sudah tahu langkah-langkahnya. “
Mastawaty Surbakti, SE. ketika diberikan pertanyaan yang sama yakni mengenai proses pengurusan KTP di kantor Kecamatan Sei Bamban, dan beliau
menjawab sebagai berikut : “ proses pengurusan Kartu Tanda Penduduk KTP sebenarnya cukup mudah,
namun memang terkadang ada saja masalah yang tiba-tiba dapat memperlambat prosesnya. Misalnya rusaknya komputer ataupun modem
internet yang sebenarnya keberadaanya sangat penting untuk pengiriman data-data kependudukan ke kantor pusat di Rampah Sei Bamban.. pemadaman
lampu ang dilakukan oleh pemerintah juga merupakan salah satu kendala yang menghambat. Namun pemerintah Kabupaten dan Kecamatan sudah
menangani masalah ini dengan baik… koneksi internet yang terkadang buruk, juga menyebabkan pengiriman data ke Kantor Dinas Kependudukan yang
seharusnya melewati system on-line menjadi terhambat..”
Adapun pertanyaan selanjutnya yang diajukan oleh penulis pada informan biasa yang ditemui penulis ialah Bpk. Erwin Butar-butar, SH yang kebetulan
hendak memperpanjang KTP yaitu apakah ada peran serta masyarakat dalam mewujudkan pelayanan pengurusan KTP ? beliau berpendapat bahwa :
Peranan masyarakat dalam mewujudkan pelayanan pengurusan KTP sangat mendukung. Contohnya apabila ada kesulitan atau keterlambatan dalam
pengurusan KTP mereka selalu memberikan solusi dan saran apa syarat- syarat apa saja yang perlu dilengkapi. Dan mereka selalu ada disaat
masyarakat membutuhkan mereka.
Kemudian pertanyaan selanjutnya diajukan pada Ibu susilawaty ningsih mengenai tanggung jawab pegawai dalam memberikan pelayanan KTP di Sei
Bamban. Beliau berpendapat : Menurut saya tanggung jawab pegawai Kantor Camat Sei Bamban dalam
memberikan pelayanan pengurusan KTP sudah memadai. Dimana mereka mengerjakan pekerjaan masing-masing sesuai fungsi nya sebagai pegawai di
Kantor Kecamatan Sei Bamban. Dan sebagian mayoritas masyarakat
Universitas Sumatera Utara
menganggap pegawai Kantor Camat Sei Bamban sudah bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan pengurusan KTP.
Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab yang diberikan oleh pegawai Kecamatan Sei Bamban dalam memberikan layanan
kepada masyarakat sudah sangat memadai dan sudah melakukan tugas nya sesuai dengan fungsi masing-masing.
Menurut Ibu Rusli Pasaribu berpendapat mengenai kesesuaian persyaratan pelayanan dan jenis pelayanannya dalam pengurusan KTP. Dan beliau
berpendapat : “ mayoritas masyarakat mengatakan bahwa dalam pengurusan KTP sudah
sesuai dengan persyaratan pelayanan dan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, dimana masyarakat yang berkepentingan langsung mengajukan
permohonan”.
Dari jawaban di atas dapat diketahui bahwa masyarakat Kecamatan Sei Bamban mengatakan bahwa kesesuaian persyaratan dan pelayanan yang
diberikan sudah sesuai. Dan dengan orang yang sama penulis mengajuakn pertanyaan selanjutnya
mengenai kesopanan dan keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan KTP di Kecamatan Sei Bamban. Beliau berpendapat bahwa :
“ kalau saya pribadi berpendapat pegawai yang ada di Kantor Camat Sei Bamban cukup sopan dan ramah dalam melayani masyarakat yang akan
mengurus KTP. Sikap ini tentunya membuat masyarakat senang berurusan dengan pegawai karena dilayani dengan bak dan ramah”.
Dari jawaban diatas bahwa masyarakat berpendapat pegawai yang ada di Kantor Kecamatan Sei Bamban sopan dan ramah dalam melayani masyarakat.
IV.2. Analisis Data