bimbingan belajar bagi tingkat di bawahnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menguatkan tali silahturrahmi antar penerima beasiswa sekaligus memberi tambahan
belajar baik agama maupun pelajaran umum bagi siswa tersebut. Selain bantuan pendidikan kepada siswa, YBM BRI juga memberi bantuan
kepada sekolah. Bentuknya juga beragam mulai dari perlengkapan belajar hingga sarana fisik penunjang pendidikan seperti bangunan ruang kelas, perpustakaan, dan
kebutuhan lainnya.
4. Memberdayakan Masyarakat
Upaya pemberdayaan masyarakat juga menjadi bagian aktivitas YBM BRI. Bantuan diberikan berupa modal usaha bagi para pedagang kecil, petani, peternak,
atau usaha produktif lainnya. Bantuan tentu diberikan dengan perhitungan dan kriteria yang memenuhi syarat sesuai dengan peruntukan dana yang diamanahkan.
Menurut Ahmad Fakih bantuan berupa modal usaha yang diberikan berkisar antara Rp. 1 juta sampai Rp 2 juta. Seperti bantuan untuk membuat gerobak, atau
untuk usaha seperti, pedagang es, pedagang sayur dan sebagainya, dan modal tersebut dikembalikan dengan cara diangsur free tanpa bunga selama 20 bulan, besarnya
tergantung modal usaha yang diberikan. Mustahik juga bisa mengajukan peminjaman modal kembali untuk mengembangkan usahanya setelah angsuran selesai dibayarkan.
Bantuan bukan hanya modal usaha melainkan juga kesempatan berpameran serta bentuk bantuan lainnya yang bisa meningkatkan kemandirian para penguasaha
kecil dan mikro. Dengan bantuan ini diharapkan banyak masyarakat yang bisa
berusaha dan hidup mandiri. Sehingga mereka, yang semula masuk kriteria mustahik, dengan usahanya tersebut bisa berubah menjadi muzakki.
Dari permasalahan yang terjadi di YBM BRI, maka YBM BRI membuat langkah konkrit untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di YBM BRI.
Langkah-langkah konkrit tersebut adalah : 1 Melaksanakan
pelatihan keterampilan.
2 Memberikan pinjaman modal bergulir. 3 Memberikan pinjaman modal usaha.
4 Melaksanakan kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan dan memperluas jaringan pemberdayaan ekonomi mandiri.
5 Membentuk cabangunit kerja dipelosok nusantara. 6 Melibatkan seluruh pekerja BRI muslim seluruh Indonesia dalam program “Agen
Sosial”. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap efektifitas pengelolaan
dana ZIS pada YBM BRI maka dapat dikatakan semua berjalan sesuai dengan apa yang telah diprogramkan, misalnya saja dalam penyaluran dana zakat, disebutkan,
bahwa dalam pemberian bantuan harus berdasarkan rekomendasi dari masjid sebagai jamaah aktif, karena lembaga tersebut melakukan kerjasama salah satunya dengan
pihak masjid sebagai mitra kerja. Begitu juga halnya dengan penyaluran dana zakat, YBM BRI, tidak hanya
berprinsip sekedar menyalurkan saja, akan tetapi mengusahakan agar dana ZIS yang disalurkan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat. YBM BRI berharap
agar para mustahik tidak terus menerus menjadi mustahik, akan tetapi suatu waktu nanti mereka dapat pula menjadi muzakki dan menjadi donatur tetap di YBM BRI.
Pendistribusianpenyaluran dana zakat kepada delapan golongan mustahik dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
a Kelompok Permanen
Termasuk dalam kelompok ini adalah fakir, miskin, amil, dan muallaf. Empat golongan mustahik ini diasumsikan akan selalu ada di wilayah kerja organisasi
pengelola zakat dan karena itu penyaluran dana kepada mereka akan terus menerus atau dalam waktu lama walaupun secara individu penerima berganti-
ganti. b Kelompok
Temporer Termasuk dalam kelompok ini adalah riqab, gharimin, fisabilillah, dan ibnu sabil.
Empat golongan mustahik ini diasumsikan tidak selalu ada di wilayah kerja suatu organisasi pengelola zakat. Kalaupun ada maka penyaluran dana kepada mereka
tidak akan terus menerus atau tidak dalam waktu panjang sesuai dengan sifat permasalahan yang melekat pada empat golongan ini.
75
C. Pemberdayaan Zakat Modern YBM BRI Ditinjau dari Hukum Islam