Konsumsi daging sapi di Indonesia pada tahun 2004 mencapai 558.790 ton. Namun pada tahun selanjutnya menurun cukup tajam
menjadi 478.690 ton. Penurunan konsumsi masih terus berlanjut hingga tahun 2007, akibat melambungnya harga BBM dunia juga disebabkan
faktor eksternal yaitu adanya kasus sapi gila yang terjadi di Amerika serta penyakit mulut dan kuku di India dan Kanada yang berakibat
adanya kekhawatiran konsumen dalam negeri untuk mengkonsumsi daging sapi yang terjadi pada akhir tahun 2005, sehingga mengakibatkan
menurunnya permintaan masyarakat pada waktu itu. Pada tahun 2007 konsumsi daging sapi meningkat mencapai 453.533 ton dan selanjutnya
tahun 2008 meningkat mencapai angka 478.650 ton. Namun demikian konsumsi daging sapi diperkirakan akan meningkat tiap tahunnya dan
akan terus meningkat seiring dengan membaiknya perekonomian Indonesia.
5.2.2 Pengaruh produksi daging sapi X
2
terhadap permintaan
daging sapi Y
Berdasarkan perhitungan hasil regresi berganda didapat nilai koefisien regresi produksi daging sapi bernilai negatif sebesar -0.853, angka ini
menunjukkan hubungan yang terbalik antara produksi daging sapi dengan permintaan daging sapi. Ini menyatakan bahwa penambahan produksi daging
sapi sebesar satu kilo, akan menyebabkan penurunan permintaan daging sapi sebesar 0.853 kg, artinya, bila produksi daging sapi meningkat, maka
permintaan daging sapi akan menurun.
44
a. Pengujian H
1
: b
2
0 tidak terdapat pengaruh produksi daging sapi X
2
terhadap permintaan daging sapi Y yang bernilai negatif.
b. Ketentuan
H
o
: ditolak, jika T
hitung
T
tabel
, atau Sig α
H
1
: ditolak, jika T
hitung
T
tabel
, atau Sig α
c. Kesimpulan
Pada tingkat kepercayaan 95 produksi daging dalam negeri menunjukkan nilai t
hitung
sebesar -4.931 t
tabel
= 2.2622 atau α untuk
produksi daging sapi sebesar 0.016 0.05. dengan demikian dapat disimpulkan tolak H
o
T
hitung
T
tabel
, atau Sig α, yang berarti bahwa
produksi daging sapi X
2
memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan secara statistik terhadap permintaan daging sapi Y.
Gambar 5. Daerah penentuan Ho Variabel Produksi Daging Sapi
Hal ini dikarenakan, peningkatan produksi yang diikuti peningkatan harga menyebabkan permintaan daging sapi tidak serta
merta meningkat karena tingkat pendapatan berdasarkan Tabel 6 tidak 4,931
-4.931 Daerah
H ditolak
Daerah Ho ditolak
Daerah terima
Ho
2.2622
45
serta merta menjangkau harga daging sapi tersebut. Dengan demikian peningkatan produksi sapi akan cenderung menurunkan permintaan
daging sapi selama tingkat pendapatan masih rendah b
2
0.
5.2.3 Pengaruh Jumlah Penduduk X3 terhadap permintaan
daging sapi Y
Berdasarkan perhitungan hasil regresi berganda didapat koefisien regresi jumlah penduduk bernilai negatif sebesar -0.001. angka ini
menunjukkan hubungan yang terbalik antara jumlah penduduk dengan permintaan daging sapi. Ini menyatakan bahwa setiap penambahan jumlah
penduduk sebanyak 1000 jiwa, akan menyebabkan penurunan permintaan daging sapi sebesar 1 kg.
a. Pengujian H
o
: b
3
0 tidak terdapat pengaruh jumlah penduduk X
3
terhadap permintaan daging sapi Yyang bernilai negatif.
b. Ketentuan H
o
: ditolak, jika T
hitung
T
tabel
, atau Sig α
H
1
: ditolak, jika T
hitung
T
tabel
, atau Sig α
c. Kesimpulan Pada tingkat kepercayaan 95 jumlah penduduk menunjukkan nilai
t
hitung
sebesar -0.680 t
tabel
= 2.2622 atau α untuk jumlah penduduk
sebesar 0.0545 0.05. dengan demikian dapat disimpulkan terima H
o
T
hitung
T
tabel
, atau Sig α, yang berarti bahwa jumlah penduduk X
3
46
tidak memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan secara statistik terhadap permintaan daging sapi Y.
Gambar 6. Daerah penentuan Ho Variabel jumlah penduduk. Pertambahan jumlah penduduk yang tidak diimbangi
bertambahnya pendapatan, tidak serta merta diikuti dengan meningkatnya jumlah permintaan daging. Karena tingkat pendapatan
yang tidak merata berhubungan dengan daya beli masyarakat. Semakin rendah tingkat pendapatan maka daya beli menjadi rendah, disisi lain
harga daging sapi terus mengalami peningkatan. hal ini yang menyebabkan permintaan daging mengalami penurunan b
3
0. Menurut Sukirno 2003: 72. Pertambahan jumlah penduduk tidak
dengan sendirinya menyebabkan meningkatnya jumlah permintaan. Pertambahan jumlah penduduk bila diikuti oleh perkembangan
kesempatan kerja, maka akan lebih banyak orang yang akan menerima pendapatan, selanjutnya menambah daya beli masyarakat itu sendiri,
daya beli inilah yang nantinya akan menaikkan jumlah permintaan. Daerah
H ditolak
Daerah
Daerah terima
Ho
Ho ditolak
-0.680 2.2622
0.680
47
5.2.4 Pengaruh Harga Daging Sapi X4 terhadap permintaan daging sapi