Diagnosis DM Landasan Teori

14 Komplikasi vaskular kronik dapat menimbulkan makroangiopati dan mikroangiopati. Komplikasi makroangiopati meliputi kelainan kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler, dan kelainan pembuluh darah. 2 Makroangiopati memiliki gambaran histologi berupa aterosklerosis. Gangguan biokimia akibat insufisiensi insulin dapat menyebabkan beberapa gangguan, antara lain penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler, hiperlipoproteinemia, dan kelainan pembentukan darah. Makroangiopati dapat menyebabkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteri perifer maka akan menyebabkan insufisiensi vaskular perifer disertai claudicatio intermitten dan gangren pada ekstremitas, serta stroke. Jika mengenai arteri koronaria dan aorta maka akan menyebabkan terjadinya angina dan infark miokardium. 7 Mikroangiopati melibatkan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati dibaetik, glomerulus ginjal nefropati diabetik, saraf perifer neuropati diabetik, otot-otot serta kulit. 2,7 Pada retinopati diabetik proliferatif, sel perisit menghilang dan terjadi pembentukan mikroaneurisma. Selain itu, terjadi pula hambatan aliran pembuluh darah yang akan menghambat kapiler. Semua kelainan tersebut akan menyebabkan kelainan mikrovaskular yaitu lokus iskemik dan hipoksia lokal. Sel retina merespon dengan meningkatkan ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular Vascular Endothelial Growth Factor yang akan memacu terjadinya neovaskularisasi pembuluh darah. 1 Hal ini dapat mengakibatkan kebutaan. 7 Pada nefropati diabetik, tekanan glomerular meningkat disertai peningkatan matriks intraselular sehingga menyebabkan terjadinya penebalan membran basal, ekspansi mesangial, dan hipertrofi glomerular. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang menyebabkan terjadinya glomerulosklerosis. 1 Neuropati diabetik dan katarak disebabkan oleh adanya gangguan pada jalur poliol, dimana terjadi perubahan glukosa menjadi sorbitol dan fruktosa akibat kekurangan insulin. Penimbunan sorbitol dalam lensa akan 15 mengakibatkan terjadinya katarak dan kebutaan. Pada saraf, sorbitol dan fruktosa akan menimbulkan neuropati akibat adanya aktivitas biokimia yang mengganggu aktivitas metabolik sel Schwan dan menyebabkan hilangnya akson. Sehingga kecepatan konduksi motorik akan berkurang. Selanjutnya timbul nyeri, parastesi, berkurangnya propioseptik, muncul kelemahan otot dan atrofi. 7

2.1.7 Penatalaksanaan DM

Terdapat 4 pilar untuk penatalaksaan DM, yaitu : edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis. Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu, biasanya 2-4 minggu. Jika kadar glukosa darah belum mencapai sasaran maka diberikan intervensi farmakologis dengan obat hipoglikemik oral dan atau suntikan insulin. Dalam keadaan dekompensasi metabolik kronik seperti ketoasidosis, stres berat, BB turun dengan cepat dan ketonuria maka langsung diberikan insulin. 2 Empat pilar penatalaksaan DM adalah sebagai berikut : 2,17  Edukasi Prinsip yang harus diperhatikan dalam proses edukasi pasien DM diantaranya adalah memberikan dukungan dan nasehat positif serta hindari terjadinya kecemasan, memberikan informasi secara bertahap, dan melakukan diskusi program pengobatan secara terbuka menurut keinginan pasien.  Terapi gizi medis Prinsip pengaturan makan pada penyandang DM hampir sama dengan makan dengan masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing- masing individu. Pada pasien DM perlu diperhatikan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin.  Latihan jasmani

Dokumen yang terkait

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 15 61

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 16 51

Program Studi Pendidikan Dokter. Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 3 69

Pengaruh Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, serta HDL Tikus Diabetes (Sprague dawley) yang Diinduksi Aloksan

2 25 65

Efek Ekstrak Daun Yakon “Smallanthus Sonchifolius” terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan dan Berat Organ Pankreas, Ginjal, dan Jantung pada Tikus Jantan Strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014.

0 9 51

Efek ekstrak kayu manis (cinnamomun cassia) terhadap kadar glukosa darah, berat badan, berat organ pankreas, ginjal dan jantung tikus diabetes mellitus strain sprague dawley yang diinduksi aloksan

0 6 64

Efek Ekstrak Daun Yacon (Smallanthus sonchifolius) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kolesterol Tikus yang Diinduksi Streptozotosin. 2015

1 21 76

Efek Ekstrak Kayu Manis (Cinnamomum Cassia) terhadap Glukosa Darah, Berat Badan, dan Trigliserida Tikus strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 5 69

Efek Ekstrak Daun Insulin (Smallanthus sonchifolia) Terhadap Kadar Glukosa Darah, Berat Badan, dan Kadar Trigliserida pada Tikus Diabetes strain Sprague dawley yang Diinduksi Aloksan. 2014

0 3 61