24
laboratorium PDR. Selanjutnya hasil ekstrak tersebut dijadikan ekstrak kering di PAU Institut Pertanian Bogor. Didapatkan hasil sebanyak 200
gram. Bahan-bahan kimia yang digunakan pada pembuat ekstrak pada
penelitian ini adalah ethanol 70. Sedangkan untuk proses penelitian secara umum bahan yang digunakan adalah larutan alloxan monohydrate
5, D-glukosa monohidrat 5 , natrium hidroklorida 0,9, ether, dan reagen lipid Sclavo.
3.4.3 Proses ekstraksi
Daun yakon yang telah dideterminasi kemudian dihaluskan menggunakan blender di laboratorium PDR. Daun yakon yang sudah halus kemudian
dicampur dengan ethanol 70 dengan konsentrasi 10. Larutan ethanol dan daun yakon diaduk selama 5 jam dengan menggunakan magnetic dan
hot plate stirer di laboratorium Riset. Hasil campuran tersebut difiltrasi dengan kertas saring untuk mendapatkan hasil ekstrak basah. Selanjutnya
ekstrak basah dikirim ke Kebun Raya Bogor sehingga diperoleh ekstrak kering, lalu disimpan pada suhu 4
o
C. Ekstrak kering daun yakon dilarutkan dengan air destilasi menggunakan vortex dilaboratorium biokimia.
3.4.4 Adaptasi Hewan Sampel
Sampel diadaptasikan di Animal house selama 21 hari. Sampel diadaptasikan terhadap tempat tinggal barunya, pemberian makanan dan
minuman yang disamakan pada semua tikus.
3.4.5 Induksi Tikus Dengan Aloksan
Setelah proses adaptasi tikus diinduksi dengan aloksan 150 mgkgBB secara intraperitoneal. Kemudian diberi makanan yang cukup ad libitum
dan dalam waktu 72 jam pertama dalam air minumnya ditambahkan 40
larutan D-glukosa monohidrat untuk mencegah terjadinya efek
hipoglikemia. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan 7 hari setelah induksi. Hanya tikus dengan glukosa darah 200 mgdl yang dikatakan
sebagai tikus DM dan digunakan pada penelitian ini.
25
3.4.6 Pemberian Ekstrak Daun Yakon Pada Tikus
Setelah tikus dinyatakan DM, dilakukan pemberian ekstrak daun yakon selama 14 hari dengan dosis 300 mgkgBB pemberian secara oral dengan
alat sonde, satu kali dalam sehari.
3.4.7 Pengukuran Sampel
3.4.7.1 Glukosa Darah Tikus
Pengambilan darah dilakukan di laboratorium Animal House sebanyak tiga kali, yaitu yang pertama saat sebelum pemberian ekstrak, yang
kedua setelah 7 hari pemberian ekstrak, dan yang terakhir setelah pemberian ekstrak berakhir pada hari ke-14. Pengambilan darah
dilakukan untuk mengukur kadar glukosa darah tikus. Pengambilan darah dilakukan dengan memotong sedikit ujung ekor tikus. Sebelum
dipotong ekornya, tikus dibius menggunakan larutan ether sampai tidak sadarkan diri untuk mengurangi rasa sakit saat dipotong ujung ekornya.
Darah yang keluar diteteskan pada strip pengukur glukosa darah dan diukur dengan glukometer.
3.4.7.2 Berat Badan Tikus
Untuk mendapatkan hasil perbandingan berat badan tikus sebelum dan sesudah diberikan ekstrak, maka setelah tikus dinyatakan DM, berat
badan tikus awal diukur. Pengukuran berat badan tikus dilakukan setiap hari sejak diberikan ekstrak daun yakon selama 14 hari di laboratorium
Animal house.
3.4.7.3 Kolesterol Darah Tikus
Setelah mendapatkan data berat badan dan glukosa darah tikus selama 14 hari pemberian ekstrak, selanjutnya tikus akan disacrificed
dengan cara dianastesi terlebih dahulu menggunakan larutan ether sampai mati. Setelah mati tikus dibedah dan akan dilakukan
pengambilan darah tikus dari vena cava inferior jantung, sebanyak 3cc. Darah yang diambil dimasukan dalam tabung EDTA untuk selanjutnya
dilakukan sentrifugasi di laboratorium Biokimia. Sentrifugasi dilakukan selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Plasma yang didapat