13
berfungsi sebagai faktor transkripsi yang mengaktifasi gen yang terlibat lipogenesis di liver. Peningkatan protein kolesterol ester transferase dan
hepatic lipase akan mengakibatkan terjadinya peningkatan very low density lipoprotein VLDL yang selanjutnya menjadi small dense LDL.
Dengan meningkatnya kadal VLDL, maka katabolisme HDL juga meningkat, sehingga HDL menjadi rendah. Beberapa mekanisme diatas
menjelaskan rendahnya HDL, tingginya TG, dan small dense LDL pada DM tipe 2.
1
2.1.6 Komplikasi DM
Jika tidak dikelola dengan baik, maka DM akan menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi baik yang bersifat akut maupun kronik.
Komplikasi DM dapat dibagi dalam 2 kategori mayor, yaitu : 1 komplikasi metabolit akut, dan 2 komplikasi vaskular jangka panjang.
2,7
Komplikasi metabolit akut pada DM disebabkan oleh adanya perubahan yang relatif akut dari kadar glukosa darah. Komplikasi
metabolit akut pada DM antaralain :
7
Ketoasidosis diabetik KAD, komplikasi akut paling serius pada
pasien DM tipe 1. Pada KAD, kadar insulin plasma sangat menurun, terjadi hiperglikemia dan glukosuria berat, penurunan lipogenesis,
peningkatan lipolisis dan peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan benda keton yang mengakibatkan ketosis
ketonuria dan ketonemia. Pada keadaan ini pasien DM dapat mengalami dehidrasi dan kekurangan elektrolit yang dapat
menyebabkan hipotensi dan syok, bahkan mengalami koma.
Status hiperglikemi hiperosmolar koma nonketotik HHNK, biasa terjadi pada DM tipe 2. Akibat defisiensi insulin relatif, muncul
hiperglikemia kadar glukosa 600mgdl tanpa ketosis dan dapat menyebabkan dehidrasi berat dan penurunan kesadaran pada pasien.
Hipoglikemia. Jika serangan hipoglikemik berlangsung lama maka
akan menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan mengalami kematian.
14
Komplikasi vaskular kronik dapat menimbulkan makroangiopati dan mikroangiopati.
Komplikasi makroangiopati
meliputi kelainan
kardiovaskuler, kelainan serebrovaskuler, dan kelainan pembuluh darah.
2
Makroangiopati memiliki gambaran histologi berupa aterosklerosis. Gangguan biokimia akibat insufisiensi insulin dapat menyebabkan
beberapa gangguan, antara lain penimbunan sorbitol dalam intima vaskuler, hiperlipoproteinemia, dan kelainan pembentukan darah.
Makroangiopati dapat menyebabkan penyumbatan vaskuler. Jika mengenai arteri perifer maka akan menyebabkan insufisiensi vaskular
perifer disertai claudicatio intermitten dan gangren pada ekstremitas, serta stroke. Jika mengenai arteri koronaria dan aorta maka akan menyebabkan
terjadinya angina dan infark miokardium.
7
Mikroangiopati melibatkan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina retinopati dibaetik, glomerulus ginjal
nefropati diabetik, saraf perifer neuropati diabetik, otot-otot serta kulit.
2,7
Pada retinopati diabetik proliferatif, sel perisit menghilang dan terjadi pembentukan mikroaneurisma. Selain itu, terjadi pula hambatan
aliran pembuluh darah yang akan menghambat kapiler. Semua kelainan tersebut akan menyebabkan kelainan mikrovaskular yaitu lokus iskemik
dan hipoksia lokal. Sel retina merespon dengan meningkatkan ekspresi faktor pertumbuhan endotel vaskular Vascular Endothelial Growth
Factor yang akan memacu terjadinya neovaskularisasi pembuluh darah.
1
Hal ini dapat mengakibatkan kebutaan.
7
Pada nefropati diabetik, tekanan glomerular meningkat disertai peningkatan matriks intraselular sehingga menyebabkan terjadinya
penebalan membran basal, ekspansi mesangial, dan hipertrofi glomerular. Hal ini akan menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang menyebabkan
terjadinya glomerulosklerosis.
1
Neuropati diabetik dan katarak disebabkan oleh adanya gangguan pada jalur poliol, dimana terjadi perubahan glukosa menjadi sorbitol dan
fruktosa akibat kekurangan insulin. Penimbunan sorbitol dalam lensa akan