Kesenian Keadaan Budaya .1 Acara Keagamaan

puskesmas belum memiliki ruangan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan imunisasi.

3.2.5 Kesenian

Desa Batang Pane-I merupakan sebuah desa yang dibuka pada tahun 1980an yang diperuntukan untuk penduduk dari pulau jawa sebaga program pemerataan penduduk Indonesia diera presiden kedua Republik Indonesia, yaitu Seoharto. Masyarakat desa Batang Pane-I sendiri berasa dari wilayah-wilayah yang berada di pulau jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Oleh karena itu, kesenian yang ada di desa Batang Pane-I pada masa itu merupakan kesenian asli masyarakat jawa yang dibawa oleh mereka ke desa Batang Pane-I ini. Penuturan informan, dahulu kesenian khas masyarakat jawa yang ada di desa Batang Pane-I ini sangat popular dan eksis. Seperti ludruk, kuda lumping, dongkrek dan wayang. Sementara untuk kesenian modern seperti organ tunggal belum ada di desa Batang Pane-I. a. Ludruk Ludruk merupakan salah satu dari sekian banyak kesenian yang berasal dari Jawa Timur. Kesenian ini berbentuk sebuah drama yang menceritakan kehidupan sehari-hari dan sering juga dalam pementasan dibawakan cerita-cerita tentang kepahlawanan. Dalam pementasan, ludruk diiringi dengan gamelan sebagai peramai jalannya pertunjukan. Universitas Sumatera Utara Pada waktu itu, jaman belum banyak warga yang memiliki televisi, kesenian tradisional menjadi hiburan favorit desa Batang Pane-I ini. Seperti ludruk. Ada satu kelompok kesenian ludruk yang berasal dari desa Batang Pane-I. Pemainnya merupakan warga transmigran yang berasal dari daerah di Jawa Timur. Kelompok kesenian Ludruk akan mengadakan pementasan pada hari-hari tertentu saja. Seperti peringatan hari-hari besar islam dan hari-hari besar dalam kalender suku jawa. Antusiasme warga untuk melihat ataupun menonton pementasan ludruk ini pada masa itu sangat tinggi. Baik kalangan laki-laki dan perempuan,anak-anak sampai orang dewasa ini sangat menyukai pementasan ludruk. Seperti penuturan informan berikut ini : “… Jaman ndisek ludruk jadi kesenian yang ditunggu-tunngu pementasane karo warga. Akeh wong yang seneng ndelok ludruk iki. Mungkin karena ceritone lucu. Mbiyen nek enek pertunjukan ludruk, bocah-bocah seko sore wes njangong neng ngarep pentas.walaupu hurong mulai .Pahminingsih, 44 tahun. Terjemahan “… Dahulu ludruk menjadi kesenian yang ditunggu-tunggu pertunjukannya oleh warga. banyak orang yang suka menonton ludruk. Mungkin karena ceritanya yang lucu. Dulu jika ada pementasan ludruk, anak-anak dari sore sudah duduk di depan pentas. Walapun pertunjukan belum dimulai. .Pahminingsih, 44 tahun. Pementasan ludruk pada kala itu dilaksanakan pada malam hari dengan pencahayaan yang minim. Mengingat pada zaman itu listrik belum masuk di desa Batang Pane-I, sehingga setiap ada acara-acara pertunjukan seperti ini, warga Universitas Sumatera Utara mengunakan sumber listrik yang berasal dari mesin dompeng untuk suplai kebutuhan listrik. b. Jaran Kepang Kuda Lumping Kuda lumping yang dalam bahasa Jawa disebut jaran kepang, merupakan sebuah kesenian tradisional Jawa yang terdiri dari tiga unsure utama, yaitu musik, tarian dan kesurupan Mistis. Suku Jawa merupakan salah satu suku asli Indonesia yang sangat percaya dan suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan mistis. Sehingga pertunjukan ataupun pementasa setiap kesenian yang berbau mistis mendapat tempat tersendiri dihati mereka, seperti kuda lumping yang dalam pertunjukannya selalu menampilkan hal-hal yang berbau mistis. Kelompok kesenian kuda lumping di desa Batang Pane-I pada masa itu ada 4 kelompok, yaitu terdapat di RT 13, RT 5,RT 7 dan RT 2, pemainnya pun berasal dari warga desa Batang Pane-I. Pada masa itu, setiap pertunjukan kuda lumping selalu dipenuhi dengan penonton yang hadir. Seperti ludruk, kuda lumping juga menjadi hiburan favorit desa Batang Pane-I pada masa itu. Malam hari adalah waktu yang tepat untuk melakukan pertunjukan kuda lumping ini. Selain faktor cuaca yang tidak panas, pada malam hari juga banyak warga yang tidak bekerja. Setiap pertunjukan kuda lumping pada masa itu sangat menarik perhatian masyarakat desa Batang Pane-I. bahkan juga menarik pengunjung dari desa desa yang ada disekitaran desa Batang Pane-I ini. Seperti penuturan informan berikut ini : Universitas Sumatera Utara “… jaran kepang dadi tontonan favorit wong zaman mbiyen. setiap eneng pertunjukan, pasti penontone rame. Opo neh bocah-bocah. Podo seneng ndelok jaran kepang. Penontontone bukan gor seko deso ini ae.Deso-deso sebelah pun podo moro pingin ndelok jaran kepang.suyatno, 50 tahun. Terjemahan “… Kuda lumping dahulu jadi tontonan favorit. Dulu setiap ada pertunjukan, pasti penontonya ramai. Apalagi anak-anak, sangat suka menonton kuda lumping. Penontonnya bukan hanya dari dalam desa. Tetapi desa-desa tetanggapun datang untuk melihat pertunjukan kuda lumping.suyatno, 50 tahun. Pada masa itu, kelompok kuda lumping akan mengadakan pertunjukan ketika disewa dalam acara-acara hajatan yang digelar oleh warga. Selain murah, kuda lumping pada masa itu menjadi hiburan yang sangat disukai oleh warga. c. Dongkrek Dongkrek merupakan sebuah kesenian tari-tarian yang berasal dari Madiun. Salah satu wilayah yang ada dipulau jawa. Setiap pertunjukan dongkrek diiringi dengan dua alat musiK utama yang berbunyi “dung” dari gendang dan “krek” dari alat musik yang bernama korek. Setiap pementasan kesenian dongkrek para penari mengunakan tiga topeng utama yaitu, topeng buto, topeng perempuan yang mulutnya mengunyah kapur sirih dan topeng orang tua. Setiap topeng tersebut mempunyai makna dan arti masing-masing. Topeng buto yang berwajah seram melambangkan kejahatan, topeng perempuan yang mengunyah kapur sirih melambangkan pencibiran dan topeng orang tua melambangkan kebajikan. Universitas Sumatera Utara Tidak seperti kesenian tradisional yang telah diceritakan diatas, dongkrek kurang popular dimasyarakat desa Batang Pane-I ini. Pada masa itu hanya ada satu kelompok kesenian dongkrek yaitu berada di RT 9, tetapi kelompok kesenian inipun jarang melaksanakan sebuah pertunjukan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV Kondisi Sosial dan Budaya Masyarakat Desa Batang Pane-I Periode II

