BAB II Gambaran Umum Lokasi Penelitian
2.1 Lokasi penelitian
2.1.1 Lokasi secara Administrasi
Secara administrasi, Desa Batang Pane-I, merupakan sebuah desa yang berada di kecamatan padang bolak, kabupaten padang lawas utara, provinsi
sumatera utara. Luas wilayah desa Batang Pane-I adalah 3000 hektar atau 30 Km². berjarak kurang lebih ± 45 km arah utara dari kantor Camat Padang Bolak.
Adapun batas administratif desa Batang Pane-I adalah sebagai berikut -
Sebelah utara berbatasan dengan desa PTTN Perbaungan. -
Sebelah timur berbatasan dengan desa ulok tano. -
Sebelah selatan berbatasan dengan desa Sionggotan. -
Sebelah barat berbatasan dengan Siopuk Baru
Desa Batang Pane-I visi “IMAN MAKMUR”. Yang memiliki makna
desa yang indah, aman,maju dan subur. Untuk mencapai visi tersebut, desa Batang Pane-I mempunyai misi sebagai berikut
Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Menanam penghijauan di halaman masing-masing
Menjaga lingkungan dengan cara Siskamling
Giat bekerja
Harus ada semangat untuk merubah diri sendiri
Manfaatkan setiap tetes air dan setiap jengkal tanah
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, diharapkan Desa Batang Pane-I menjadi Desa yang Indah,aman,maju dan subur.
Dibawah ini merupakan bagan susunan perangkat desa Bagan 1. Struktur Perangkat Desa
sumber : dokumen desa Pusat pemerintahan desa Batang pane-I terletak di RT V, tepat berada
ditengah-tengah desa. Disini terdapat satu buah balai desa yang menjadi tempat
Sekretaris desa Beja
Nip.
196802052009061001
KAUR PEMERINTAHAN MAKIMOTO
LKMD GULAM SYAMI SIR
KETUA KARANG TARUNA
WARSIMIN, S.Pd KETUA BPD
R.NABABAN KAUR KESRA
SEMDAN KAUR PEMBANGUNAN
H.SUKIMIN KAUR KEUANGAN
PAHMININGSIH KETUA BKPM POLMAS
WIJIANTO KETUA PKK
MARSINI
Plt. Kepala Desa Suyatno
Universitas Sumatera Utara
warga desa mengurus hal-hal yang berkaitan dengan birokrasi, seperti mengurus KTP, kartu keluarga dan lain sebagainya. Balai desa juga sering dijadikan tempat
untuk berdiskusi atau rapat yang dihadiri oleh aparatur desa serta tokoh-tokoh desa. Tps sebagai tempat untuk memilih calon anggota legislative juga didirikan
disini.
Gambar. 1. Kantor kepala desa balai desa sumber:dokumen pribadi
Desa ini terletak disebuah padang ilalang dengan kandungan tanah Liat campur dengan batu gunung dan berkontur dataran rendah. Tetapi sekarang sudah
tidak tampak lagi bekas padang ilalang tersebut dan sudah berubah menjadi rumah-rumah yang pekarangannya ditanami oleh pohon kelapa sawit dan pohon
Universitas Sumatera Utara
karet. Mengingat wilayah desa ini merupakan tanah liat merah ,sangat sulit mendapatkan air ketika musim kemarau datang. Satu-satunya harapan masyarakat
untuk mendapatkan air ketika musim kemarau adalah air dari sungai napanas yang berada di sebelah barat desa yang airnya berasal aliran-aliran kecil yang
bergambung menjadi satu. Sungai napanas ini bertipe semi permanen, ketika musim hujan air sungai ini sangat melimpah ruah bahkan sampai kejalan karena
sungai Napanas ini berada dipinggir jalan utama menuju desa Batang Pane-I. Sedangkan ketika musim kemarau, air sungai ini ada tetapi sedikit sampai dapat
terlihat dasar sungainya. Dengan demikian jelaslah bahwa desa Batang Pane-I terletak di daerah
dataran rendah dengan kondisi tanah liat bercampur batu gunung yang mengandung asam tingg.Untuk mengatasi hal itu, pada masa pembukaan desa
dilakukan pengkapuran oleh ahli tanah dari ITB. Hasilnya kandungan asam di tanah ini menjadi berkurang dan menjadi mudah ditanami tanaman. Pada awal
pembukaan, pemerintah memberikan intruksi untuk warga menanam tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Tetapi, seiring berjalannya waktu warga
lebih memilih menanam pohon sawit dan karet karena alasan lebih mudah merawatnya dan hasilnya lebih bernilai ekonomi tinggi.
