1.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepemimpinan transformasional dengan kinerja organisasi
Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah.
1.4.2. MANFAAT PENELITIAN
1. Memberikan pandangan baru terhadap konsep kepemimpinan dan keanggotaan bagi organisasi dalam tingkatan apapun.
2. Sebagai alternatif model untuk meningkatkan kinerja organisasi.
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1.
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
2.1.1. Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Model kepemimpinan transformasional menurut Bass dalam S.Tondok dan Andarika, 2004 tidak dapat dipisahkan dari transaksional.
Bass mengatakan kepimpinan transformasional memotivasi pengikutnya dengan cara sebagai berikut:
1. Meningkatkan tingkat kesadaran pengikut tentang pentingnya tujuan. 2. Membuat pengikut untuk menyingkirkan kepentingan mereka sendiri
dan berjuang untuk tujuan organisasi. 3. Memikirkan tingkat kebutuhan pengikut yang lebih tinggi.
Sedangkan kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan di mana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya
pada transaksi interpersonal antara pemimpin dengan pengikutnya yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada
kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.
8
Dalam Yukl 2001, kepemimpinan transformasional menyerukan nilai-nilai moral dari para pengikut dalam upayanya untuk meningkatkan
kesadaran mereka tentang masalah etis dan untuk memobilisasi energi dan sumber daya mereka untuk mereformasi institusi.
Transformasional adalah pendekatan kepemimpinan dengan melakukan usaha mengubah kesadaran, membangkitkan semangat dan
mengilhami bawahan atau anggota organisasi untuk mengeluarkan usaha ekstra dalam mencapai tujuan organisasi, tanpa merasa ditekan atau
tertekan Nawawi, 2003. Menurut Cook, Hunsaker dan Coffey 1997, Pemimpin
transformasional menggerakkan energi orang lain mengenai visi dan strategi tentang bagaimana memfokuskan kembali dan merevitalisasi
organisasi yang lebih besar. Pemimpin transformasional berkonsentrasi pada substansi bukan
pada penampilan. Tujuan utama pemimpin transformasional adalah untuk memberdayakan pengikut Sashkin, 2003.
Pemimpin tranformasional mengidentifikasi, mengartikulasikan, dan membantu orang lain dalam berbagi nilai-nilai internal dan keyakinan.
Pemimpin seperti ini mendefinisikan kontrol sebagai sesuatu yang berasal dari sesuatu yang “lebih tinggi” bersumber dari masyarakat. Pemimpin
organisasi transformasional tidak peduli dengan menanamkan nilai-nilai dan keyakinan dari masa lalu. Pemimpin seperti itu juga tidak bertujuan
untuk menanamkan nilai-nilai mereka sendiri dan keyakinan dalam anggota masyarakat. Sebaliknya, pekerjaan pertama pemimpin
transformasional adalah memperoleh seperangkat nilai-nilai dan kepercayaan dari anggota masyarakat termasuk pemimpin. Pemimpin
transformasional kemudian bertindak untuk membuat nilai-nilai eksplisit dan keyakinan sehingga mereka dapat berbagi secara sadar Sashkin,
2003. Scott Burd dalam Nawawi, 2003 mengemukakan bahwa
kepemimpinan transformasional merupakan pendekatan yang dterapkan dalam rangka mempertahankan pemimpin dan organisasinya dengan cara
penggabungan tiga unsur, yakni: 1. Strategi mencakup kemampuan dalam menetapkan arah yang akan
dituju organiasi, dengan membangun visi dan kesamaan visi, merumuskan Rencana Strategik RENSTRA, menterjemahkan visi dan
misi ke dalam tindakan, mengembangkan komitmen pada prestasi dan kualitas kerja, serta merumuskan dan menerapkan Rencana
Operasional RENOP. 2. Kepemimpinan mencakup kegiatan merealiasikan strategi melalui
tindakan kepemimpinan transformasional yang sesuai dengan fungsi dan situasi, menjadi pemimpin yang dapat mempengaruhi dan diakui
bawahan atau anggota organisasi, memotivasi bawahan atau anggota organisasi untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin pada semua
jenjang, menciptakan lingkungan yang konduif untuk pertumbuhan organsasi, memimpin untuk mempertahankan kejayaan eksistensi
organisasi, dan menciptakan cara kerja yang lebih mudah. 3. Budaya Organisasi, realisasi kepemimpinan transformasional
mencakup kemampuan memotivasi bawahan atau anggota organisasi untuk menerapkan strategi, memahami budaya kerja yang tumbuh dan
berkembang di dalam organisasi, berlaku adil pada semua bawahan atau anggota organisasi, cepat menerima perubahan yang bersifat
inovatif, menjadi teladan, membangkitkan dan membina semangat team kerja.
