Pola Tidur Berdasarkan Umur

2.4.5 Insomnia Berasosiasi Dengan Penyakit Medis

Keluhan gangguan tidur atau sulit tidur sangat umum dijumpai pada penderita kelainan medik. Sulit tidur dapat berkaitan dengan rasa nyeri, nafas pendek, efek samping obat . Pasien dengan nyeri kronis dapat mengalami sulit jatuh tidur dan kesulitan mempertahankan tidur. 8 Penderita kanker tidak jarang mengalami insomnia. Kesulitan ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, diantaranya gangguan pada mekanisme tidur, imunitas, akibat dari nyeri kronis, mual, muntah, gangguan mental seperti ansietas atau depresi atau efek samping pengobatan penyinaran, kemoterapi, steroid.pendek nafas atau sesak nafas di malam hari sering mengganggu tidur. Serangan asma dimalam hari harus dicegah dan diobati dengan baik. 8

2.5 Faktor Risiko Insomnia

2.5.1 Jenis kelamin

Kadar serotonin pada wanita lebih rendah dari pada pria dimana pada wanita kecepatan biosintesis serotonin rendah dibanding pria sehingga biasanya wanita lebih mudah mengalami depresi dibanding pria Keshavan et al, 2008.Penelitian kualitas tidur subyektif pada pasien depresi dimana mayoritas pasien depresi mengeluh adanya insomnia Nofzinger, 1999. Penyebab lain yang diperkirakan berhubungan dengan insomnia pada perempuan adalah menopause. Penelitian di Perancis yang melibatkan 1000 perempuan setengah baya menunjukkan adanya hubungan antara menopause dengan gangguan tidur. Hal ini diperkirakan sebagai efek dari perubahan endokrin. Pada perempuan yang mendapat terapi estrogen dilaporkan mengalami perbaikan dalam tidurnya Anonim, 2007; Amir, 2007.

2.5.2 Merokok dan alkoholisme

Banyak ditemukan dibelahan dunia yaitu perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan bagi masyarakat di banyak negara.Merokok menyebabkan masalah tidur, salah satunya karena nikotin dalam rokok yang merupakan stimulan otak Widya, 2010. Di samping itu, otak yang sudah ketagihan dengan efek nikotin akan menyebabkan gangguan tidur pada malam hari saat mau tidur. Pada penelitian kepada 82 perokok aktif di Universitas Islam Sultan Agung diketahui bahwa rokok dapat menimbulkan gangguan sulit tidur yang bermakna . Secara teori nikotin akan hilang dari otak dalam waktu 30 menit. Tetapi reseptor di otak seorang pecandu seakan menginginkan nikotin lagi, sehingga mengganggu proses tidur. Nikotin digolongkan dalam bentuk zat stimulan yang dapat menstimulus otak, karena stimulan merupakan zat yang memberi efek menyegarkan, sehingga perokok dapat merasa tenang dan