Sebagian besar lahan yang ada di desa ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk kegiatan pertanian dan permukiman. Berikut rincian pemanfaatan lahan
desa Batang Pane-I :
Universitas Sumatera Utara
Tabel I. Luas lahan menurut Peruntukan di Desa Batang Pane-I Tahun 2011
No Peruntukan Lahan
Luas Presentase
1 Persawahan 0 Ha
0,00 2 Perkebunan
2848 Ha 94,93
3 Perumahanpermukiman 125 Ha
4,17 4 Kolamperikanan
0 Ha 0,00
5 Perladangan 0 Ha
0,00 6 Perkantoran sarana sosial
16 Ha 0,53
a. Kantor Balai Desa 1 Ha
0,03 b. Puskesmas
0,25 Ha 0,07
c. Satu unit Mesjid 1 Ha
0,03 d. Tujuh Unit Mushola
2 Ha 0,07
e. Lapangan Bola 1 Ha
0,03 f. Jalan Umum
5 Km 0,17
g. Saluran Irigasi 0 Km
0,00 h. Hutan Masyarakat
0 Ha 0,00
i. Lahan Kosong 0 Ha
0,00 j. Jalan Setapak
0,75 Ha 0,03
Total 3.000 Ha
100,00
Sumber : dokumen desa Selain itu, ditengah-tengah desa tepat berada di depan balai desa terdapat
sebuah lapangan olah raga terbuka seluas satu hektar. Dilapangan inilah selalu diadakan peringatan hari besar. Baik hari besar nasional ataupun hari besar
keagamaan. Seperti peringatan hari kemerdekaan republik Indonesia. Kegiatan biasanya dimulai pada pagi hari dengan dilaksanakannya upacara yang dipimpin
Universitas Sumatera Utara
oleh kepala desa serta diikuti oleh pelajar-pelajar mulai dari tingkat SD. Antusiasme masyarakat desa Batang Pane-I dari tahun ke tahun juga semakin
tinggi. Menurut informan yang juga merupakan Kepala esa, jumlah warga yang mengikuti upacara peringatan kemerdekaan Indonesia tidak kurang dari 500 jiwa.
Memang masih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah penduduk desa batang pane-I yang mencapai kurang lebih 2176 Jiwa.
Gambar 2. Lapangan bola yang berada ditengah-tengah desa Sumber : Dokumen Pribadi
Pada peringantan hari besar nasional itu, tidak pernah terlewatkan acara- acara kesenian khas suku jawa seperti jarang kepang, pertunjukan wayang. Selain
hiburan yang bertemakan kesukuan, panitia peringatan yang terdiri atas kaum mudi-mudi setempat juga mengadakan perlombaan dan pertandingan untuk
masyarakat. Pertandingan dan atau perlombaan itu meliputi, panjat pinang, tarik tambang,lomba lari, balap karung, jalan cepat dengan mulut ngapit sendok yang
Universitas Sumatera Utara
diatasnya terdapat kelereng, tari-tarian daerah, lomba lari untuk tingkat anak SD dan SMP. Sementara untuk tingkat dewasa, diadakan pertandingan bola volley
yang diikutin oleh peserta perwakilan dari setiap lorong atau RW. 2.1.2
Lokasi secara kultural Secara kultural tanah atau wilayah yang dihuni oleh warga transmigran
Batang Pane-I berbatasan dengan wilayah budaya penduduk asli yaitu suku Batak Anggola. Desa ini dikelilingi oleh desa-desa yang mayoritas suku batak. Seperti
desa ulok tano yang berada disebelah timur desa Batang Pane-I, terdapat kelompok masyarakat yang terdiri atas suku batak tapanuli selatan. Disebelah
selatan juga berbatasan dengan sebuah desa bernama pembangunan yang merupakan kelompok masyarakat bersuku bangsa batak. Sedangkan untuk desa
Batang Pane-I, mayoritas penduduknya adalah suku jawa. Menurut informan, suku jawa yang menghuni desa tersebut merupakan transmigran yang didatangkan
dari pulau jawa pada pemerintahan orde baru masa Presiden Soeharto. Walaupun suku jawa yang didatangkan dari pulau jawa berasal dari daerah yang
