Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data variabel kinerja menyebar di sekitar garis uji dan menunjukkan gejala dari kiri bawah
mengarah ke kanan atas, sehingga dapat dikatakan bahwa sebaran data berdistribusi normal.
4.3. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja, maka diajukan hipotesis
kerja H
1
yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan transformasional dengan kinerja pengurus lembaga dakwah
kampus. Untuk menganalisa korelasi dua variabel tersebut, maka digunakan tehnik Pearson’s Product Moment. Berikut adalah hasil perhitungannya :
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Hipotesis
Correlations
KINERJA KEP.TRAN
Kinerja Pearson
Correlation 1
.724 Sig. 2-tailed
. .000
Sum of Squares and
Cross- products
3002.981 4933.340
Covariance 57.750
94.872 N
53 53
Kepemimpinan Transformasional Pearson Correlation
.724 1
Sig. 2-tailed .000
. Sum of
Squares and Cross-
products 4933.340
15477.887 Covariance
94.872 297.652
N 53
53
Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Dari table di atas dapat diketahui koefisiensi korelasi antara kepemimpinan dengan kinerja adalah sebesar 0,724 pada taraf signifikansi 0,000
signifikansi 0,05. Karena nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel
0,7240,279 maka H
1
diterima. Ini berarti antara kepemimpinan
transformasional dengan kinerja terdapat hubungan positif yang signifikan.
Untuk memprediksi seberapa besar pengaruh antara variabel bebas yaitu indikator-indikator kepemimpinan transformasional terhadap variabel terikat
yaitu kinerja pengurus, digunakan uji regresi berganda analisis satu jalur.
Tabel 4.12 Pengaruh Indikator-indikator Kepemimpinan Transformasional dengan
Kinerja
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.766a .587
.552 5.08449
a Predictors: Constant, Idealized Influence, Intellectual Stimulation, Individualized Consideration, Inspirational Motivation.
Dari tabel diatas dapat dilihat pengaruh indikator-indikator kepemimpinan transformasional individualized consideration, intellectual stimulation,
inspirational motivation, dan idealized influence secara gabungan terhadap kinerja pengurus.
Untuk mengetahui prosentase pengaruh indikator-indikator kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pengurus, dengan
menggunakan koefisien determinasi R Square. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat besarnya R square adalah 0,587 hal ini dapat diartikan bahwa
indikator-indikator kepemimpinan transformasional mempengaruhi kinerja pengurus sebesar 0,587 x 100 = 58.7. Sedangkan sisanya 100 - 58,7
= 41.3 dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel kepemimpinan transformasional.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linier antara indikator- indikator kepimpinan transformasional individualized consideration,
intellectual stimulation, inspirational motivation, dan idealized influence dengan kinerja pengurus dilakukan uji hipotesis dengan hipotesis sebagai
berikut : H
: Tidak ada hubungan linier antara individualized consideration, intellectual stimulation, inspirational motivation, dan idealized influence
dengan kinerja pengurus. H
1
: Ada hubungan linier antara individualized consideration, intellectual stimulation, inspirational motivation, dan idealized influence dengan
kinerja pengurus.
Tabel 4.13 Uji Hipotesis Hubungan Linier antara Indikator-indikator Kepemimpinan
Transformasional dengan Kinerja Pengurus
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 1762.085
4 440.521
17.040 .000a
Residual 1240.896
48 25.852
Total 3002.981
52 a Predictors: Constant, Indealized Influence, Intellectual Stimuation, Individualized Consideration,
Inspirational Motivation b Dependent Variable: KINERJA
Dari tabel diatas diperoleh signifikansi sebesar 0,000, hal ini berarti 0,000 0,05 taraf signifikansi 5 maka H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara individualized consideration, intellectual stimulation,
inspirational motivation, dan idealized influence dengan kinerja pengurus.
Untuk melihat besarnya hubungan individualized consideration, intellectual stimulation, inspirational motivation, dan idealized influence dengan kinerja
pengurus secara parsial, digunakan Uji T, sedangkan untuk melihat besarnya pengaruh, digunakan angka Beta atau Standardized Coefficient di bawah ini.
Tabel 4.14 Tabel Uji T
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients
Model B
Std. Error Standardized
Coefficients Beta
t Sig.
1 Constant
43.163 8.741
4.938 .000
Individualized Consideration .583
.139 .715
4.185 .000
Intellectual Stimulation -.470
.634 -.094
-.741 .462
Inspirational Motivation .670
.326 .376
2.054 .045
Indealized Influence -.545
.369 -.263
-1.477 .146
a Dependent Variable: KINERJA
Dari tabel diatas dapat dilihat hubungan individualized consideration,
intellectual stimulation, inspirational motivation, dan idealized influence terhadap kinerja pengurus secara parsial.
a. Hubungan antara individualized consideration dan kinerja pengurus Untuk melihat hubungan antara idividualized consideration dengan kinerja
pengurus dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H
: Tidak ada hubungan linier antara individualized consideration dengan kinerja pengurus
H
1
: Ada hubungan linier antara individualized consideration dengan kinerja pengurus
Berdasarkan Taraf Signifikansi 0,05 dan Derajat Kebebasan DK dengan ketentuan: DK = n – 2 , atau 53 – 2 =51. dari ketentuan tersebut diperoleh
angka t tabel sebesar 2,0076.
