Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander

Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 7 yang mendorong peneliti melakukan penelitian lanjutan perbanyakan bibit kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander secara kultur jaringan tanaman sebagai usaha penyediaan bibit kemenyan dalam jumlah yang besar dengan kualitas bibit yang baik dan seragam. Penelitian awal dalam perbanyakan Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin dryander melalui kultur pucuk telah dilakukan oleh peneliti Nurwahyuni, 2002. Hasil penelitian menunjukkan tahapan yang menggembirakan. Beberapa hasil penelitian ini yaitu diperoleh pengaruh pemberian zat tumbuh terhadap pertumbuhan eksplan kultur daun pucuk di dalam media kultur. Kemampuan jaringan tanaman untuk membentuk kalus sangat dipengaruhi oleh konsentrasi zat pengatur tumbuh kinetin dan g-napthaleneacetic acid NAA. Dua jenis atau tipe pertumbuhan kalus, yaitu membentuk kalus dan kalus berakar. Penambahan kinetin di dalam media basal Murashige dan Skoog MS sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan eksplan. Semakin tinggi kadar kinetin di dalam media, kualitas eksplan semakin baik, yaitu dihasilkan kalus bertekstur padat, berwarna hijau, dan sebagian kecil friable berwarna putih. Studi lanjutan masih perlu dilakukan untuk mencari media yang tepat dalam menumbuhkan eksplan menjadi bibit tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander, yaitu melalui eksplan dan variasi zat pengatur tumbuh lain yang sesuai untuk regenerasi kemenyan.

2.2. Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander

Usaha pelestarian tanaman penghasil senyawa bioaktif, terutama tanaman penghasil obat, di Indonesia perlu mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu tanaman yang sangat potensil adalah tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander. Tanaman kemenyan termasuk Divisio Spermatophyta, sub Divisio Angiospermae, klass Dicotyledonae, Ordo Ebenales, Familia Styraceae, Genus Styrax, dan Spesies Styrax benzoin Dryander. Kemenyan tumbuh dengan baik di hutan di Sumatera Utara dan merupakan salah satu sumber penghasilan masyarakat di beberapa desa, yang dikenal dengan getah kemenyan. Pemanfaatan kemenyan telah dikenal luas di Indonesia, terutama sebagai bahan obat, baik sebagai obat tradisionil maupun untuk industri rokok, batik dan upacara ritual. Lebih dari itu, tanaman kemenyan sebagai golongan styrax mengandung senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan Shahjahan dan Islam, 1998; Bacchi, Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 8 dkk 1995; Bacchi dan Sertie, 1994; Jiang, dkk. 1979; Ulubelen dan Goren, 1973. Kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander memiliki banyak senyawa bioaktif seperti asam sinamat dan turunannya, yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industri kosmetika dan obat-obatan Sianipar dan Simanjuntak, 2000; Luo, dkk 1996. Pemanfaatan tumbuhan sebagai sumber senyawa bioaktif telah dikenal luas di Indonesia, terutama sebagai bahan obat, baik sebagai obat tradisionil maupun yang dikemas dalam bentuk obat modern. Walaupun tanaman kemenyan memiliki potensi ekonomi yang cukup tinggi, akan tetapi, usaha budidaya kemenyan belum dapat dilakukan karena kesulitan dalam penyediaan bibit tanaman, sehingga masyarakat mengalami kesulitan di dalam menanam kemenyan dalam areal luas seperti pada areal hutan rakyat dan hutan industri. Di samping itu, apabila penanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander tidak digalakkan maka diperkirakan suatu saat tanaman kemenyan akan punah dari hutan di Sumatera Utara.

2.3. Propagasi Secara Kultur Jaringan Tanaman