Jenis kelamin Merokok dan alkoholisme
kewaspadaan, menghilangkan kantuk dan menaikkan mood. Overdosis kafein akut, biasanya lebih dari 300 mg per hari, dapat menyebabkan sistem saraf pusat terstimulasi secara berlebihan.
Kondisi ini disebut keracunan kafein, gejalanya antara lain gelisah, gugup, insomnia, emosional, urinasi berlebihan, gangguan pencernaan, otot berkedut, denyut jantung yang cepat dan tidak
teratur. Gejala yang lebih parah adalah munculnya depresi, disorientasi, halusinasi dan dampak fisik seperti kerusakan jaringan otot rangka.
5
Efek fisiologis kafein yang beraneka ragam mungkin disebabkan oleh tiga mekanisme kerjanya, 1 mobilisasi kalsium intrasellular, 2 peningkatan akumulasi nukleotida siklik karena
hambatan phosphodiesterase., dan 3 antagonisme reseptor adenosine Nehlig, 1999. Mobilisasi kalsium intrasellular dan inhibisi phosphodiesterase khusus hanya berlaku pada
konsentrasi kafein yang sangat tinggi dan tidak fisiologis.Oleh sebab itu, mekanisme kerja yang paling relevan adalah antagonisme reseptor adenosine. Adenosine berfungsi untuk
mengurangkan kadar ledakan neuron selain menghambat transimisi sinaptik dan pelepasan meurotransmitter.
12,13
Adenosin merupakan neurotransmitter yang efeknya mengurangkan aktivitas sel terutama sel saraf.Oleh sebab itu, apabila reseptor adenosine berikatan dengan kafein, efek yang
berlawanan dihasilkan, lantas menjelaskan efek stimulans kafein Allsbrook, 2008. Walaupun mekanisme utama kafein adalah antagonisme reseptor adenosine, hal ini akan menjurus ke efek
sekunder dari berbagai jenis neurotransmitter seperti norepinefrin, dopamine, asetilkolin, glutamate dan GABA sehingga akan mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh yang berbeda.
13