Fransiskus : Analisis Pengaruh Risiko Sistematis Dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Terbuka Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
d. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan situs
www.idx.co.id dan Bank Indonesia melalui media internet
dengan situs www.bi.go.id
. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Februari 2009 dan dijadwalkan berakhir bulan Juni 2009.
e. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia tentang
data emiten yang diperoleh dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, Laporan Bank Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet dan
literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan bahasan penelitian.
f. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal, dan buku-buku referensi
untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia dan Bank Indonesia.
g. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linear berganda. Model analisis ini digunakan
untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan program Software SPSS 17.0 for Windows Statistical Package for the Social Sciences.
Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Dimana: Y
= Harga Saham a
= Konstanta X
1
= Risiko Sistematis X
2
= GDP X
3
= Suku Bunga X
4
= Nilai Tukar b
1,2,3,4
= Koefisien regresi variabel X
1,2,3,4
e = Kesalahan pengganggu standard error
Sebelum data tersebut dianalisis, model regresi berganda di atas harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi :
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual variabel bebas dan terikat atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005:110. Model yang paling baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Uji
ini dilakukan melalui analisis Kolmogorov Smirnov. b.
Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 2005:91. Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut
dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Uji Multikolinearitas dalam penelitian ini
menggunakan Variance Inflation Factor VIF dengan ketentuan bila VIF 10 terdapat masalah multikolinearitas yang serius, sebaliknya bila
VIF 10 tidak terdapat masalah multikolinearitas yang serius. c.
Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 periode sebelumnya Ghozali, 2005:95. Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Durbin Watson DW Test dan Runs Test.
Pengambilan keputusan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan menggunakan Durbin Watson Test menurut Santoso 2005:218 sebagai
berikut: Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif, angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi, dan angka D-W di atas
+2, berarti ada autokorelasi negatif. d.
Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2005: 105. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heterokedastisitas. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Uji Heterokedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Glejser Test.
Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:
a. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H
: b
i
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-
sama dari Risiko Sistematis, GDP, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham.
H
1
: minimal satu dari ≠
i
b , artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
bersama-sama dari Risiko Sistematis, GDP, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham.
Pada penelitian ini nilai F
hitung
akan dibandingkan dengan F
tabel
pada tingkat signifikan
α = 5. Kriteria penilaian hipotesis pada uji-F ini adalah : Terima H
bila F
hitung
≤ F
tabel
Tolak H terima H
1
bila F
hitung
F
tabel
b. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujian : H
: b
i
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari Risiko
Sistematis, GDP, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham.
H
1
: ≠
i
b , artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari Risiko Sistematis,
GDP, Suku Bunga, dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham. Pada penelitian ini nilai t
hitung
akan dibandingkan dengan t
tabel
pada tingkat signifikan
α = 5. Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t ini adalah Hartono, 2008 : 147:
1. Bila t
hitung
sama dengan atau lebih besar dari t
tabel
maka hipotesa nol H
ditolak, yang berarti ada perbedaan yang signifikan. 2.
Bila t
hitung
lebih kecil dari t
tabel
maka hipotesa nol diterima, yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.
Atau : H
diterima jika -t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
1
diterima jika -t
tabel
t
hitung
t
tabel
BAB II URAIAN TEORITIS
1. Peneliti Terdahulu
a. Natarsyah 2000
Penelitian yang dilakukan Natarsyah pada perusahaan kelompok industri barang konsumsi yang go pubic di pasar modal menggunakan 16
perusahaan dengan tahun penelitian 1990 sampai dengan tahun 1997, menemukan bahwa indeks Beta sebagai pengukur risiko sistematis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham. Disamping itu, dalam hasil peneltian ditemukan juga bahwa aspek psikologi pasar,
ketidakstabilan emosi para pemodal menyebabkan reaksi yang berlebihan. Reaksi demi reaksi yang memuncak menyebabkan tekanan pada pasar
tekanan jual maupun tekanan beli yang berlebihan sehingga
mempengaruhi harga saham turun maupun naik secara tajam. b.
Tandelilin 2000
Pada penelitiannya “Determinants of Systematic Risk : The Experience of some Indonesian Common Stock”, Tandelilin mengambil sampel 60
perusahaan non-financial yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama periode tahun 1990 sampai dengan tahun 1994. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa faktor-faktor ekonomi makro seperti perubahan tingkat pendapatan daerah yaitu Produk Domestik Bruto PDB atau Gross
Domestic Product GDP aktual, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap risiko sistematis. Hasil temuan