Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005
USU Repository ©2006
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pelestarian dan peningkatan kualitas tanaman hutan perlu mendapat perhatian, terutama terhadap tanaman yang dapat menghasilkan produk non-kayu yang memiliki nilai ekonomi
tinggi. Salah satu tanaman hutan yang sangat penting untuk dikembangkan dan dibudidayakan adalah kemenyan Sumatrana Styrax Benzoin Dryander karena menghasilkan
getah kulit yang disebut kemenyan yang mengandung senyawa bioaktif sebagai bahan baku obat. Kemenyan Sumatrana mengandung senyawa bioaktif yang dapat digunakan sebagai
bahan baku obat Sianipar dan Simanjuntak, 2000. Tanaman ini tumbuh dengan baik di hutan Sumatera Utara, khususnya di tiga kabupaten: Tapanuli Utara, Dairi dan Toba Samosir.
Kemenyan merupakan produk hasil hutan non kayu yang khas dari Tapanuli Utara Sumatera Utara. Getah kemenyan bukan hanya dikonsumsi secara lokal, akan tetapi sudah
merupakan komoditas ekspor dari Sumatera Utara. Banyak masyarakat di sekitar hutan di Tapanuli Utara yang menggantungkan hidup dari getah kemenyaan, yang dijual dalam
bentuk bahan baku mentah. Walaupun kemenyan sudah termasuk komoditas unggulan dari Tapanuli Utara, akan tetapi budidaya kemenyan belum dilakukan dengan baik. Getah
kemenyan yang diproduksi dari Tapanuli Utara masih berasal dari kemenyan yang tumbuh secara liar di hutan. Budidaya kemenyan sumatrana dalam jumlah banyak sulit untuk
dilakukan karena kendala dalam penyediaan bibit. Berdasarkan hasil wawancara peneliti
dengan masyarakat di sekitar hutan diketahui bahwa bibit pohon kemenyan yang tumbuh di dalam hutan diperoleh dari biji yang tumbuh secara liar. Usaha untuk menghasilkan bibit
tanaman melalui biji telah dilakukan masyarakat akan tetapi jumlah biji yang dapat tumbuh
Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005
USU Repository ©2006
2 sangat sedikit bahkan tidak tumbuh sama sekali, karena kulit biji yang keras dan
ketersediaannya sangat sedikit. Hal ini menyebabkan usaha budidaya kemenyan menjadi sulit dilakukan. Dengan demikian bila budidaya kemenyan tidak dilakukan, diperkirakan
tanaman ini akan mengalami kepunahan. Permasalahan besar yang dihadapi dalam pemuliaan tanaman kemenyan adalah sulit
mendapatkan bibit yang tersedia. Penyediaan bibit kemenyan pada umumnya dilakukan secara konvensional melalui perbanyakan generatif dengan biji yang tumbuh secara alami,
sehingga penanaman kemenyan dalam jumlah besar di hutan tidak memungkinkan untuk dilakukan karena kesulitan dalam penyediaan bibit. Sebagai alternatif terbaik untuk
memenuhi penyediaan bibit kemenyan dalam jumlah besar harus dilakukan melalui teknik in vitro, karena dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak dan seragam dalam waktu relatif
singkat. Hal ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian sebagai upaya perbanyakan tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin dryander melalui kultur daun pucuk, sebagai
langkah awal dalam usaha penyediaan bibit kemenyan.
1.2. Ruang Lingkup Penelitian