Jika suatu larutan analit ingin diukur, maka sebelumnya harus direaksikan dengan bahan tertentu sehingga menimbulkan warna yang spesifik yang kepekatannya sebanding
dengan konsentrasinya. Untuk mengetahui konsentrasi analitnya maka digunakan larutan standar, yaitu larutan yang telah ditetapkan konsentrasinya dan diberi bahan yang dapat
memberikan warna yang sama. Kemudian diukur absorbennya di spektrofotometer. Besarnya konsentrasi analit dari bahan yang diukur dapat diketahui dengan
menginterpolasikan nilai absorbennya ke grafik larutan standar, Muklis, 2007.
Salah satu metode analisis kuantitatif fosfat yaitu metode asam askorbat. Metode ini merupakan salah satu pereduksi yang dapat menghasilkan senyawa kompleks
berwarna. Dalam metode asam askorbat, amonium molibdat bereaksi dalam medium asam dengan fosfat membentuk kompleks fosfomolibdat berwarna kuning yang akan
direduksi menjadi kompleks biru-molibdem molibdenum blue oleh asam askorbat yang mempunyai panjang gelombang absorbansi maksimum 880 nm. Metode asam askorbat
ini dapat digunakan untuk berbagai tipe sampel dan mengalami gangguan yang lebih sedikit dibanding dengan metode lain
,
selain itu metode ini lebih sederhana, cepat dan akurat Baush, 1974.
Fosfor total dapat ditentukan secara langsung tanpa langkah-langkah yang digambarkan Tisdale, 1975. Reaksi penentuan fosfat adalah sebagai berikut :
Po
4 3-
+ 12MoO
4 2-
+ 27 H
+
H
7
[PMo
2
O
7 6
] + 10 H
2
O kompleks kuning
H
7
[PMo
2
O
7 6
] + C
6
H
8
O
6
Biru molibdem Mukhlis, 2007
2.8. Metode Spektrofotometri Serapan Atom SSA
Metode SSA berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Misalnya natrium
menyerap pada panjang gelombang 589,0 nm, sedang kalium pada 766,5 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah tingkat elektronik
suatu atom. Dalam analisa unsur, sampel harus diuraikan dalam bentuk netral terikat
Universitas Sumatera Utara
dasar dan atom netral yag berada dalam keadaan dasar ini harus dispersikan sedemikian rupa kedalam berkas sinar radiasi yang mengemisikan sinar pada panjang gelombang
yang tepat sama pada proses absorpsinya. Sumber radiasi tersebut dikenal sebagai lampu katoda berongga hallow chatode lamp. Dengan mengukur intesitas radiasi yang
diteruskan maka konsentrasi unsur dalam larutan dapat diketahui, Khopkar, 1990.
Pada spektrofotometri serapan atom, radiasi dari suatu sumber radiasi yang sesuai lampu katoda cekung dilewatkan kedalam nyala api yang telah teratomisasi maka
radiasi tersebut akan diabsorbsi oleh atom yang telah teratomisasi. Besarnya radiasi yang diabsorbsi diketahui dari selisih radiasi asal dengan radiasi yang diteruskan yang tidak
diabsorbsi. Konsentrasi unsur diperoleh berdasarkan besarnya radiasi yang diabsorbsi, sesuai denga hukum Beer-Lambert bahwa hubungan antara absorben dengan konsentrasi
berbanding lurus atau linier. Untuk menentukan konsentrasi suatu unsur dapat diketahui dengan menggunakan larutan standar untuk mendapatkan kurva kalibrasi, Muklis, 2007.
Metode Spektrofotometer Serapan Atom cocok untuk menentukan unsur kalium. Intesitasnya sama dengan emisi nyala dan harusya ditangani dengan cara yang sama
ionisasi dapat bertambah sensitifitasnya khususnya dalam nyala yang lebih panas seperti halnya nitrooksida-asetilen. Metode spektrofotometer serapan atom banyak digunakan
dalam analisis elemen tanah dan batu-batuan. Jumlah atau zat yang berada dalam tanah, kalsium, natrium, magnesium dan kalium ditentukan dalam nyala udara asetilen. Nyala
SSA tidak cocok untuk unsur-unsur yang hanya mempunyai garis absorbsi dengan panjang gelombang dibawah 198 nm, misalnya halogen, sulfur, karbon, nitrogen, oksigen
dan fosfor Marr.I.L,Creser,M.S, 1983.
Universitas Sumatera Utara
18
BAB 3
ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Alat-alat