Kesehatan Keadaan Budaya .1 Acara Keagamaan

mendapat pekerjaan yang ringan seperti miringi 26 pohon sawit. Dan untuk kaum laki-laki mendapat pekerjaan yang berat seperti mbabat 27 ,dan nyemprot 28 Warga desa Batang Pane-I kala itu lebih mementingkan anaknya untuk bekerja daripada untuk besekolah. Sehingga anak-anak pada masa itu menurut penuturan informan lebih cepat tua dalam hal fisik. . b. Pendidikan Non-formal Pendidikan non formal juga tak kalah pentingnya dibandingkan dengan pendidikan formal. Belajar membaca Al-Quran juga menjadi hal wajib untuk anak-anak desa Batang Pane-I ini. Selain di madrasyah, belajar mengaji juga dilakukan di rumah-rumah warga yang fasih 29 Tetapi seperti pendidikan formal, warga desa Batang Pane-I ini juga kurang berminat untuk belajar. Hal ini dikarenakan bekerja lebih penting, karena bekerja dapat menghasilkan uang, sementara belajar tidak. Walaupun pada masa itu sudah disediakan oleh pemerintah ustad ataupun ustadjah yang piawai dalam hal agama islam. Termasuk membaca Al-Quran. dalam membaca Al-Quran.

3.2.5 Kesehatan

Kesehatan menjadi hal yang terabaikan di desa Batang Pane-I pada periode I. Baik warga maupun pemerintah sangat tak acuh terhadap kondisi kesehatan warga. Pada masa itu, banyak warga yang pergi kemana-mana tidak mengunakan alas kaki. Mereka hanya mengunakan alas kaki berupa sepatu 26 Miringi adalah sebuah pekerjaan membersihkan rumput-rumput disekitaran pohon sawit. 27 Mbabat adalah sebuah pekerjaan memotong atau membersihkan rumput dengan area yang luas 28 Nyemprot adalah sebuah pekerjaan menyiram rumput liar dengan cairan racun rumput 29 Fasih adalah lancar membaca Universitas Sumatera Utara glodok 30 Selain keadaan diatas, pada masa itu banyak warga yang tidak memiliki sarana mandi cuci kakus MCK yang memadai. Untuk buang air besar, warga hanya membuat lubang dengan ukuran 2X2 meter dan kedalaman sekitar 1-2 M. kemudian atasnya di tutupi dengan papan yang ditengahnya terdapat sebuah lubang. Ketika terdesak, bahkan warga membuang air besar dibalik semak-semak. Kemudian kotorannya hanya ditimbun dengan mengunakan tanah ataupun sampah dedaunan. ketika mereka sedang bekerja di ladang saja. Selepas itu, banyak warga yang tidak mengunakan alas kaki ketika berpergian jarak pendek. Seperti ke kedai, bekerja dipekarangan rumah dan lain-lain. Makanan yang dikonsumsi oleh warga Desa Batang Pane-I kala itupun tidak mendekati “kata cukup”. Hanya nasi dan ikan asin dan teh panas. Sesekali hidangan makan mereka dilengkapi dengan sayuran dan ikan hasil dari memancing disungai-sungai dekat desa.Buah-buahan dan susu menjadi makanan mewah masyarakat desa pada masa itu Untuk ibu melahirkan, pada saat itu yang menangani adalah dukun anak dan tidak disertai dengan bidan. sehingga sangat riskan terjadi cidera pada saat proses persalinan. Baik cidera yang dialami oleh anak ataupun oleh ibu. Untuk kegiatan imunisasi saat itu sudah ada yang diselenggarakan oleh bidan desa didukung oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan imunisasi tidak dilakukan dipuskesmas, melaikan di balai desa. Mengingat pada masa itu 30 Sepatu glodok adalah sepatu yang sering digunakan untuk bekerja keladang. Terbuat dari karet yang dibagian telapaknya terdapat ladam. Universitas Sumatera Utara puskesmas belum memiliki ruangan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan imunisasi.

3.2.5 Kesenian