dari pembangunan nasional; merumuskan dan memberi masukan untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang logis dan sistematis;
memahami paradigma pembangunan kesehatan yang relevan dalam upaya mewujudkan Indonesia Sehat 2010 serta kemampuan dalam menjelaskan
kedudukan, tugas, fungsi organisasi instansi kesehatan dalam mewujudkan tujuan Pembangunan Kesehatan Indonesia.
Dalam aktivitasnya orang memerlukan adanya kompetensi, yang menurut Hutapea P dan Thoha N 2008, kompetensi ada 3 tiga jenis yaitu : 1 kompetensi
teknis, lebih menekankan kepada pencapaian efektifitas kerja, 2 kompetensi perilaku konsep diri, ciri diri dan motif individu, yang lebih menekankan kepada
perilaku produktif yang harus dimiliki dan diperagakan oleh petugas, agar dapat berprestasi, dan 3 kompetensi pengetahuan dan keterampilan individu, lebih
ditujukan kepada pelatihan dan pendidikan.
2.2.1. Kompetensi Bidan
Dalam organisasi kesehatan bidan merupakan salah satu sumber daya manusia kesehatan yang memiliki standar kompetensi yang wajib sebagai karakteristik
terhadap standar kualitas profesionalnya dalam bekerja. Kompetensi merupakan gambaran karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki atau dibutuhkan
oleh setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan meningkatkan standar kualitas profesional dalam
pekerjaan mereka.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor: 101 Tahun 2000, tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil PNS, menjelaskan konsep kompetensi,
adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang PNS, berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas. Dengan melihat batasan tersebut, maka kompetensi bidan adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang bidan berupa pengetahuan, ketrampilan
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas bidan secara profesional.
2.2.2. Standar Kompetensi Bidan
Seorang bidan harus memiliki kompetensi bidan yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan
bertanggung jawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor: 369 Menkes SK III2007 tentang Standar profesi Bidan
yaitu : 1.
Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh di masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan kehamilan dan
kesiapan menjadi orang tua.
3. Bidan memberikan asuhan antenatal bermutu tinggi untuk mengoptimalkan
kesehatan selama kehamilan yang melilputi: deteksi dini, pengobatan atau rujukan dari komplikasi tertentu.
4. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap kebudayaan
setempat selama persalinan, memimpin suatu persalinan yang bersih dan aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan kesehatan
wanita dan bayinya yang baru lahir. 5.
Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat.
6. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komprehensif pada bayi baru
lahir sehat sampai dengan satu bulan. 7.
Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi komprehensif pada bayi dan balita sehat 1 bulan – 5 tahun.
8. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada keluarga,
kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. 9.
Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanitaibu dengan gangguan sistem reproduksi.
Dengan demikian kompetensi yang diharapkan oleh seorang bidan, sebagai petugas yang bertanggung jawab dan berwenang terhadap pelayanan kesehatan
wanita dalam siklus reproduksi, bayi baru lahir, dan balita untuk mewujudkan kesehatan keluarga sehingga tersedia sumber daya manusia SDM yang berkualitas
di masa depan, adalah penguatan pada kompetensi teknis dan kompetensi Sosial, tanpa mengabaikan dua kompetensi lainnya, khususnya dalam upaya peningkatan
cakupan pertolongan persalinan ibu oleh bidan yang kompeten.
2.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kompetensi Bidan