Kepemimpinan transformasional terjadi ketika pemimpin memiliki efek dramatis pada bawahan mereka dan pada organisasi secara
keseluruhan dan mengilhami serta menyemangati bawahan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki kinerja. Efek ini termasuk
membuat bawahan menyadari pentingnya pekerjaan mereka sendiri dan kinerja menjadi tinggi, membuat bawahan menyadari kebutuhan mereka
sendiri untuk pertumbuhan pribadi, pengembangan, dan pencapaian, dan memotivasi bawahan untuk bekerja demi kebaikan organisasi dan bukan
hanya keuntungan pribadi mereka sendiri. pemimpin dapat terlibat dalam transformasi kepemimpinan dengan menjadi pemimpin karismatik, dengan
merangsang intelektual bawahan, dan dengan melibatkan diri dalam perkembangan. Transformasional pemimpin juga sering terlibat dalam
kepemimpinan transaksional dengan menggunakan imbalan dan kekuatan yang bersifat memaksa untuk mendorong kinerja tinggi Jones and
George, 2003. Menurut Jones dan George 2003 pemimpin transformasional
dapat didefinisikan sebagai berikut : • Menjadi Pemimpin Kharismatik Being Charismatic Leader
Pemimpin transformational adalah pemimpin karismatik. Mereka memiliki visi mengenai bagaimana hal-hal yang baik bisa terdapat
dalam kelompok kerja dan organisasi yang berbeda dengan status quo. Visi mereka biasanya memerlukan perbaikan dalam kelompok
dan kinerja organisasi sebagai akibat dari perubahan dalam struktur organisasi, budaya, strategi, pengambilan keputusan, dan proses lain
dan faktor-faktor penting. Visi ini membuka jalan untuk memperoleh keunggulan secara kompetitif.
Pemimpin karismatik bersemangat dan antusias tentang visi dan berkomunikasi dengan jelas ke bawahan mereka. Semangat,
antusiasme, dan rasa percaya diri dari pemimpin karismatik berkontribusi terhadap pemimpin yang mampu mengilhami
pengikutnya dan antusias mendukung visinya.
• Menstimulus Intelektual Bawahan Stimulating Subordinates Intellectually
Pemimpin transformasional berbagi informasi secara terbuka dengan bawahan sehingga mereka menyadari adanya masalah dan
perlunya perubahan. Pemimpin menyebabkan bawahan untuk dapat melihat masalah dalam kelompok dan seluruh organisasi dari
perspektif yang berbeda, sesuai dengan visi Pemimpin
• Terlibat Dalam Perkembangan Organisasi Engaging In Developmental Consideration
Ketika pemimpin terlibat pertimbangan dalam perkembangan organisasi, mereka tidak hanya melakukan perilaku pertimbangan
yang dijelaskan sebelumnya, seperti menunjukkan perhatian besar terhadap kesejahteraan bawahan, tetapi melangkah lebih jauh.
Pemimpin keluar dari caranya untuk mendukung dan mendorong, memberi mereka kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan mereka dan untuk tumbuh dan berkembang di tempat kerja.
2.1.2. Dimensi Kepemimpinan Transformasional