Suku Bunga Makro Ekonomi

beli masyarakat pun akan meningkat, dan ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatkan penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan memperoleh keuntungan juga akan semakin meningkat Tandellilin, 2001:12.

b. Suku Bunga

Suku bunga ternyata merupakan salah satu sumber goncangan finansial menurut Mishkin dalam Prasetyantoko, 2008:149. Peningkatan suku bunga mendorong instabilitas finansial. Jika suku bunga pasar meningkat, maka kemungkinan para peminjam kreditor mengalami risiko kredit akan meningkat pula. Apalagi bagi kreditor yang memang pada dasarnya risiko investasinya tinggi. Dengan peningkatan suku bunga pasar, maka risiko menjadi bangkrut menjadi tinggi pula. Kadangkala, peminjam sengaja menyembunyikan informasi yang sesungguhnya berkaitan denga kondisi keuangan perusahaan serta risiko investasinya masalah adverse selection untuk mendapatkan komitmen pinjaman baru setelah terjadi kenaikan bunga. Sehingga, secara teknis perusahaan tersebut tidak mampu menanggung beban utang baru. Tetapi, mengingat kebutuhan yang mendesak untuk menutup kewajiban yang lampau, maka banyak perusahaan yang melakukan hal tersebut. Jika banyak melakukan tindakan ini, maka secara makro perekonomian berada pada posisi yang berbahaya. Suku bunga dan prakiraan nilainya dimasa depan merupakan salah satu masukan yang penting dalam keputusan investasi. Secara sederhana, dapat diketahui faktor-faktor penting yang menentukan tingkat suku bunga yaitu: 1. Suplai dana dari para penabung, terutama sektor rumah tangga. 2. Permintaan terhadap dana dari sektor bisnis untuk keperluan pembiayaan investasi dalam bentuk pabrik, peralatan dan persediaan aset riil atau pembentukan modal. 3. Penawaran dan permintaan bersih pemerintah terhadap dana yang terlihat dari tindakan-tindakan bank sentral. 4. Tingkat inflasi yang diharapkan. Suku bunga nominal, yaitu suku bunga yang sebenarnya kita lihat, adalah bunga riil ditambah tingkat inflasi yang diharapkan. Bodie, 2006 : 180 Irving Fisher 1930 dalam Bodie 2006 : 183 menyatakan bahwa bunga nominal harus meningkat dengan tingkat yang sama dengan kenaikan inflasi yang diharapkan. Jika kita gunakan notasi Ei sebagai simbol dengan inflasi sekarang yang akan berlanjut ke masa depan maka kita bisa membuat persamaan Fisher sebagai: R = r + Ei dimana R sebagai suku bunga nominal dan r sebagai suku bunga riil. Persamaan ini menunjukkan bahwa jika tingkat bunga riil cukup stabil, maka kenaikan tingkat bunga nominal memprediksi tingkat inflasi yang lebih tinggi. Mankiw 2003 : 187 mendeskripsikan Teori Kuantitas dan persamaan Fisher sebagai pertumbuhan uang yang mempengaruhi tingkat bunga nominal. “Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat pertumbuhan uang sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat inflasi, sebaliknya menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal. Hubungan satu-untuk-satu antara tingkat inflasi dan tingkat bunga nominal disebut efek Fisher Fisher effect” Kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Penurunan laba bersih akan mengakibatkan laba per saham juga menurun dan akhirnya akan berakibat turunnya harga saham di pasar. Di sisi lain, naiknya suku bunga deposito akan mendorong investor untuk menjual saham dan kemudian menabung hasil penjualan itu dalam deposito. Penjualan saham secara besar-besaran akan menjatuhkan harga saham di pasar. Oleh karena itu, kenaikan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito akan mengakibatkan turunnya harga saham. Sebaliknya, penurunan suku bunga pinjaman atau suku bunga deposito akan meningkatkan harga saham dipasar dan laba bersih per saham, sehingga mendorong harga saham meningkat. Penurunan bunga deposito akan mendorong investor mengalihkan investasinya dari perbankan ke pasar modal. Investor akan memborong saham sehingga saham terdorong naik akibat meningkatnya permintaan saham Samsul, 2006:201. Menurut Tandelilin 2001:213, tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang present value aliran kas perusahaan. Sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Di samping itu, tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.

c. Nilai Tukar