4.1 Keadaan Sosial 4.1.1 Hubungan Sosial Antar warga Tidak banyak yang berubah dari masa-masa dahulu dengan masa sekarang dalam hal hubungan warga antar warga. Namun demikian, ada beberapa hal yang sangat sulit didapatkan saat ini didalam hubungan warga antar warga desa Batang Pane-I. Sudah jarang sekali terlihat anggota warga meminjam atau meminta kebutuhan sembako ataupun keperluan yang lain kepada tetangga-tetangga mereka. Mengingat saat ini warga desa Batang Pane-I sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-sehari tanpa bantuan orang lain. Saat ini, kegiatan saling pinjam sembako hanya terjadi diantara warga yang masih mempunyai hubungan persaudaraan hubungan darah saja. Tidak seperti dulu, walaupun tidak mempunyai hubungan persaudaraan, mereka tetap saling pinjam kebutuhan sehari-hari satu sama lain. Seperti penuturan informan berikut ini : “… Wes jarang saiki nek atek masak nyelang garem atau gulo neng tanggane. Nek kurang garem atau opo pas atek masak tuku ndisek neng warunglah.. isin atek nyelang-nyelang neng tanggane.Ngatinah, 30 tahun Terjemahan “… sekarang udah jarang jika akan memasak minjam garam atau gula ke tempat tetangga. Jika kurang garam atau Universitas Sumatera Utara