berbeda-beda tetapi tetap memiliki budaya yang sama. Adapun daerah asal mereka seperti boyolali , magetan, Madiun, banyuwangi, klaten, bandung dan
lain-lain. Sementara, desa-desa yang mengelilingi desa Batang Pane-I merupakan
suku asli Batak Anggola. Terdapat banyak perbedaan yang mencolok antara kedua kelompok masyarakat ini. Seperti bahasa. Bahasa yang digunakan oleh kelompok
masyarakat desa Batang Pane-I adalah bahasa Jawa Sumatera sedangkan bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat yang menguni desa-desa disekitaran
Universitas Sumatera Utara
desa Batang Pane-I adalah bahasa Batak Anggola. Tetapi, dalam hal agama kedua kelompok masyarakat tersebut memeluk agama islam dengan tradisi masing-
masing dari nenek moyang mereka. Walaupun ada beberapa warga yang beragama Kristen atau menganut sebuah keperacayaan tetapi jumlahnya tidak
banyak. Perbedaan lainnya terlihat dari bentuk-bentuk bangunan atau rumah antara
kedua kelompok masyarakat ini. Bangunan rumah suku Batak banyak yang bermodel panggung sedangkan untuk rumah-rumah suku Jawa bermodel semi
permanen bahkan sudah banyak yang bermodel permanen.Menurut informan, rumah bermodel tidak panggung yang dimiliki oleh warga suku Jawa merupakan
bawaan dari tradisi pemberian jatah oleh pemerintah. Sehingga menjadi kebiasaan apabila warga suku Jawa yang bermukim di Desa Batang Pane-I ini membangun
rumah bermodelkan tidak panggung. Selain itu, bila kita berjalan-jalan ke kampung yang dihuni oleh orang Batak banyak dijumpai sebuah kedai kopi yang
pada malam dan sore hari ramai dikunjungi oleh bapak-bapak sekedar untuk bercerita atau bermain kartu dan catur. Sementara, di kampung jawa, tidak
banyak kedai kopi yang bisa kita jumpai. Ketika penulis mengadakan penelitian, hanya ada satu kedai kopi di desa ini. Terletak dipersimpangan dekat lapangan
bola.Itupun pengunjungnya tidak seramai kedai kopi yang berada di kampung suku batak.
Dalam hal pernikahan, kedua suku bangsa tersebut juga sangat berbeda. Apabila di suku jawa tidak mengenal istilah membeli penganti wanita dengan nilai
yang ditentukan oleh pihak pengantin perempuan, tetapi cukup memiliki mahar nikah. Menurut informan, yang juga merupakan penghulu sekaligus orang tua dari
Universitas Sumatera Utara
mempelai perempuan, anaknya dilamar dan dinikahi oleh seorang pria hanya bermahar sebesar dua juta.
Hal diatas sangat berbeda pada suku batak. Sudah menjadi kewajiban mempelai pria menyiapkan uang yang dimaksudkan untuk membeli atau menganti
mempelai perempuan. Harganya pun berbeda-beda sesuai dengan jenjang pendidikan yang sudah diraih oleh mempelai perempuan tersebut. Sebagai contoh,
seorang perempuan dengan gelar sarjana dihargai sebesar ±30-an juta rupiah. Dari keterangan diatas dapat kita lihat terdapat perbedaan yang mencolok
mengenai kebudayaan antara suku Jawa dan suku Batak yang hidup berdampingan ini.
2.1.3 Lokasi secara Geografis
Desa Batang Pane-I terletak di sebuah dataran rendah dengan iklim tropis. Daerah ini mempunyai suhu 23
-32 celsius dan berada diketinggian 450 M dari
permukaan laut. Menjadikan daerah ini panas pada siang hari dan dingin pada malam hari. Seperti kebanyakan wilayah di Indonesia, Desa Batang Pane-I
mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasanya terjadi pada bulan September sampai februari dan musim kemarau
terjadi pada bulan februari sampai bulan desember.
2.2 Penduduk