Hasil perhitungan t hitung idealized consideration tabel 4.10 sebesar 4,185, maka t hitung 4,185 t tabel 2,0076. Hal ini berarti H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara individualized consideration dengan kinerja pengurus. Besarnya pengaruh individualized
consideration dan kinerja pengurus sebesar 0,715 atau 71,5. b. Hubungan antara intellectual stimulation dan kinerja pengurus
Untuk melihat hubungan antara idividualized consideration dengan kinerja pengurus dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H : Tidak ada hubungan linier antara intellectual stimulation
dengan kinerja pengurus H
1
: Ada hubungan linier antara intellectual stimulation dengan kinerja pengurus
Hasil perhitungan t hitung intellectual stimulation tabel 4.10 sebesar -0.741 , maka t hitung -0.741 t tabel 2,0076. Hal ini berarti H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya, tidak ada hubungan linier antara intellectual stimulation dengan kinerja pengurus. Kemudian, besarnya
pengaruh intellectual stimulation terhadap kinerja pengurus adalah -0.094 atau -9.4 dianggap tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan angka
signifikansi 0.462 0,05. c. Hubungan antara inspirational motivation dan kinerja pengurus
Untuk melihat hubungan antara inspirational motivation dengan kinerja pengurus dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H : Tidak ada hubungan linier antara inspirational motivation
dengan kinerja pengurus H
1
: Ada hubungan linier antara inspirational motivation dengan kinerja pengurus
Hasil perhitungan t hitung inspirational motivation tabel 4.10 sebesar 2,054, maka t hitung 2,054 t tabel 2,0076. Hal ini berarti H
ditolak dan H
1
diterima. Artinya, ada hubungan linier antara inspirational motivation dengan kinerja pengurus. Besarnya pengaruh inspirational
motivation terhadap kinerja pengurus adalah 0,45 atau 45. d. Hubungan antara idealized influence dan kinerja pengurus
Untuk melihat hubungan antara idealized influence dengan kinerja pengurus dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H : Tidak ada hubungan linier antara idealized influence dengan
kinerja pengurus H
1
: Ada hubungan linier antara idealized influence dengan kinerja pengurus
Hasil perhitungan t hitung idealized influence tabel 4.10 sebesar -1,477, maka t hitung -1,477 t tabel 2,0076. Hal ini berarti H
diterima dan H
1
ditolak. Artinya, tidak ada hubungan linier antara idealized influence dengan kinerja pengurus. Kemudian, besarnya pengaruh idealized
influence terhadap kinerja pengurus adalah -0.263 atau -26.3 dianggap tidak signifikan. Hal ini sesuai dengan angka signifikansi 0.146 0,05.
Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui bahwa indikator individualized consideration memiliki hubungan positif terbesar 0.715 atau 71.5 bagi
kinerja. Indikator Inspirational Motivation memiliki hubungan positif terbesar kedua 0.376 atau 37.6 bagi kinerja. Indikator Intellectual Stimulation
memiliki hubungan positif terkecil kedua -0.094 atau -9.4 bagi kinerja. Sedangkan yang memiliki hubungan positif terkecil bagi kinerja adalah
indikator idealized influence yaitu sebesar -0,263 atau -26,3. Dapat disimpulkan salah satu hal yang mempengaruhi kepemimpinan
transformasional dan kinerja pengurus Lembaga Dakwah Kampus LDK adalah besarnya pertimbangan pemimpin terhadap kebutuhan-kebutuhan
anggota seperti, pembinaan, empati, dukungan secara pribadi, dan kepercayaan pemimpin terhadap anggotanya. Hal ini terlihat dari analisis
indikator kepemimpinan transformasional yang memberikan kontribusi tertinggi dan terendah kepada kinerja pengurus. individualized consideration
dari pemimpin memiliki hubungan positif tertinggi dalam meningkatkan kinerja, akan tetapi jika dilihat dari idealized influence masih memiliki nilai
yang rendah. Sejalan dengan teori kebutuhan Abraham Maslow, bahwa kebutuhan anggota yang lebih rendah , seperti kebutuhan fisiologis dan rasa
aman sampai kebutuhan yang lebih tinggi, seperti harga diri dan aktualisasi diri, dapat dipenuhi melalui praktik gaya kepemimpinan transformasional
tepatnya aspek Individualized Consideration.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, diskusi dan saran dari penelitian
5.1. Kesimpulan