di masa depan, adalah penguatan pada kompetensi teknis dan kompetensi Sosial, tanpa mengabaikan dua kompetensi lainnya, khususnya dalam upaya peningkatan
cakupan pertolongan persalinan ibu oleh bidan yang kompeten.
2.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kompetensi Bidan
Kompetensi bukan merupakan kemampuan yang tidak dapat dipengaruhi, Michael Zwell 2000 dalam Wibowo 2007 mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kompetensi seseorang yaitu : 1. Keyakinan dan Nilai – Nilai
Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka tidak kreatif dan
inovatif mereka tidak akan berusaha berfikir tentang cara baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu.
2. Keterampilan Keterampilan memainkan peran dikebanyakan kompetensi, berbicara di depan
umum merupakan ketrampilan yang dapat dipelajari, dipraktekkan dan diperbaiki. Dengan memperbaiki keterampilan berbicara di depan umum akan meningkatkan
kecakapan individu dalam kompetensi tentang komunikasi. Pengembangan ketrampilan secara spesifik berdampak terhadap kompetensi individu. Kegiatan
menguasai sesuatu ketrampilan dengan tambahan bahwa mempelajari ketrampilan harus dibarengi dengan kegiatan praktik, berlatih dan mengulang – ulang suatu kerja.
Seseorang yang memahami semua asas, metode, pengetahuan dan teori dan mampu melaksanakan secara praktis adalah orang yang memiliki keterampilan.
3. Pengalaman Orang yang pekerjaannya memerlukan sedikit pemikiran strategis kurang
mengembangkan kompetensi dari pada mereka yang telah menggunakan pemikiran strategi bertahun – tahun. Pengalaman merupakan elemen kompetensi yang perlu,
tetapi untuk menjadi ahli tidak cukup dengan pengalaman saja. Namun dengan pengalaman kompetensi individu akan semakin meningkat.
4. Karakteristik Kepribadian. Kepribadian termasuk faktor yang sulit untuk berubah akan tetapi bukan berarti
tidak dapat berubah. Kenyataannya kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitarnya.
Kepribadian dapat mempengaruhi kompetensi individu termasuk dalam penyelesian masalah, kepedulian interpersonal, kemampuan bekerja, memberi pengaruh dan
membangun hubungan. 5. Motivasi
Motivasi merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dalam memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan, memberikan pengakuan dan
perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh positif terhadap motivasi seseorang sehingga terjadinya peningkatan kompetensi individu.
6. Isu Emosional Mengatasi pengalaman yang tidak menyenangkan akan memperbaiki
penguasaan dalam kompetensi. Akan tetapi tidak beralasan mengharapkan pekerja mengatasi hambatan emosional tanpa bantuan lingkungan kerja.
7. Kompetensi Intelektual Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual
dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki setiap intervensi yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu faktor seperti pengalaman dapat
meningkatkan kompetensi. 8. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi sumber daya manusia dalam kegiatan sebagai berikut :
a. Praktek rekruitmen dan seleksi karyawan
b. Sistem penghargaan
c. Praktek pengambilan keputusan
d. Filosofi organisasi
e. Kebiasaan dan prosedur
f. Komitmen pada pelatihan dan pengembangan
g. Proses organisasional
2.2.4. Pengetahuan
Menurut Mustopadidjaja 2008, pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam suatu bidang tertentu dan keterampilan adalah kemampuan
untuk melaksanakan tugas tertentu baik mental ataupun fisik. Pengetahuan dan keterampilan sesungguhnya yang mendasari pencapaian
produktivitas, pengetahuan dan ketrampilan termasuk faktor pembentuk kemampuan. Apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang tinggi akan
memiliki kemampuan ability yang tinggi pula sehingga akan membentuk kompetensi seorang pegawai pekerja Sulistiyani Rosidah, 2003.
Pengetahuan merupakan informasi yang dimiliki oleh seseorang. Pengetahuan adalah komponen utama kompetensi yang mudah diperoleh dan mudah
diidentifikasikan Hutapea P dan Thoha N, 2008. Notoatmodjo 2007 berpendapat bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Sulistiyani dan Rosidah 2003 mengemukakan konsep pengetahuan lebih
berorientasi pada intelejensi, daya pikir dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. Dengan demikian pengetahuan adalah merupakan
akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di dalam pemecahan masalah,
daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu
melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif. Menurut Roger 1974 dalam Notoatmodjo 2007 Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behaviour yang memiliki 6 tingkatan yaitu :
1. Tahu know, mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk
kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall tehadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami comprehension, suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau mengerti harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi application, kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situai yang lain. Misalnya : dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah problem solving cyclel di dalam
pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4.
Analisis analysis, kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemapuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata – kata kerja; dapat menggambarkan membuat sebagian,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya. 5.
Sintesis synthesis, kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis
adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,
menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau umusan – rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi evaluation, kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang ada,
misalnya dapat membandingkan anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi.
Merujuk pada beberapa teori dan pendapat yang mendefenisikan tentang pengetahuan yang dijabarkan di atas maka Pengetahuan Bidan adalah kemampuan
bidan terhadap semua tingkatan pengetahuan, mulai dari tahu, memahami hingga dalam dapat mengevaluasi materi – materi yang telah ditetapkan sebagai pengetahuan
pengelolaan persalinan ibu, dengan standar yang telah ditentukan. Dengan pengetahuan yang luas tentang ilmu kebidanannya diharapkan seorang bidan mampu
melaksanankan pekerjaannya dengan baik dan produktif.
2.2.5. Keterampilan