b. Kriteria Pengujian
H diterima apabila - t
tabel
t
hitung
t
tabel
H ditolak apabila -t
hitung
-t
tabel
atau t
hitung
t
tabel
c. Level of Significant
sig α 0.05
d. Menentukan t tabel
Tabel distribusi t dicari α = 0,05 : 2 = 0.025 uji 2 sisi dengan derajat
kebasan df n-k-1 atau 10-6-1 = 3. Hasil diperoleh untuk t tabel dengan 10;0.025 adalah 2.2622
e. Kesimpulan
Membandingkan hasil yang diperoleh, maka H diterima atau H
ditolak.
3.2.2.2 Uji F Signifikasi Simultan
Uji F ditujukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi, produksi daging sapi, jumlah penduduk, harga daging sapi, harga daging ayam, dan
tingkat pendapatan terhadap permintaan daging sapi. Menurut Ghozali 2007: 80, untuk mengetahui apakah regresi berganda berikut perhitungan koefisien
regresinya menunjukkan ada pengaruh signifikan atau tidak maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian dengan analisis F
hitung
.
a. Formulasi Hipotesis
H : b
1
= b
2
= b
3
= b
4
=b
5
=b
6 =
0, berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat.
25
H
1
: b
1
≠ b
2
≠ b
3
≠ b
4
≠ b
5
≠b
6
≠ 0, berarti terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Kriteria pengujian
H diterima apabila F
hitung
F
tabel
H ditolak apabila F
hitung
F
tabel
c. Level of Significant
sig
α 0.05 d.
Menentukan F tabel
Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95, α = 5, df 1 jumlah
variabel-1 = 6, dan df 2 n-k-1 atau 10-6-1 = 3 n adalah jumlah kasus dan k adalah variabel independen. Maka hasil yang diperoleh untuk F
tabel
df 1 = 5 ; df 2 = 10 adalah 8.9407.
e. Kesimpulan
Membandingkan hasil yang diperoleh, maka H diterima atau H
ditolak.
3.2.2.3
Analisis Korelasi Pearson
Menurut Riduwan 2003; 28 korelasi adalah suatu alat uji untuk mengetahui ada tidaknya dan kuat tidaknya hubungan antara dua variabel,
dimana dua variabel tersebut adalah variabel X dan variabel Y. Korelasi berganda adalah alat ukur untuk mengetahui hubungan antara variabel tidak
bebas variabel Y dengan beberapa variabel bebas variabel X
1
, X
2
, …Xn secara serentak Djarwanto dan Pangestu, 1985: 297.
26
Nilai koefisien korelasi berganda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
r
Y.123
= b
1
∑ x
1
y +b
2
∑x
2
y+b
3
∑x
3
y….b
n
∑x
n
y ∑y
2
Keterangan :
r
Y.123 =
Koefisien Korelasi 1985, 297 Menurut Djarwanto dan Pangestu besarnya nilai korelasi dikategorikan sebagai berikut :
a. 0.7-1.00, baik positif maupun negatif, menunjukkan derajat hubungan yang tinggi.
b. 0.4-0.7, baik positif maupun negatif, menunjukkan hubungan yang substantial.
c. 0.2-0.4, baik positif maupun negatif, menunjukkan hubungan yang rendah.
d. 0.2, baik positif maupun negatif, menunjukkan bahwa hubungadapat diabaikan.
3.2.2.4 Uji R
2
Koefisien Determinasi
Uji ini dapat digunakan untuk melihat seberapa kuat variabel yang dimasukkan kedalam model dapat menerangkan model. Secara verbal, R
2
merupakan besaran yang paling sering digunakan untuk mengukur goodness of fit
kesesuaian model garis regresi. Koefisien determinasi mengukur presentase atau proporsi total varian dalam variabel endogen yang
27
28 menjelaskan model regresi. Sifat dasar dari R
2
adalah besarnya yang selalu bernilai positif namun lebih kecil dari satu Ghozali, 2007: 83.
3.3 Definisi Operasional