mendapat pekerjaan yang ringan seperti miringi
26
pohon sawit. Dan untuk kaum laki-laki mendapat pekerjaan yang berat seperti mbabat
27
,dan nyemprot
28
Warga desa Batang Pane-I kala itu lebih mementingkan anaknya untuk bekerja daripada untuk besekolah. Sehingga anak-anak pada masa itu menurut
penuturan informan lebih cepat tua dalam hal fisik. .
b. Pendidikan Non-formal Pendidikan non formal juga tak kalah pentingnya dibandingkan dengan
pendidikan formal. Belajar membaca Al-Quran juga menjadi hal wajib untuk anak-anak desa Batang Pane-I ini. Selain di madrasyah, belajar mengaji juga
dilakukan di rumah-rumah warga yang fasih
29
Tetapi seperti pendidikan formal, warga desa Batang Pane-I ini juga kurang berminat untuk belajar. Hal ini dikarenakan bekerja lebih penting, karena
bekerja dapat menghasilkan uang, sementara belajar tidak. Walaupun pada masa itu sudah disediakan oleh pemerintah ustad ataupun ustadjah yang piawai dalam
hal agama islam. Termasuk membaca Al-Quran. dalam membaca Al-Quran.
3.2.5 Kesehatan
Kesehatan menjadi hal yang terabaikan di desa Batang Pane-I pada periode I. Baik warga maupun pemerintah sangat tak acuh terhadap kondisi
kesehatan warga. Pada masa itu, banyak warga yang pergi kemana-mana tidak mengunakan alas kaki. Mereka hanya mengunakan alas kaki berupa sepatu
26
Miringi adalah sebuah pekerjaan membersihkan rumput-rumput disekitaran pohon sawit.
27
Mbabat adalah sebuah pekerjaan memotong atau membersihkan rumput dengan area yang luas
28
Nyemprot adalah sebuah pekerjaan menyiram rumput liar dengan cairan racun rumput
29
Fasih adalah lancar membaca
Universitas Sumatera Utara
glodok
30
Selain keadaan diatas, pada masa itu banyak warga yang tidak memiliki sarana mandi cuci kakus MCK yang memadai. Untuk buang air besar, warga
hanya membuat lubang dengan ukuran 2X2 meter dan kedalaman sekitar 1-2 M. kemudian atasnya di tutupi dengan papan yang ditengahnya terdapat sebuah
lubang. Ketika terdesak, bahkan warga membuang air besar dibalik semak-semak. Kemudian kotorannya hanya ditimbun dengan mengunakan tanah ataupun
sampah dedaunan. ketika mereka sedang bekerja di ladang saja. Selepas itu, banyak warga
yang tidak mengunakan alas kaki ketika berpergian jarak pendek. Seperti ke kedai, bekerja dipekarangan rumah dan lain-lain.
Makanan yang dikonsumsi oleh warga Desa Batang Pane-I kala itupun tidak mendekati “kata cukup”. Hanya nasi dan ikan asin dan teh panas. Sesekali
hidangan makan mereka dilengkapi dengan sayuran dan ikan hasil dari memancing disungai-sungai dekat desa.Buah-buahan dan susu menjadi makanan
mewah masyarakat desa pada masa itu Untuk ibu melahirkan, pada saat itu yang menangani adalah dukun anak
dan tidak disertai dengan bidan. sehingga sangat riskan terjadi cidera pada saat proses persalinan. Baik cidera yang dialami oleh anak ataupun oleh ibu.
Untuk kegiatan imunisasi saat itu sudah ada yang diselenggarakan oleh bidan desa didukung oleh pemerintah kabupaten. Kegiatan imunisasi tidak
dilakukan dipuskesmas, melaikan di balai desa. Mengingat pada masa itu
30
Sepatu glodok adalah sepatu yang sering digunakan untuk bekerja keladang. Terbuat dari karet yang dibagian telapaknya terdapat ladam.
Universitas Sumatera Utara
puskesmas belum memiliki ruangan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan imunisasi.
3.2.5 Kesenian