BAB IV TINJAUAN UMUM PERMINTAAN DAGING SAPI
4.1. Sentra Populasi Sapi Potong
Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Namun, produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan
karena populasi dan tingkat produktivitas sapi rendah Deptan, 2007; 112. Rendahnya populasi sapi potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak
dipelihara oleh peternak berskala kecil dengan lahan dan modal terbatas Kariyasa, 2005; 56. Berdasarkan data sebaran populasi sapi potong di Indonesia
tahun 2007 Direktorat Jenderal Peternakan 2007; 116, sentra sapi potong terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Nanggroe Aceh Darussalam NAD, Bali,
Nusa Tenggara Timur, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Selatan. Pola usaha sebagian besar adalah pembibitan atau pembesaran anak sapi, dan hanya sebagian
kecil peternak yang mengkhususkan usahanya pada penggemukan sapi Yusdja. 2003; 77. Menurut Umiyasih 2004; 45, pola usaha pembibitan secara ekonomis
kurang menguntungkan, namun usaha tersebut masih tetap berkembang. Populasi dan produksi sapi potong dan ternak lainnya di Indonesia tahun 2003
−2007 cenderung meningkat Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Populasi Sapi di Indonesia 000 ekor Tahun 2003-2007
No Tahun Sapi
1. 1997 11.939
2. 1998 11.634
3. 1999 11.276
4. 2000 11.008
5. 2001 11.138
6 2002 11.298
7. 2003 11.504
8. 2004 11.533
9. 2005 11.680
10. 2006 11.732
11. 2007 11.887
12. 2008 12.011
13 2009 12.334
Sumber : BPS 2009; 119
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan produktivitas sapi potong adalah dengan mendatangkan sapi dari Eropa Bos taurus seperti
Limousine, Simmetal, dan Brahman. Di Jawa, sapi-sapi tersebut banyak yang dikawinsilangkan crossing dengan sapi Peranakan Ongole PO yang
menghasilkan sapi PO vs Limousine Thalib 2001; 172. Alasan pentingnya peningkatan populasi sapi potong dalam upaya
mencapai swasembada daging antara lain : 1 Subsektor peternakan berpotensi sebagai sumber pertumbuhan baru pada
sektor pertanian, 2
Rumah tangga yang terlibat langsung dalam usaha peternakan terus bertambah,
3 Tersebarnya sentra produksi sapi potong di berbagai daerah, sedangkan sentra konsumsi terpusat di perkotaan sehingga mampu menggerakkan
perekonomian regional. 30
4 Mendukung upaya ketahanan pangan, baik sebagai penyedia bahan pangan maupun sebagai sumber pendapatan yang keduanya berperan meningkatkan
ketersediaan dan aksesibilitas pangan Kariyasa 2005; 65. Sapi potong juga mempunyai fungsi sosial yang penting di masyarakat selain fungsinya
sebagai penghasil daging, pupuk, tenaga kerja terutama dalam pengolahan tanah, dan memberi manfaat berupa anak serta status sosial. Oleh karena itu,
potensi sapi potong perlu dikembangkan, terutama untuk meningkatkan kontribusinya dalam penyediaan daging untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat yang terus meningkat Umiyasih, 2004: 55 4.2
Perkembangan Produksi Daging Sapi di Indonesia
Produksi daging sapi menduduki peringkat pertama perkembangan produksi daging non unggas di Indonesia, dengan produksi mencapai 395.840 ton
di tahun 2006, meningkat dari tahun sebelumnya 358.700 ton. Pada 2007 meningkat menjadi 418.210 ton.
Tabel 5. Produksi Daging Sapi di Indonesia Tahun 2003 – 2007
000 ton
JENIS DAGING 2003
2004 2005
2006 2007
Sapi 369.476.890 558.790
478.690 498.700
453.533 Kerbau
40.64 40.24
38.05 43.89
45.95 Kambing 63.86
57.13 50.60
65.01 63.41
Domba 80.64 66.06
47.33 75.18
84.76 Babi 177.09
194.68 173.67
195.99 198.88
Kuda 1.60
1.57 1.59
2.27 2.32
Sumber : BPS 2007; 168
Beberapa tahun terakhir produksi daging sapi di Indonesia masih tetap bersumber utama dari tiga provinsi di Jawa, yakni Jawa Timur, Jawa Barat dan
Jawa Tengah. Jawa Timur merupakan produsen daging sapi terbesar di tahun 31
2008 yang nilai produksinya mencapai sekitar 83,3 ribu ton, selanjutnya diikuti oleh Jawa Barat dengan 52,6 ribu ton dan berikutnya Jawa Tengah dengan 48,9
ribu ton.
Sumber : BPS 2008; 66
Gambar 3. 10 Provinsi Utama Produsen Daging Sapi Tahun 2004 - 2008 Keterangan :
a = gambar 10 provinsi utama produsen daging sapi tahun 2004 b = gambar 10 provinsi utama produsen daging sapi tahun 2008
Pada penelitian ini diketahui jumlah produksi daging sapi di Indonesia dari tahun 2000 sampai pada tahun 2009.
L 32.7
ainnya Sulsel
2.7 Jabar
17.7 Sumbar
3.0 Banten
3.6 Jakarta
2.9
Kaltim 1.5
Sumsel 1.9
Bali, 1.9
Jatim 17.4
, Jateng
14.5 Jabar,
14.9
Jatim 23.6
Jateng 13.3
Sumbar 4.6
Banten 4.6
NAD 3.5
Sulsel, 3.4
Sumut, 2.8
Lainnya 23.9
NIB , 2.2 Sumsel
2.68
b a
32
Tabel 6. Jumlah Produksi daging sapi tahun 2000-2009
No Tahun Produksi
Ton
1 2000 339.900
2 2001 345.900
3 2002 330.000
4 2003 369.000
5 2004 445.502
6 2005 358.704
7 2006 395.842
8 2007 339.479
9 2008 352.412
10 2009 386.525
Sumber: BPS 2009; 37
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa jumlah produksi daging sapi tahun 2000 – 2009 mengalami fluktuasi. Produksi daging tertinggi adalah di tahun
2004 yaitu sebesar 445.502 ton, sedangkan untuk produksi daging terendah adalah sebesar 330.000 ton di tahun 2002. Produksi daging sapi mengalami fluktuasi
dikarenakan adanya berbagai macam permasalahan, diantaranya, usaha bakalan kurang diminati, adanya keterbatasan pejantan unggul, ketersediaan pakan yang
tidak kontinu .Kariyasa, 2005; 55.
4.3 Jumlah Konsumsi Daging Sapi Tahun 2000-2010