11
glukosa darah tinggi dan melebihi ambang filtrasi glukosa diginjal, maka akan terdapat glukosa di urin yang dapat menarik air dari tubulus ginjal
sehingga volume urin meningkat. Hal ini akan menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit tubuh. Kehilangan cairan tersebut akan mengaktivasi
mekanisme haus sehingga pasien DM akan sering minum polidipsi. Adanya ketidakseimbangan kalori yang disebabkan oleh glukosuria dan
katabolisme jaringan juga akan meningkatkan rasa lapar, sehingga pasien DM akan banyak makan polifagia.
8
Insulin berperan dalam menstimulasi penyimpanan energi makanan dalam bentuk glikogen dalam sel hepar dan otot skeletal. Insulin
menstimulasi sel hepar untuk mensintesis dan menyimpan trigliserida di jaringan adiposa. Pada pasien DM, mobilisasi trigliserida terjadi secara
cepat dan tidak terkontrol, sehingga akan menimbulkan tingginya asam lemak bebas dalam darah. Hal ini akan mempengaruhi keseimbangan lipid,
sehingga dapat terjadi keadaan hiperlipidemia pada pasien DM.
8
Defisiensi insulin menyebabkan peningkatan katabolisme protein. Peningkatan kecepatan proteolisis akan menyebabkan meningkatnya
konsentrasi asam amino dalam darah. Asam amino merupakan prekursor glikoneogenesis hati dan ginjal, sehingga jika kadar asam amino darah
tinggi, maka akan menyebabkan hiperglikemia.
8
2.1.4 Diagnosis DM
Diagnosis DM harus didasarkan atas pemeriksaan kadar glukosa darah. Untuk pemeriksaan glukosa dianjurkan dengan cara enzimatik
dengan bahan darah plasma vena.
1
Diagnosis klinis DM dipikirkan dengan adanya keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsi, dan polifagia serta penurunan berat badan.
Keluhan lainnya adalah lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritas vulvae pada wanita. Jika terdapat
keluhan khas DM dengan pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mgdl cukup untuk mendiagnosis DM. Hasil pemeriksaan glukosa darah
puasa ≥126 mgdl juga digunakan untuk mendiagnosis DM.
1
12
Langkah-langkah diagnosis DM seperti terlihat pada gambar 2.4 dibawah ini :
1
Gambar 2.4 Langkah-langkah diagnostik DM
Sumber : IPD UI, 2009
2.1.5 Dislipidemia pada DM
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid utama dalam plasma.
Fraksi lipid utama dalam tubuh adalah peningkatan low-density lipoprotein LDL, peningkatan kolesterol total, peningkatan trigliserida TG, dan
penurunan high-density lipoprotein HDL. Dislipidemia sering ditemukan pada resistensi insulin atau DM tipe 2, meskipun dengan gula darah
terkontrol. Dislipidemia ini diduga berhubungan dengan hiperinsulinemia. Pada resistensi insulin terjadi peningkatan lipolisis, sehingga terjadi
peningkatan asam lemak bebas dalam plasma yang selanjutnya akan meningkatkan uptake asam lemak bebas ke dalam liver. Selain itu terjadi
peningkatan sintesis TG de novo di liver karena insulinemia merangsang ekspresi sterol regulation element binding protein SREBP1c, protein ini
13
berfungsi sebagai faktor transkripsi yang mengaktifasi gen yang terlibat lipogenesis di liver. Peningkatan protein kolesterol ester transferase dan
hepatic lipase akan mengakibatkan terjadinya peningkatan very low density lipoprotein VLDL yang selanjutnya menjadi small dense LDL.
Dengan meningkatnya kadal VLDL, maka katabolisme HDL juga meningkat, sehingga HDL menjadi rendah. Beberapa mekanisme diatas
menjelaskan rendahnya HDL, tingginya TG, dan small dense LDL pada DM tipe 2.
1
2.1.6 Komplikasi DM
Jika tidak dikelola dengan baik, maka DM akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi baik yang bersifat akut maupun kronik.
Komplikasi DM dapat dibagi dalam 2 kategori mayor, yaitu : 1 komplikasi metabolit akut, dan 2 komplikasi vaskular jangka panjang.
2,7
Komplikasi metabolit akut pada DM disebabkan oleh adanya perubahan yang relatif akut dari kadar glukosa darah. Komplikasi
metabolit akut pada DM antaralain :
7
Ketoasidosis diabetik KAD, komplikasi akut paling serius pada
pasien DM tipe 1. Pada KAD, kadar insulin plasma sangat menurun, terjadi hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis,
peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton yang mengakibatkan ketosis
ketonuria dan ketonemia. Pada keadaan ini pasien DM dapat mengalami dehidrasi dan kekurangan elektrolit yang dapat
menyebabkan hipotensi dan syok, bahkan mengalami koma.
Status hiperglikemi hiperosmolar koma nonketotik HHNK, biasa terjadi pada DM tipe 2. Akibat defisiensi insulin relatif, muncul
hiperglikemia kadar glukosa 600mgdl tanpa ketosis dan dapat menyebabkan dehidrasi berat dan penurunan kesadaran pada pasien.
Hipoglikemia. Jika serangan hipoglikemik berlangsung lama maka
akan menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan mengalami kematian.