8 21,25mg buah polong, tembaga 1,12 mg daun segar; 3,2 mg buah polong;
mangan 11,28 mg daun segar; 7,20 mg buah polong dan zink 2,09 mg daun segar; 1,53 mg buah polong.
2.1.7 Khasiat tumbuhan
Setiap bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit. Secara tradisional, akar kelor digunakan untuk
menyembuhkan nyeri, rematik, sariawan dan asma; kulit akar untuk mengatasi pembengkakan dan sariawan sedangkan kulit batang digunakan untuk pelancar
haid, flu dan sariawan. Ramuan daun
kelor dapat membantu penyembuhan pembengkakan limpa, penurun gula darah, meningkatkan nafsu makan, panas dalam,
anemia dan mempelancar air susu ibu Kurniasih, 2013.
Buah kelor berkhasiat sebagai antimikroba, menurunkan kolesterol, antihipersensitif, antiinflamasi, menjaga kesehatan organ reproduksi dan tonik
Tilong, 2012. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, buah kelor dapat digunakan untuk mengatasi rematik dan asam uratKristinawati dan Nurlaela,
2013.
2.2 Mineral
Mineral adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu untuk menjaga kesehatan. Mineral merupakan zat anorganik unsur atau senyawa
kimia yang ditemukan di alam Tilong, 2012. Mineral berperan dalam berbagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam aktivitas enzim-enzim
Almatsier, 2004.
9 Menurut jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, mineral dapat
diklasifikasikan menjadi mineral mayor dan mineral minor. Mineral utama mayor adalah mineral yang kita perlukan lebih dari 100 mg sehari, seperti
kalsium, tembaga, fosfor, kalium, natrium dan klorida. Mineral minor trace elements adalah mineral yang dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari, seperti
kromium, magnesium, yodium, besi, flor, mangan, selenium dan zink. Mineral minor tak kalah penting dibandingkan mineral utama. Kekurangan mineral minor
akan menyebabkan masalah kesehatan Tilong, 2012.
2.2.1 Kromium
Kromium merupakan mikronutrien bagi makhluk hidup, tetapi bersifat toksik dalam dosis tinggi. Cr III dibutuhkan untuk metabolisme hormon insulin
dan pengaturan kadar glukosa darah. Defisiensi Cr III bisa menyebabkan hiperglisemia, glukosoria, meningkatnya cadangan lemak tubuh dan menurunkan
jumlah sperma Almatsier, 2004. Kebutuhan kromium pada manusia dipengaruhi oleh umur dan kondisi
wanita hamil dan menyusui. Angka kecukupan gizi untuk kromium adalah pada usia 0-6 bulan 0,2 mcg; usia 7-12 bulan 5,5 mcg; 1-3 tahun 11 mcg; 4-8
tahun 15 mcg, 9-13 tahun 21-25 mcg; 14-50 tahun 24-35 mcg; wanita hamil 29-30 mcg dan ibu menyusui 44-45 mcg.Dalam bentuk makanan, kromium
hanya diserap sebesar 1 - 3. Efek toksik kromium dapat merusak dan mengiritasi hidung, paru-paru, lambung dan usus. Dampak jangka panjang yang
tinggi dari kromium menyebabkan kerusakan pada hidung dan paru-paru. Mengonsumsi makanan berbahan kromium dalam jumlah yang sangat besar,