LATAR BELAKANG MASALAH HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KINERJA PENGURUS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Organisasi dituntut untuk berkembang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya, dan yang menjadikan organisasi berkembang adalah manusia yang melaksanakan semua tugas-tugas organisasi, baik sebagai pemimpin ataupun anggota. Di sisi lain, manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai perilaku behavior, maka dengan sendirinya perilaku manusia human being yang terdapat di dalam organisasi tersebut berhubungan dengan kinerja organisasi Suwenda, 2001. Perilaku-perilaku individu dalam berorganisasi akan menjadi tolak ukur sebuah keberhasilan, perilaku yang muncul akan memperlihatkan besarnya motivasi dan kemampuan yang dimiliki. Mereka yang memiliki sikap dan perilaku positif terhadap situasi kerja yang terjadi di lingkungan kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang tinggi, dan sebaliknya mereka yang memiliki sikap dan perilaku negatif akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah, situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, kebijakan pemimpin, 1 tipe kepemimpinan dalam bekerja, interaksi antara pemimpin dan anggotanya serta kondisi kerja Mangkunegara, 2005. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Disini seseorang dituntut untuk benar- benar mengetahui seluk beluk pekerjaan yang akan dilakukannya. Ketika seseorang ditempatkan tidak sesuai dengan potensi dan pengetahuan yang dimilikinya, hal ini mempengaruhi bagaimana ia bekerja dan memahami seperti apa pekerjaannya. Pelaksanaan tugas mungkin akan menyimpang dan tugas kerja yang diberikan tidak akan tercapai dengan maksimal Robbins, 1992. Kinerja atau prestasi kerja seseorang adalah hasil kerja yang terjadi dalam jangka waktu tertentu, sehingga akan terlihat perubahan yang terjadi pada orang tersebut dalam periode beberapa waktu tertentu Rivai, 2005. Hasil kerja ini berupa kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang sudah ditargetkan, Seperti dijelaskan Lawler dan Porter yang dikutip oleh Suwenda 2001 bahwa, kinerja merupakan ”Succesfull role” yang diperoleh seseorang dari perbuatannya. Beberapa tahun belakangan ini, organisasi dakwah pada tingkat kampus belum mampu memberikan efek yang besar bagi masyarakat kampus di sekitarnya. Secara kuantitas dan kualitas kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih bersifat internal. sehingga mahasiswa di luar keanggotaan LDK belum bisa menikmatinya. Kepemimpinan, sebagaimana yang dikemukakan Hasibuan dalam Mangkunegara, 2005 merupakan salah satu aspek penting dalam kinerja, organisasi tidak mungkin bergerak tanpa adanya pemimpin yang mengatur segala pergerakannya, menentukan tujuan dan sasaran serta sarana, mengawasi dan mengontrol pelaksanaan programnya. Dan seorang pemimpin akan sulit untuk dapat bergerak banyak tanpa anggota yang mampu menjalankan program yang menjadi tujuan organisasi. Interaksi yang terjalin antara pemimpin dan anggota akan memperlihatkan kekuatan saling mempengaruhi dan dari interaksinya tidak mudah untuk mengatakan siapa pemimpin dan siapa anggotanya, karena yang ada adalah proses mempengaruhi yang bertujuan saling melengkapi. Kelly 1992 menyatakan bahwa seorang pemimpin memiliki kontribusi sebanyak 20 dalam keberhasilan oraganisasi, sedangkan anggota memiliki kontribusi sebanyak 80 dalam keberhasilan organisasi. Maka dari itu diperlukan pengelolaan anggota dengan baik. Pemberdayaan anggota dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pembentukan iklim kerja yang baik dan produktif. Banyak pemimpin memakai gaya kepemimpinan yang cenderung berorientasi pada tugas sehingga dapat mengakibatkan menurunnya kinerja anggota. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal seperti pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan, pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan untuk memastikan tugas-tugas terlaksana, dan mengabaikan pembinaan dan pengembangan bawahan Bass dalam S. Tondok dan Andarika, 2004. Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang menciptakan perubahan positif pada pengikutnya. Seorang pemimpin transformasional ini berfokus pada perubahan orang lain untuk membantu satu sama lain, memotivasi, dan mengawasi organisasi secara keseluruhan. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin meningkatkan motivasi, semangat dan kinerja pengikut dalam kelompok. Lembaga Dakwah Kampus LDK UIN Syarif Hidayatullah merupakan salah satu organisasi dakwah yang besar di UIN yang memliki 10 komisariat dakwah yang tersebar di beberapa fakultas. Namun, beberapa tahun terakhir ini terjadi penurunan jumlah anggota dan pengurus, maka dari itu peneliti ingin mengetahui tipe kepemimpinan pada LDK, dan bagaimana LDK mempertahankan kepengurusan, pemberdayaan pengurus, peningkatan kinerja dan peran serta pengurus terhadap organisasi ini. Sehingga peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “HUBUNGAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KINERJA PENGURUS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH”

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH