BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari –Agustus 2012. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan wawancara terstruktur melalui kuesioner Insomnia Severity Index ISI, The Centre for Epidemiologic Studies Depression Scale CES-D, Hamilton Rating Scale for
Anxiety HRSA Data yang diperoleh antara lain jenis kelamin, usia,riwayat merokok,riwayat konsumsi
kopi,riwayat konsumsi alkohol indeks severitas insomnia, skala depresi,dan skala kecemasan responden ,yang selanjutnya diolah dan disajikan sebagai berikut :
4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan usia
Jumlah Persentase
Usia 17
1 0,6
18 21
13,3
19 77
48,1
20 50
31,3
21 11
6,9
Jenis kelamin
Laki-laki 57
35,6 Perempuan
103 64,4
Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jumlah responden sebagian besar berusia 19 tahun yaitu sebanyak 77 orang 48,1, sedangkan pada usia 17 tahun, 18 tahun, 20 tahun, 21 tahun
didapatkan hasil masing-masing 1 orang 0,6, 21 orang 13,1, 50 orang 31,3, 11 orang 6,9
Dari hasil yang tercantum pada tabel 4.2 didapatkan bahwa sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan sejumlah 103 orang 64,4, sedangkan pada laki-laki 57 orang
35,6.
4..2. Hubungan antara Jenis Kelamin Responden dengan Insomnia
Distribusi responden menurut jenis kelamin dengan insomnia dapat dilihat pada tabel 4.3 Tabel 4.3 Hubungan antara jenis kelamin dengan insomnia
Jenis Kelamin Insomia
Tidak Insomnia N
Insomnia N
p Odd Ratio
Laki-laki 8 8,3
17 17,7 0,036
0,365 0,139-0,955
Perempuan 40 41,7
31 32,3
Ket: Analisis Chi Square
Jenis kelamin diduga dapat mempengaruhi kejadian insomnia.Hasil penelitian menunjukan bahwa proporsi responden yang mengalami insomnia pada laki-laki sebanyak 17 orang 17,7.
Sedangkan pada perempuan diketahui terdapat 31 orang 32,3 yang mengalami insomnia.dengan nilai p = 0,036 maka terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan insomnia.
Pada penelitian didapatkan bahwa jenis kelamin memiliki risiko 0,365 kali lipat mengalami insomnia OR = 0,365 CI =0,139-.0,955
Penelitian mengenai perbedaan gender untuk kejadian insomnia pada sebuah studi yang di lakukan di Hongkong dimana wanita mempunyai faktor risiko 1.6 kali terjadinya insomnia
dibanding pria.Kadar serotonin pada wanita lebih rendah dari pada pria dimana pada wanita kecepatan biosintesis serotonin rendah dibanding pria sehingga biasanya wanita lebih mudah
mengalami depresi dibanding pria Keshavan et al, 2008. Penelitian kualitas tidur subyektif pada pasien depresi dimana mayoritas pasien depresi mengeluh adanya insomnia Nofzinger,
1999. Berdasarkan penelitian sebelumnya keadaan insomnia pada wanita dipengaruhi oleh
rendahnya kadar serotonin yang meningkatkan risiko untuk terjadinya depresi serta meningkatkan risiko kejadian insomnia.