Larutan ditizon 0,0005 bv Larutan natrium hidroksida 1N bv

23

3.4.6 Larutan asam sulfat 1 N vv

Sebanyak 3 mL larutan H 2 SO 4 96 vv diencerkan dengan akuades hingga 100 mL Ditjen POM, 1979. 3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pengambilan sampel

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposifyang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan. Metode sampling ini ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili populasi Sudjana, 2002.

3.5.2 Identifikasi sampel

Identifikasi tumbuhan dilakukan oleh Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.

3.5.3 Pemeriksaan secara makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk, tekstur dan ukuran serta pemeriksaan organoleptik dengan mengamati warna, rasa dan bau dari buah kelor muda Moringa oleifera Lam. 3.5.4Penyiapansampel Sampel yang digunakan adalah buah kelor segar muda yang dibersihkan dari pengotoran, dicuci bersih dengan akua demineralisata,ditiriskan. Sampel kemudiandiangin-anginkan di udara terbuka, laludihaluskan dengan blender. 24 3.5.5Proses dekstruksi Buah kelor segar muda yang telah dihaluskan, ditimbang sebanyak 10gram dalam krus porselin, ditambah 5 tetes HNO 3 65 bv, diarangkan di atashot plate, lalu diabukan di tanur mula-mula pada temperatur 100 o C dan secara perlahan-lahan dinaikkan interval 25 o C setiap 5 menit sampai temperatur menjadi 500 o C dan pengabuan dilakukan selama 60 jam dihitung saat suhu sudah 500°C, lalu suhu tanur diturunkan ± 27°C, krus porselin dikeluarkandan dibiarkan hingga dingin. Abu ditambahkan 5 mL HNO 3 1:1, kemudian diuapkan pada hot platesampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100ºC dan perlahan-lahan temperatur dinaikkan hingga 500ºC dengan interval 25ºC setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada tanurtemperatur tanur± 27°CIsaac, 1990. Perlakuan yang sama diulang sebanyak 6 kali untuk masing-masing sampel.Bagan alir proses dekstruksi dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 47. 3.5.6Pembuatan larutan sampel Sampel hasil dekstruksiyang di dalam krus porselin dilarutkan dengan 5 mL HNO 3 1:1, dituangkan ke dalam labu ukur 50 mL, lalu krus porselen dibilas dengan akua demineralisata sebanyak tiga kali masing-masing 10 mL, laludicukupkan volumenya dengan akua demineralisata hingga garis tanda. Larutan sampel disaring dengan kertas saringWhatmann no. 42, kemudian 5 mL filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan kertas saring, selanjutnya filtrat ditampung ke dalam botolIsaac, 1990. Larutan ini digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Perlakuan yang sama diulangi sebanyak 6 kaliuntuk