Hubungan antara Konsumsi Kopi dengan Insomnia Hubungan antara Depresi dengan Insomnia

4.8 Keterbatasan penelitian

1. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, hanya menggambarkan suatu keadaan pada saat tertentu dan dapat berubah pada saat yang akan datang. Sehingga hasil penelitian ini tidak dapat di generalisasikan pada waktu dan tempat yang berbeda. 2. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional atau desain potong lintang yang hanya menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun dependen pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat. 3. kerangka konsep yang digunakan dalam penelitian ini hanya menghubungkan variabel- variabel yang diduga berpengaruh dengan variabel dependen, sehingga masih ada variabel- variabel lain yang ada di dalam kerangka teori yang belum masuk dalam kerangka konsep yang diduga berpengaruh dengan variabel depende BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan  Prevalensi Insomnia pada mahasiswa FKIK UIN angkatan 2011 pada tahun 2012 adalah 49,4  Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian insomnia adalah jenis kelamin,konsumsi kopi,depresi,dan ansietas  Faktor risiko yang tidak mempengaruhi kejadian insomnia adalah merokok,dan konsumsi alkohol 5.2 Saran 1. Perlunya penyuluhan yang intensif tentang insomnia kepada mahasiswa FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terutama tentang faktor resiko yang menyebabkan terjadinya insomnia. 2.Untuk peneliti berikutnya diharpakan sampai analisis multivariat untuk mengetahui factor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian insomnia DAFTAR PUSTAKA 1. Sadock Bj, Sadock Va. Kaplan And Sadock’s Synopsis Of Psychiatry. 10th Ed. Philadelphia: Wolter Kluwer, 2007:749-59,1014-17. 2. Marcel Ar, Gaharu M, Lumempouw Sf. Gangguan Tidur Pada Usia Lanjut. Didapat Dari URL: Http:Www.Perdossi.Or.IdShow_File.Html?Id=146. Diakses Tanggal 29 Januari 2012. 3. Sleep. Didapat Dari URLHttp:Www.Neuroanatomy.Wisc.EduCoursebookNeuro102.Pdf. Diakses Tanggal 16 Februari 2012. 4. Guyton Ac, Hall Je. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 9. Terjemahan Oleh Setiawan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Ecg, 1997: 711-20, 931-3, 945-50. 5. Trevor Aj, Way Wl. Obat Sedatif-Hipnotik. Dalam: Katzung Bg. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba Medika, 2002:21-53. 6. Sleep Requirement, Needs, Cycles, Stages. Didapat Dari URL: Http:Www.Helpguide.OrgLifeSleeping.Htm. Diakses Tanggal 15 Februari 2012. 7. American Family Physician. Chronic Insomnia: A Practical View. Didapat Dari URL: Http:Www.Aafp.OrgAfp991001ap1431.Html. Diakses Tanggal 15 Februari 2012. 8. Lumbantobing,S. M. Gangguan Tidur . Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008. 9. Chesson A Jr, Hartse, K, Anderson Wm Et Al. Practice Parameters For The Evaluation Of Chronic Insomnia. An American Academy Of Sleep Medicine AASM Report. Standards Of Practice Committee Of The AASM. Sleep. 2000. 23:237-41 10. Hauri Pj. Primary Insomnia. In Kryger Mh, Roth T, Dement Wc. Eds. Sleep Medicine. Wb Saunders Coy Philadelphia. 3 rd Ed. 2000, Pg 633-39. 11. Haponik EF. Disorder Sleep in the Elderly dalam Principles of Geriatric Medicine and Gerontology.Mc Graw-Hill Inc. 1990. p. 1109-22.