Nilai Tukar Makro Ekonomi

c. Nilai Tukar

Kurs nilai tukar akan berubah sepanjang waktu karena perubahan kurva permintaan dan penawaran. Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kurva permintaan dan penawaran tersebut Madura, 2006:128- 135 adalah: 1. Perubahan Tingkat Inflasi Realtif dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional yang akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi nilai tukar. 2. Perubahan pada Suku Bunga Relatif mempengaruhi investasi pada sekuritas asing, yang akhirnya mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang asing dan karenanya juga akan mempengaruhi nilai tukar. 3. Tingkat Pendapatan Relatif juga mempengaruhi kurs mata uang. Hal ini dikarenakan pendapatan mempengaruhi jumlah permintaan barang impor, maka pendapatan dapat mempengaruhi kurs mata uang. 4. Pengendalian Pemerintah. Pemerintah negara asing dapat mempengaruhi kurs keseimbangan dengan berbagai cara, termasuk mengenakan batasan atas pertukaran mata uang asing, mengenakan batasan atas perdagangan asing, mencampuri pasar mata uang asing dengan membeli atau menjual, dan mempengaruhi variabel makro seperti inflasi, suku bunga, dan GDP. 5. Faktor kelima yang mempengaruhi kurs mata uang adalah prediksi pasar mengenai kurs mata uang di masa depan. Seperti pasar keuangan lain, pasar mata uang asing juga bereaksi terhadap berita yang memiliki dampak masa depan, yang akan memberikan tekanan menurunkan atau menaikkan nilai tukar mata uang. 6. Faktor yang juga mempengaruhi kurs nilai tukar adalah Interaksi Faktor. Transaksi dalam pasar mata uang asing memfasilitasi baik arus perdagangan maupun arus keuangan. Seringkali faktor-faktor terkait perdagangan maupun keuangan berinteraksi dan mempengaruhi pergerakkan mata uang secara simultan. Nilai tukar merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lainnya Utami dan Rahayu, 2003:126. Melemahnya nilai rupiah memungkinkan beban utang badan usaha semakin besar jika dinilai dengan rupiah, dan akhirnya berujung pada menurunnya profitabilitas badan usaha. Fakta di BEI menunjukkan bahwa pada akhir tahun 1997 sebanyak 210 badan usaha dari 279 badan usaha publik mengalami penurunan laba dibandingkan tahun 1996. bahkan tercatat 75 dari 210 badan usaha publik yang menyampaikan laporan keuangan mengalami rugi bersih cukup besar. Menurunnya kinerja badan usaha akan direspon oleh investor di pasar modal yang akhirnya akan mempengaruhi harga saham. Menurut Tandelilin 2001:214 menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing merupakan sinyal positif bagi perekonomian yang mengalami inflasi. Menguatnya kurs rupiah terhadap mata uang asing akan menurunkan biaya impor bahan baku untuk produksi, menurunkan tingkat suku bunga yang berlaku dan pemodal asing akan mempercayai ekonomi Indonesia lagi sehingga modal asing akan mengalir masuk.

4. Harga Saham