26
3.5.8Pembuatan kurva kalibrasi 3.5.8.1 Kromium
Larutan baku kromium 1000 µgmL dipipet sebanyak 0,5 mL; dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mLdan dicukupkan volumenya dengan akua
demineralisata sampai garis tanda konsentrasi 5 µgmL disebut LIB I kromium.
Larutan untuk kurva kalibrasi kromium dibuat dengan memipet 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5mL larutan baku 5 µgmL LIB I kromium, masing-masing
dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan dicukupkan volumenya dengan akua demineralisata sampai garis tanda larutan ini mengandung 0,1; 0,2; 0,3; 0,4dan
0,5µgmL, lalu diukur pada panjang gelombang 357,9 nm lampu katoda kromiumdengan nyala udara-asetilen.
3.5.8.2Mangan
Larutan baku mangan1000 µgml dipipet sebanyak 0,5 mL; dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dandicukupkan volumenya dengan akua demineralisata
sampai garis tanda konsentrasi 10 µgmL disebut LIBI mangan. Larutan untuk kurva kalibrasi mangan dibuat dengan memipet 0,5;
1,0;1,5; 2,0 dan 2,5 mL larutan baku 10 µ gmL LIB I mangan, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25mL dan dicukupkan volumenya dengan akua
demineralisata sampai garis tanda larutan ini mengandung 0,2; 0,4; 0,6; 0,8dan 1,0µgmL, lalu diukur pada panjang gelombang 279,5nm lampu katoda
mangandengan nyala udara-asetilen.
27
3.5.8.3 Zink
Larutan baku zink 1000 µgmL dipipet sebanyak 0,5mL; dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mLdan dicukupkan volumenya dengan akua demineralisata
sampai garis tanda konsentrasi 10 µgmL disebut LIB I zink. Larutan untuk kurva kalibrasi zink dibuat dengan memipet 0,5; 1,0; 1,5;
2,0 dan 2,5 mL larutan baku 10 µgmL LIB Izink, masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 25 mL dan dicukupkan volumenya dengan akua
demineralisatasampai garis tanda larutan ini mengandung 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1,0µgmL, lalu semua larutan diukur pada panjang gelombang 213,9 nm lampu
katoda zinkdengan nyala udara -asetilen.
3.5.9 Analisis secara spektrofotometri serapan atom 3.5.9.1 Penetapan kadar kromiumdalam sampel
Larutan sampel buah kelor hasil dekstruksidiukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur
metodenya. Penetapan kadar untuk kromiumdilakukan pada panjang gelombang 357,9 nm lampu katoda kromiumdengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi
yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku kromium. Konsentrasi kromium dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis
regresi dari kurva kalibrasi.
3.5.9.2 Penetapan kadar mangan dalam sampel
Larutan sampel buah kelor hasil dekstruksidiukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur
metodenya. Penetapan kadar untuk mangan dilakukan pada panjang gelombang
28 279,5 nm lampu katoda mangandengan nyala udara - asetilen. Nilai absorbansi
yang diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku mangan. Konsentrasi mangan dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis
regresi dari kurva kalibrasi.
3.5.9.3 Penetapan kadar zinkdalam sampel
Larutan sampel buah kelor hasil dekstruksi diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom yang telah dikondisikan dan diatur
metodenya. Penetapan kadar untuk zinkdilakukan pada panjang gelombang 213,9 nm lampu katoda zinkdengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang
diperoleh harus berada dalam rentang kurva kalibrasi larutan baku zink. Konsentrasi zink dalam sampel ditentukan berdasarkan persamaan garis regresi
dari kurva kalibrasi. Kadar kromium, mangan dan zink dalam sampel dapat dihitung dengan
cara sebagai berikut: Kadar µgg =
Konsentrasi µgml x VolumemL x Faktor Pengenceran Berat Sampel g
3.5.10 Analisis data secara statistik 3.5.10.1 Penolakan hasil pengamatan
Menurut Sudjana 2002 kadar kromium, mangan dan zink yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing larutan sampel dianalisis dengan metode
standar deviasi menggunakan rumus sebagai berikut:
SD = �
∑Xi−X
2
n −1