Propagasi Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander

Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 9 IAA, IBA, dll., dan sitokinin benzyladenin BA, kinetin KI, dan zeatin Zl. Respon tumbuhan terhadap ZPT yang ditambahkan ke dalam media berbeda-beda, tergantung pada jenis tanaman yang dikultur. Efisiensi dan efektifitas dari hormon pertumbuhan juga berbeda terhadap jenis tanaman yang berbeda. Sebagai contoh, kinetin sangat efektif untuk kultur buku batang Carimi, dkk., 1995, sementara sitokinin konsentrasi rendah dapat memacu perkembangan tunas sedangkan konsentrasi tinggi merangsang penggandaan tunas Nurwahyuni, 2004. Auksin pada konsentrasi rendah dapat memacu pertumbuhan akar dan pada konsentrasi tinggi dapat merangsang pertumbuhan kalus Magoon dan Singh, 1995; Goh, dkk, 1995. Dengan demikian, pengaturan zat pengatur tumbuh di dalam media sangat menentukan terhadap keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan kultur. Dalam perbanyakan tanaman dibutuhkan pemilihan perbandingan konsentrasi auksin, sitokinin dan suplemen yang tepat, karena hal ini akan menentukan dalam derajat keberhasilan pembentukan tanaman baru Nurwahyuni dan Tjondronegoro, 1994.

2.4. Propagasi Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander

Perbanyakan tanaman secara in vitro pada akhir-akhir ini banyak dilakukan, terutama dalam usaha pemenuhan bibit dalam jumlah yang besar dengan kualitas bibit dan produksi yang relatif sama. Teknik kultur jaringan memiliki keuntungan karena dapat menghasilkan bibit klonal secara massal dalam waktu yang singkat, dapat meningkatkan kualitas tanaman karena menghasilkan tanaman seragam dan tingkat kesehatan yang lebih baik. Sepanjang penelusuran pustaka yang sudah dilakukan oleh peneliti, belum ada usaha yang dilakukan untuk perbanyakan tanaman kemenyan sumatrana secara kultur jaringan tanaman. Bahkan hasil telusur pustaka lebih jauh telah dilakukan tetapi menunjukkan belum pernah dilakukan usaha kultur jaringan tanaman terhadap tanaman golongan styrax. Hal ini mungkin disebabkan karena belum banyaknya penelitian yang telah dilakukan terhadap potensi tanaman tingkat tinggi golongan Styrax. Sebagai acuan perbanyakan kemenyan sumatrana yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan pendekatan teknik in vitro terhadap tanaman tingkat tinggi seperti yang dilakukan pada tanaman jeruk manis Nurwahyuni, 2003; Nurwahyuni, 2001x; Grosser, dkk, 1996 dan tanaman kopi arabika Nurwahyuni, 2001b, Nurwahyuni, 1999. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan eksplan Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 10 untuk kultur jaringan tanaman tingkat tinggi seperti diantaranya organ sumber eksplan, umur organ, musim, ukuran eksplan, dan kualitas tanaman induk Moreira-Dias, dkk. 2000; Hidaka, 1984; Barlass dan Skene, 1982. Sumber eksplan adalah bagian vegetatif tanaman karena mudah diperoleh. Faktor-faktor ini akan menjadi perhatian dalam kultur jaringan tanaman kemenyan yang dilakukan dalam penelitian ini. Penelitian awal dalam usaha perbanyakan tanaman Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin dryander melalui kultur pucuk telah dilakukan oleh peneliti Nurwahyuni, 2002a. Hasil penelitian ini menunjukkan tahapan yang menggembirakan, yaitu sebagai langkah awal dalam usaha penyediaan bibit kemenyan menggunakan teknik kultur jaringan tanaman. Tahapan penelitian sebagai usaha perbanyakan tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander secara kultur jaringan masih belum mencapai tahapan perbanyakan tanaman, akan tetapi langkah yang sudah berhasil dilakukan sudah berada pada arah yang tepat. Sebagai bagian dari tahapan awal penelitian ini, peneliti telah melakukan berbagai penelitian sebagai usaha untuk perbanyakan bibit kemenyan sumatrana secara kultur jaringan tanaman Nurwahyuni, 2002. Perbanyakan kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander melalui kultur daun pucuk juga telah dilakukan Nurwahyuni, 2004 sebagai upaya mendapatkan kalus dengan kualitas lebih baik untuk selanjutnya diregenerasi menjadi planlet dan tanaman. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan jaringan tanaman kemenyan untuk membentuk kalus sangat dipengaruhi oleh konsentrasi kinetin dan NAA, yaitu ditunjukkan dari berat basah kalus yang dihasilkan di dalam media kultur. Berat basah kalus yang dihasilkan semakin meningkat dengan meningkatnya kadar kinetin dan NAA di dalam media kultur Nurwahyuni, 2005a. Propagasi in vitro tanaman kemenyan sumatrana Styrox benzoin Dryander melalui kultur pucuk juga telah dilakukan Nurwahyuni, 2005b. Kemampuan jaringan tanaman kemenyan untuk membentuk kalus sangat dipengaruhi oleh konsentrasi zat pengatur tumbuh 2,4-D dan BAP. Pertumbuhan eksplan sangat bervariasi, sehingga tidak ditemukan pola yang konsisten terhadap pertambahan berat kultur di dalam media. Eksplan yang menghasilkan kalus menunjukkan kalus yang berbeda tipe sehingga sangat memungkinkan untuk dilakukan subkultur untuk perbanyakan klonal dari kultur pucuk. Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 11 BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan Penelitian