Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

6  Sel α, sekitar 17 dalam sel pulau Langerhans yang menyekresikan glukagon.  Sel β, sekitar 70 dalam sel pulau Langerhans, sekresi insulin.  Sel D, sekitar 7 dalam sel pulau Langerhans, sekseri somatostatin.  Sel F, sekresi polipeptida pankreas. Gambar 2.2 Tipe sel α, sel , dan sel D pada pulau Langerhans Sumber : Sherwood, 2011 Insulin merupakan hormon yang disekresikan oleh sel β pulau Langerhans. Pankreas manusia mensekresikan sekitar 30 unit insulin tiap hari. Konsentrasi basal insulin pada orang normal yang berpuasa adalah 10 μUml dan akan meningkat pada keadaan setelah makan mencapai 100 μUml. Peningkatan konsentrasi insulin di perifer dimulai pada menit ke 8- 10 setelah makan dengan konsentrasi puncak 30-45 menit setelah makan. Insulin terdiri dari 51 asam amino dan mengandung rantai α 21 asam amino dan β 30 asam amino. Kedua rantai ini dihubungkan oleh jembatan disulfida pada posisi 6 dan 11 rantai α .4 Insulin bekerja dengan cara berikatan dengan subunit α reseptor insulin sehingga sub unit β mengalami autofosforilasi. Selanjutnya sub unit β memfosforilasikan substrat intra sel IRS 1 dan IRS 2 yang akan mengaktivasi kinase dan fosfatase. Aktivasi kinase dan fosfatase menuju ke jalan metabolik untuk meregulasi metabolisme nutrien. Selain itu, 7 fosfotidilinositol 3 kinase membantu pergerakan vesikel GLUT-4 glucose transporter ke membran sel. Efek insulin terdapat pada 3 jaringan, yaitu di hati, otot, dan jaringan adiposa. Efek insulin dihati yaitu menurunkan glikogenolisis, meningkatkan glikogenesis, meningkatkan sintesis trigliserida dan very low density lipoprotein VLDL, menurukan konversi asam lemak dan asam amino. Di otot, insulin berefek untuk meningkatkan sintesis protein dan meningkatkan sintesis glukagon. Insulin juga berperan dalam membantu meningkatkan penyimpanan trigliserida di hati. 4,6 Gambar 2.3 Pengaruh insulin terhadap sel dan glukosa darah Sumber : Gardner, 2007 Glukosa bersifat impermeable terhadap membran sel sehingga glukosa memerlukan sebuah “carrier” agar bisa masuk ke dalam sel, yaitu dengan bantuan GLUT protein. Glukosa darah yang meningkat akan menginduksi sekresi insulin oleh sel β pankreas. Begitu juga jika kadar asam amino dalam darah meningkat, maka akan memicu sekresi insulin. Insulin mempunyai reseptor insulin di sel target yang menyebabkan terbentuknya sinyal, sehingga GLUT akan berpindah ke permukaan sel dan glukosa dapat masuk ke dalam sel. Glukosa dalam sel akan dimanfaatkan 8 untuk berbagai hal, seperti menghasilkan energi, sintesis glikogen, lipid, dan asam amino yang menyebabkan kadar glukosa dalam darah menurun. 7,8 Metabolisme protein juga dipengaruhi oleh insulin. Insulin menurunkan kadar asam amino darah dan meningkatkan sintesis protein. Insulin menstimulasi transpor aktif asam amino dari darah ke otot dan jaringan, sehingga kadar asam amino turun dan tersedianya bahan untuk membentuk protein dalam sel. Insulin meningkatkan inkorporasi asam amino menjadi protein dalam sel dan menghambat proses penguraian protein. 6 Insulin juga mempunyai efek terhadap metabolisme lemak secara fisiologis, antara lain menurunkan asam lemak darah dan mendorong penyimpanan trigliserida, meningkatkan pemasukan asam lemak dari darah ke dalam sel jaringan lemak, meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel jaringan lemak melalui rekruitment GLUT-4, mendorong reaksi kimia dengan menggunakan turunan asam lemak dan glukosa untuk sintesis trigliserida, menghambat lipolisis, dan mengurangi pembebasan asam lemak dari jaringan lemak ke dalam darah. 5,6

2.1.2 Diabetes Melitus DM

2.1.2.1 Definisi

Diabetes melitus didefinisikan sebagai sindrom terganggunya metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat menurunnya sekresi insulin atau berkurangnya sensitivitas terhadap insulin. 5

2.1.2.2 Klasifikasi

Terdapat 2 tipe utama DM, yaitu : 2,10  DM tipe 1, disebut juga insulin dependent diabetes mellitus IDDM, yang disebabkan berkurangnya sekresi insulin oleh sel β pankreas.  DM tipe 2, disebut juga non-insulin dependent diabetes mellitus NIDDM, yang disebabkan oleh adanya sekresi

Dokumen yang terkait

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 15 61

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 16 51

Program Studi Pendidikan Dokter. Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 3 69

Pengaruh Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, serta HDL Tikus Diabetes (Sprague dawley) yang Diinduksi Aloksan

2 25 65

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 9 51

Efek ekstrak kayu manis (cinnamomun cassia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan, berat organ pankreas, ginjal dan jantung tikus diabetes mellitus strain sprague dawley yang diinduksi aloksan

0 6 64

Efek Ekstrak Daun Yacon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kolesterol Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 21 76

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 5 69

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 3 61