Ruang Lingkup Penelitian Perumusan Masalah

Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 2 sangat sedikit bahkan tidak tumbuh sama sekali, karena kulit biji yang keras dan ketersediaannya sangat sedikit. Hal ini menyebabkan usaha budidaya kemenyan menjadi sulit dilakukan. Dengan demikian bila budidaya kemenyan tidak dilakukan, diperkirakan tanaman ini akan mengalami kepunahan. Permasalahan besar yang dihadapi dalam pemuliaan tanaman kemenyan adalah sulit mendapatkan bibit yang tersedia. Penyediaan bibit kemenyan pada umumnya dilakukan secara konvensional melalui perbanyakan generatif dengan biji yang tumbuh secara alami, sehingga penanaman kemenyan dalam jumlah besar di hutan tidak memungkinkan untuk dilakukan karena kesulitan dalam penyediaan bibit. Sebagai alternatif terbaik untuk memenuhi penyediaan bibit kemenyan dalam jumlah besar harus dilakukan melalui teknik in vitro, karena dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak dan seragam dalam waktu relatif singkat. Hal ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian sebagai upaya perbanyakan tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin dryander melalui kultur daun pucuk, sebagai langkah awal dalam usaha penyediaan bibit kemenyan.

1.2. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini diarahkan pada usaha perbanyakan bibit kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander secara kultur jaringan tanaman untuk menghasilkan bibit kemenyan. Permasalahan besar yang dihadapi dalam pemuliaan tanaman kemenyan adalah sulit mendapatkan bibit kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander yang tersedia. Pada umumnya penyediaan bibit kemenyan yang dilakukan oleh petani kemenyan adalah secara konvensional melalui perbanyakan generatif dengan biji yang tumbuh secara alami, sehingga penanaman kemenyan dalam jumlah besar di hutan tidak memungkinkan untuk dilakukan karena kesulitan dalam penyediaan bibit. Dengan demikian, penyediaan bibit untuk hutan Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 3 rakyat dan hutan industri dalam areal luas sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan. Sebagai alternatif terbaik untuk memenuhi penyediaan bibit kemenyan dalam jumlah besar harus dilakukan melalui teknik in vitro, karena dapat memproduksi bibit dalam jumlah banyak dan seragam dalam waktu relatif singkat. Hal ini yang mendorong peneliti melakukan penelitian perbanyakan bibit kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander melalui kultur jaringan tanaman. Hasil penelitian ini sangat berguna untuk mengatasi keterbatasan penyediaan bibit kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander yang selama ini hanya dapat diperoleh masyarakat dari hutan yang tumbuh secara liar karena bibit tanaman kemenyan sangat sulit ditumbuhkan dari biji secara budi daya tanaman. Teknik penyediaan bibit seperti ini sangat sulit menyediakan benih yang seragam dalam jumlah banyak, sehingga tidak memungkinkan menanam kemenyan pada area luas di hutan lindung yang sangat luas. Teknik kultur jaringan tanaman merupakan cara terbaik dalam mengatasi permasalahan dalam penyediaan bibit kemenyan.

1.3. Perumusan Masalah

Untuk memberikan arahan spesifik dalam penelitian ini maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana teknik kultur jaringan yang baik untuk perbanyakan tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander sebagai usaha untuk penyediaan bibit kemenyan sumatrana secara kultur jaringan tanaman dalam jumlah banyak dengan kualitas yang seragam. 2. Bagaimana teknik regenerasi yang efektif untuk perbanyakan tanaman kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander. Elimasni: Perbanyakan Bibit Kemenyan Sumatrana Styrax benzoin Dryander Secara Kultur Jaringan, 2005 USU Repository ©2006 4 3. Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam usaha perbanyakan kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander agar diperoleh kondisi optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan bibit kemenyan sumatrana Styrax benzoin Dryander yang diperbanyak secara teknik in vitro melalui kultur jaringan tanaman.

1.4. Pembatasan Masalah